60.

11K 269 7
                                    

Jadwal up ku maju kawan. Niatnya si besok biar bisa langsung up tapi ternyata jadwal dinas ku diganti, jadi aku bisa nulis dan up malam ini meskipun enggak doubel up.
Enggak apa-apa ya 🙏

Happy reading
Jangan lupa VOTE & COMENT. Ramaikan kolom coment ❤
.

Aku melihat Moza yang sedang tertidur lelap. Dia sangat cantik bahkan disaat kondisi wajahnya pucat seperti ini.

Aku mengelus pipi lembutnya dan menciumi keningnya berkali-kali. "Aku enggak bisa bayangin kalau anak kita cewek cantiknya kayak apa. Ibunya aja cantik begini "

"Yang jelas enggak cantik kayak kamu" Jawabnya dengan menutup mata. Aku kira Moza masih terlelap dalam tidurnya tapi ternyata dia bangun.

"Kalau kayak aku mah ganteng dong Baby. Besok kita planning anak kembar yuk. Kalau bisa cowok semua." Pintaku memandang Moza dan membayangkan kalau itu memang terjadi sesungguhnya aku pasti sangat bahagia.

Moza bangun perlahan dan bersandar pada bahu ku. "Emang dikata kamu hamil anak kembar enggak berat apa Yang ?".

"Aku bantuin kok Baby. Janji deh." aku mengangkat dua jari kepadanya.

"Sinting !! Mana bisa hamil dibantuin, kamu mah aneh bin ajaib. Kamu aja yang hamil." Moza mencubit hidung bangirku.

"Bisa Baby. Kalau kamu capek jalan aku gendong. "

"Bodoh! Kalau digendong ya perutnya ke tekan lah Sayang. Udah ah nghayal aja kamu. Sayang aku pingin salad berry." Pinta Moza yang bermanja kepadaku dan memeluk tubuhku.

"Kamu ngidam? Jangan bilang kalau kamu hamil dan itu anak aku ?" Aku menghadap Moza menggengam tangan mungilnya dan mengelus-elus perutnya.

"ADIT ! SINTING beneran ya kamu! Aku lagi haid mana mungkin aku hamil. Kamu si kebanyakan nghayal aku hamil. Namanya orang sakit tuh pinginnya macem-macem. Udah ah enggak jadi malas aku sama kamu. " Moza menarik kembali selimutnya dan memunggungi diriku.

Aku heran dengan Moza, kalau dia sedang sakit mudah kesal banget dia. Padahal kalau aku didekati Rista dia masih bisa santai-santai saja. Aku jadi membayangkan kalau kelak dia hamil apa dia bisa menjadi monster. Entahlah, tapi aku akan semakin cinta kepadanya. Mau anak kembar, anak satu, jenis kelamin perempuan atau laki-laki aku tidak peduli yang terpenting anak ku dan Moza istriku sehat. Imajinasi ku terlalu jauh, pantas saja Moza menyebutku sinting.

Aku ditingal sendirian oleh Moza karena dia kembali menarik selimut dan tidur. Aku senang karena kondisinya sudah membaik dari sebelumnya. Cepat sembuh juga ya Moza, syukurlah. Dia ternyata memiliki antibodi yang sangat baik atau mungkin karena yang merawatnya aku. Aku hanya berkutik dengan handphone sambil menunggu Moza bangun lagi. Handphone ku bergetar tanda pesan masuk.

Sani-

'Bos, malam ini ada janji sama klien dari Jakarta. Pak Windu namanya. Beliau minta pertemuanya di kafe karena beliau tidak suka perbincangan di tempat yang seriusm tempatnya di kafe daerah Jl. kaliurang jam 7 ya Bos.'

Ternyata pesan dari Sani. Aku harus menemui Pak Windu karena beliau klien yang sudah lama bekerja sama dengan perusahaan Tama Model miliku dan beliau seorang investor yang menanam saham banyak di perusahaan ku. Aku merasa khawatir jika aku meninggalkan Moza sendirian di apartement tapi jika aku mengajaknya sangat tidak mungkin karena kondisi dia yang belum sembuh total. Aku meminta ijin kepadanya kalau aku akan menemui klien di luar dan hasilnya Moza kekeh untuk ikut. Mau tidak mau akhirnya aku mengajak Moza juga dalam pertemuan dengan klien malam ini.

"Baby. Kamu beneran hamil kan. Jujur deh !" Gertak ku kepada Moza memandang tajam iris mata cokelat tua miliknya.

"ADIT !!! DI BILANGIN ENGGAK JUGA !!!!" Teriak Moza di telingaku yang sangat terdengar melengking membuat ku reflek menutup telinga.

Siapa tau kan Moza hamil karena perbuatan ku sewaktu di Bali, tapi kalau dipikir lagi jaraknya sangat jauh. Aku bermain dengannya sudah lama tapi kenapa hasilnya baru sekarang. Aku ada ide untuk mendapat kejelasanya. Tunggu saja Moza aku akan tahu kamu beneran hamil atau memang kamu sakit maag.

Melakukan perdebatan antara Moza hamil atau tidak itu aku jamin membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Pembahasannya bisa sampai besok pagi. Jadi aku putuskan untuk tidak melakukannya dan bersiap-siap untuk pergi menemui Klien. Saat ini sudah tepat jam 7 malam aku sudah siap dengan Moza untuk pergi keluar. Jalanan di kota Jogjakarta malam ini cukup padat, meskipun ini bukanlah malam minggu tapi suasana jogja selalu menarik perhatian sehingga banyak wisatawan untuk datang bahkan penduduk aslinya pun tergiur untuk menikmati keindahan malam kota jogja ini. Butuh waktu 45 menit dari apartement ku menuju Jl. kaliurang.

Akhirnya aku sudah sampai di tempat tujuan dan mencari keberadaan Pak Windu bersama asistennya. Aku sudah mendapatkan posisinya dan bertemu dengannya.

"Malam Pak Windu. Senang kita bisa bertemu saat ini." Sapaku berbata tangan kepadanya dan menebar senyum manis  anadalan ku.

"Ya Nak Adit. Oya, maaf gadis disebelah kamu cantik sekali. Apa gadis ini kekasih mu?". Tanya Pak Windu memperhatikan Moza.

"Gadis ini calon istri saya Pak Windu. Kita akan menikah dalam waktu dekat." Jelasku 

"Saya Moza Pak Windu. Salam kenal. " Sapa Moza dan bersalaman dengan Pak Windu.

"Nama yang cantik sesuai wajahnya. Oh ya bukannya Nak Moza yang ada di majalah itu kan. Apa Nak Moza jadi model juga di perusahaan kita Nak Adit?".

"Iya Pak. Kalau yang jadi model pacarnya sendiri kan gratis hehehe. Lumayan bisa irit anggaran." Balasku bercanda yang mendapat cubitan dari Moza karena malu.

Setelah acara berkenalan aku dan Pak Windu membahas soal pekerjaan dan Moza ada disampingku. Meski dia selalu menyandarkan tubuhnya pada sofa tapi dia tetap setia dan kooperatif dengan selalu diam tidak mengganggu ku.  Kurang lebih 1 jam lamanya aku berbicara mengenai pekerjaan dengan Pak Windu akhirnya selesai dan beliau pamit pulang ke hotel. Kini tinggalah aku dan Moza. Aku tersenyum dan menciumi keningnya bahkan sesekali mencium bibirnya, namun tidak ada balasan atau pemberontakan. Moza tidak membalas ciuman ku dia hanya tersenyum dan masih menyederkan tubuhnya di sofa.

Moza sepertinya merasa lemas dan mengantuk dan dia merengek minta segera pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Moza sepertinya merasa lemas dan mengantuk dan dia merengek minta segera pulang. Akhirnya aku pun mengiyakan kemauannya daripada terjadi hal buruk kepadanya. Sebelum pulang kerumah, aku berinisiatif mampir ke apotek hanya untuk membeli sesuatu. Sesampainya di apartement aku akan menyuruh Moza menggunakannya.

Setibanya di parkir apartement aku melihat Moza yang lelap tertidur didalam mobil. Terlihat sangat letih Moza hari ini, mungkin karena faktor kesehatanya. Aku tidak tega membangunkannya jadi aku memutuskan untuk menggendongnya saja sampai kedalam kamar. Akhirnya sampai juga kedalam kamar. Aku menarik selimut untuk menghangatkan tubuhnya kemudian aku bergegas ke kamar mandi sekedar mengguyur kembali tubuh ku dengan air dingin. Selesai mandi aku tidur dan memeluk Moza pastinya hal yang tidak pernah aku lupakan yaitu mencium keningnya. "I Love You Moza. I Love you."

******
Jam weker ku berbunyi tepat pada jam 5 pagi. Aku bangun untuk mematikan bunyi berisik itu. Ini terlalu pagi  untuk bangun dan mandi. Aku tidak biasa bangun sepagi ini. Aku berniat memeluk Moza tapi sayangnya dia tidak ada disampingku saat ini. Sepertinya Moza sudah bangun.

" ADIT !!!". Panggil Moza dengan berteriak mengejutkan ku. Aku yang mendengar Moza berteriak memanggilku segera aku menemuinya di kamar mandi.

"Kamu kenapa Baby?". Tanya ku panik

"Liat ini !". Moza menunjukan aku sesuatu yang berhasil membuat ku melongo karena ulahnya.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang