Tubuhku merasa sangat letih dan sakit terutama di bagian kewanitaan ku mungkin karena efek permainan semalam dengan Adit. Aku tidak menyangka kalau aku bisa melakukan hal semacam ini. Menyesal pastinya tapi sedikit. Aku lebih merasa bahagia dan merasa lega karena sudah mengungkapkan perasaan ku kepada Adit kalau aku mencintainya.
"Baby.." Adit menggeliat membuka mata menatapku, namun dia masih memeluk erat tubuhku.
"Apa?". Jawabku.
"Maaf ya yang semalam. Kamu jadi enggak virgin lagi."
"Udah terlanjur yaudah mau diapain lagi. Masak iya mau di lem biar rapet. Sana gih mandi Dit, bau asem!". Aku melepaskan pelukannya dan bangun dari posisi tidurku.
"Asem juga enak kan hahaha. Baby, aku enggak nyangka loh kalau kamu tuh masih virgin dan yang pertama jebolinnya itu aku." Ucapnya dengan menciumi punggungku.
"Ahh geli. Eh biar dikata gue cewek badung suka clubbing sama minum gue masih virgin yes." Bangun meninggalkan dia untuk masuk ke dalam kamar mandi.
Adit menarik tubuhku sehingga kembali roboh ke bed. " Tapi sekarang udah enggak virgin lagi."
Menyebalkan memang Adit. Aku mendorongnya hingga dia jatuh ke bed dan berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan peluh keringat karena semalam.
"Baby, jangan bikin junior aku on karena liat kamu ke kamar mandi telanjang bulet gitu !!!." Seru Adit yang melihat diriku berjalan tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhku. Percuma juga aku tutupi toh dia sudah melihat semua bahkan lebih tepatnya merasakan setiap inci tubuhku.
Selesai mandi dan sarapan pagi aku akan kembali ke hotel tempat dimana sekolah ku menginap. Aku tidak ingin Pak Andra curiga akan kepergian ku yang secara diam-diam. Untung saja Meyka sangat berbaik hati menjaga rahasia dan bekerja sama dengan ku dalam hal ini. Semoga tuhan membalas kebaikan hatinya.
Tidak terlalu jauh jarak hotel tempatku menginap bersama Adit sehingga aku dengan cepat tiba di hotel tempat rombongan sekolah berada.
Aku melihat kondisi leher ku di cermin sebelum turun dari mobil. "Dit. Mau ditutupin pake apaan ini leher. Merah semua gini. Malu bego kalau ketahuan."
"Biarin aja Baby, biar semua orang tahu kalau kamu habis happy sama aku." Adit menyeringaikan senyumannya.
"Gigi lu bunder. Ketahuan guru di drop out gue." Aku mengambil syal dari dalam tasku. Untung saja ada benda ini jadi leherku bisa terselamatkan dari kicauan mulut di luar sana.
Aku turun dari mobil dan langsung masuk kedalam kamar. Kondisi sangat mendukung pagi ini. Lorong kamar masih terlihat sepi dari lalu lalang siswa jadi aku tidak ketahuan kalau semalam aku kabur bersama Adit.
Meyka yang sejak semalam selalu merasa was-was selama aku pergi kini bisa bernapas lega. Dia semalam terpaksa harus berbohong kepada Pak Andra ketika mengabsen kamar ku, Meyka bilang kalau aku sedang keluar ke minimarket untuk membeli pembalut dan syukurlah Pak Andra percaya dengan kebohongan ini.
Tepat pukul 09.00 pagi rombongan sekolah ku akan berkunjung ke pantai dream land. Semua siswa bersiap menaiki bus sesuai kelasnya begitu juga dengan ku. Selama perjalanan aku hanya bercanda dengan Meyka. Sesekali Adit datang menghampiriku dan memggodaku tapi aku malas meladeninya. Tubuhku masih terasa lemas, lelah dan aku merasa nyeri di bagian kewanitaan ku membuat sulit untuk berjalan.
Meyka berdiri dan bersiap untuk turun dari bus. " Moza, ayo turun udah nyampe."
"Iya duluan aja Mey, gue mau nyari power bank dulu di tas enggak ini nyelip di cariin enggak ketemu." Aku mengorek-ngorek tas ku.
Meyka pun turun meninggalkan ku yang masih sibuk berkutik dengan tas ku. Hingga akhirnya Adit datang menghampiriku.
"Ayo Baby. ". Ajaknya mengulurkan tangan ke arahku.
"Lu duluan sana nanti gue nyusul." Aku berdiri dengan sangat pelan karena menahan rasa nyeri di area kewanitaan ku.
Adit yang melihat ku kesakitan mendekati ku.
"Aduh. Sakit nyeri banget." Aku mengaduh kesakitan sambil memegangi pahaku.
Adit menggenggam jemariku. "Sorry ya, pasti karena semalem ulah aku. Ayok aku gendong!."
Aku pun mengiyakan untuk mau digendong. Rasa nyeri ini sangat menyiksaku membuat ku sulit untuk berjalan. Sekalipun ku paksa untuk berjalan hasilnya pasti akan terlihat berbeda tidak seperti cara orang berjalan secara normal.
Setelah turun dari bus, Adit menggendong ku selama menikmati pemandangan di pantai ini. Dia sama sekali tidak melepaskan gendongannya. Banyak tatapan sinis yang ku dapat dari para teman perempuan ku disekolah. Mereka mungkin merasa iri atau mereka heran kenapa aku digendong oleh Adit. Adit tidak peduli dengan tatapan mereka yang sinis,menurut dia yang terpenting adalah aku tidak merasa nyeri saat memaksa diriku untuk berjalan.
1 jam sudah berlalu di pantai dream land ini. Semua siswa kembali pada busnya masing-masing. Aku meminta kepada Meyka untuk bertukar tempat duduk dengan Adit. Aku ingin bersamanya kali ini. Meyka pun menurutinya, dia memang mengerti keinginanku.
Selama perjalan ke tempat wisata berikutnya, yaitu ke pantai kuta aku hanya menyenderkan kepala ku pada bahu Adit. Tubuhku sangat lelah dan rasa nyeri ini semakin menyerang. Aku tidak tahu kalau tubuhku selemah ini ketika bermain dengan Adit, tapi mungkin karena baru pertama kali jadi aku merasa sakit yang tak kunjung reda. Adit yang melihat diriku kesakitan merasa sangat khawatir pada keadaan ku.
"Dit. Gue pingin pulang. Percuma study tour gini tapi gue enggak bisa nikmatinya. Ayo pulang!!.' Rengeku dengam menarik-narik tangan Adit.
"Pulang ? Yaudah kalau itu mau kamu. Aku bilang sama Pak Andra dulu ya biar dibolehin." Balasnya.
Adit pergi menghampiri Pak Andra yang berada di bangku barisan depan. Dia meminta ijin kepada beliau dan akhirnya Pak Andra mengabulkan keinginan ku. Aku dan Adit tidak ikut rombongan ke pantai tapi langsung menuju hotel untuk berkemas.
Semua barang sudah dikemas dengan rapih. Tiket pesawat ke Jogja sudah ditangan. Saat ini aku sudah berada di pesawat bersama Adit.
"Baby, emang nyeri banget ya? Perasaan si junior enggak gede-gede banget deh." Ucap Adit mengelus tanganku.
"Nyeri banget lah orang baru pertama seumur hidup gue. Kalau kecil punya gue enggak bakal sakit gini tau!!. Udah ah diem nyeri tauk!!." Bisik ku pelan karena takut terdengar orang lain.
Aku hanya merebahkan diriku ke dalam pelukan Adit dengan merasakan nyeri yang masih bersemayam pada diriku.
'Ayah, maafkan gadis kecilmu ini semoga kamu bisa memaafkan ke khilafan gadis badung mu ini'. Batin ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like You Do
Romance18 +++ Sebuah kisah sederhana dari seorang gadis belia yang karena sifat nakalnya dia harus berpindah ke tempat yang baru. Ditempat yang baru dia tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan dan membuat hari-harinya menjadi sial dan p...