55.

9.5K 257 14
                                    

Hari ini aku emang sengaja tripel up buat gantiin karena kemarin absen dari dunia wattpad dan enggak komunikasi sama kalian.

Sorry ya karena urusannya bener-bener gak bisa ditinggal.

Happy reading ya kawan ku..

Semoga kalian suka sama part terbaru ini .




Hari semakin sore. Kini mentari semakin bergeser ke arah ufuk barat dan bersiap bertukar posisi dengan bulan. Detik demi detik jarum jam terus berdetak. Suasana sunyi masih menyelimuti ruangan ini. Sejak tadi pagi Adit masih saja mengurung dirinya dikamar. Aku selalu mencoba untuk mengetuk pintu nya namun masih tidak ada jawaban. Aku bingung dengan sikapnya. Aku hanya menunggu sampai Adit keluar. Sambil menunggu dirinya keluar, aku beranjak ke ruang dapur untuk menyiapkan hidangan makan malam.
Tepat jam 7 semua sudah siap. Aku kembali memanggil Adit karena ini sudah waktunya makan malam. Aku tidak ingin dia terlambat makan.

"Sayang. Keluar dong. Aku udah nyiapin makan malam." Ujar ku sambil mengetuk pintu. Cukup lama aku menunggu berdiri di depan pintu.

TING TONG...

Suara bel berbunyi. Aku melangkahkan kaki ku untuk membuka pintu. Ku lihat seorang gadis dengan pakaian casual datang berkunjung.

"Hai, Moza ?. Sesuai ucapan ku tadi pagi aku akan kembali lagi disini." Sapanya. Ternyata dia tidak main-main dengan ucapannya tadi pagi. Rista kembali malam ini. Entah lah apa lagi yang akan di perbuatnya.

Aku kembali menutup pintu karena Rista sudah masuk tanpa ku minta. Disaat aku ingin menuju ke kamar Adit sudah ada di ruang dapur dan dia sudah duduk di meja makan menyantap hidangan makan malam. Aku pun duduk disebelahnya. "Sayang. Makannya dikit lagi ya" Ucapku mengambilkan sedikit nasi di piringnya. Namun Adit menolaknya tanpa berkata kepadaku.

Rista tiba-tiba merangkul Adit dan mencium pipi Adit. Pemandangan buruk ini harus aku lihat lagi seperti tadi pagi. Kali ini aku sangat merasa sakit, bagaimana tidak Adit menerima nya dengan santai dan raut wajah datarnya membuat ku semakin perih. Dia sepertinya menikmati ciuman yang diberikan oleh Rista. Aku habis pikir dengan pikiran dan sikap Adit hari ini. Sejak kejadian Endra menelpon ku dia menjadi diam kepada diriku.

Rista dengan sigap membantu Adit menghabiskan makan malamnya dengan menyuapinya, sedangkan aku makan dengan rasa cemburu dan perih dihati. Setelah makan malam selesai, aku membereskan semuanya dan kembali ke ruang kamar untuk mandi. Disaat aku berjalan menuju kesana, Rista menarik ku dan berbicara kepadaku "Kalian lagi marahan ya? Kok dari tadi Adit diem aja sama kamu. Mungkin dia udah bosen sama kamu Za. Mending kamu balik deh. Biar malem ini gue jagain Adit ya."

Aku tidak membalas Rista. Aku lebih baik mempercepat langkahku agar segera sampai di kamar dan menemui Adit. Didalam kamar Adit sedang bermain game, kebiasaan dirinya jika tidak ada kerjaan. Aku merapikan pakaian ku dan memasukannya ke dalam tas. "Aku pulang aja ya. Udah ada Rista yang mau jagain kamu." Ujar ku tanpa memandang ke arah Adit. Dia juga hanya diam tanpa ada balasan darinya. Lebih baik aku pulang saja ke rumah, membiarkan Adit terdiam sendiri disini. Kalau aku disini hatiku semakin perih melihat tingkah laku Rista yang semakin agresif menggodanya.

Langkah demi langkah ku lalui tapi tidak ada pergerakan atau sepatah kata dari Adit untuk mencoba mencegah ku. Saat sampai di pintu kamar Rista yang melihat ku membawa tas dan tahu kalau aku akan pulang tersenyum sinis memandangku kemudian pergi masuk kedalam kamar Adit. Aku tidak tahu apa yang akan dia perbuat, mungkin saja Adit senang dengan kehadiran Rista disini atau bisa saja mereka akan bernostalgia tentang masa dimana mereka berbahagia disaat pacaran dulu.

Ingin rasanya aku menelpon Kak Sandi untuk menjemputku namun aku baru ingat kalau handphoneku sudah rusak tidak berfungsi karena tadi pagi di banting oleh Adit. Maka aku putuskan untuk menunggu taxi yang lewat di daerah ini. Sudah setengah jam aku menunggu taxi yang lewat tapi belum juga hadir, padahal disini kan area ramai. Aku masih saja berdiam diri untuk menunggu taxi lewat dan akhirnya yang ku tunggu datang juga. Segera aku langsung masuk dan berjalan menuju kerumah meninggalkan Adit bersama Rista. Perasaan ku sangatlah tidak tenang. Malam ini tunangan ku tinggal bersama mantan kekasihnya yang masih saja mengejar cintanya dan berharap dia kembali dalam pelukannya. Tapi aku mencoba berpikir positif dan percaya kalau Adit tidak akan bisa tergoda dengan Rista.

1 jam sudah ku tempuh dari apartement menuju kerumah akhirnya aku sampai. Aku menuju ke lantai 2 untuk memasuki kamar ku yang sudah 3 hari aku tinggal karena harus menginap di apartement Adit. Kak Sandi yang melihat ku pulang datang menghampiriku. "Moza, kok kamu pulang? Adit enggak apa-apa sendirian?". Tanyanya.

"Dia udah gede kak. Enggak bakal mati juga kok kalau Moza tinggal. Lagian dia udah Moza tinggalin banyak makanan jadi dia enggak bakal kena wabah kelaparan karena enggak makan." Jawabku dengan lelah. Aku terpaksa berbohong dengan Kak Sandi karena aku tidak mungkin berkata jujur kepadanya.

"Yaudah kamu tidur gih besok kan sekolah." Pinta Kak Sandi dan dia memberi pelukan hangat kepadaku sebelum tidur. Tidak seperti biasanya dia memeluku. Mungkin Kak Sandi merasa kalau aku saat ini butuh pelukan untuk menenangkan hatiku yang terasa perih dan jiwaku yang panas karena terbakar api cemburu.

Setelah Kak Sandi keluar dari kamar, aku mencoba memejamkan mata ku namun tidak bisa. Hatiku merasa tidak tenang. Aku takut sesuatu terjadi dengan Adit. Aku kepikiran kalau Adit akan bersenang-senang malam ini bersama Rista. Semua pikiran buruk memenuhi kepalaku.

********
"Mozaaa !!!". Teriakan kencang dari Kak Sandi membangunkan ku. Aku merasakan pusing yang teramat. Kepalaku seakan terus berputar. Ku lirik jam weker yang bertengger di atas nakasku.

"Mati gue. Udah jam 7 kurang 5 menit. Telat deh gue !!". Aku mengibaskan selimutku dan berlari menuju kamar mandi. Menggosok gigi dan cuci muka, hanya itu yang aku lakukan. Jika aku harus mandi itu bisa membuat diriku sangat terlambat sekolah.

Ku kenakan seragam ku dan menuruni tangga menghampiri Kak Sandi yang sedang sarapan. "Kak ayo buruan anterin Moza. Udah telat nih." Ajak ku dengan terus menarik-narik tangan Kak Sandi agar dia cepat menghabiskan sarapannya.

Syukurlah Kak Sandi mau mengantarku. Di perjalanan tidak terlalu macet sehingga aku bisa segera sampai di sekolah dalam waktu 15 menit, tapi tetap saja aku sudah terlambat. Pintu gerbang depan pasti sudah tertutup rapat. Hanya 1 pilihan ku yaitu gerbang belakang sekolah. Aku langsung berlari menuju kesana dan mengambil ancang-ancang dan lompatan ku berhasil. Dengan sekuat tenaga aku berlari menuju kelas. Semoga saja pelajaran pertama belum mulai. Ku atur napas ku sebelum mengetuk pintu. Baru saja aku akan melayangkan tangan ku untk mengetuk pintu tiba-tiba dari arah kanan ku ada seseorang memanggilku.

"Moza !". Panggilnya.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang