Aku merasa perasaan ku tidak enak semenjak kedatangan Endra di sini. Semoga saja dia tidak berlama-lama disini. Adit hanya bersikap biasa kepadanya, aku tidak tahu Adit merasakan hal yang sama atau tidak pada diriku. Aku pergi ke dapur untuk membuatkan lemon tea hangat untuk Adit dan segelas cappucino untuk Endra.
Aku mendengar handphone ku berdering. Ku lihat di layar handphone tertera nama Dini, dia adalah fotografer di majalah Gadis tempat ku menjadi model. Dia bilang kalau besok akan ada pemotretan jam 5 sore. Tentunya aku harus datang karena memang itu sudah kontrak kerjaku. Aku memberitahu Adit tentang semua ini.
"Maaf ya Baby, aku enggak bisa nemenin kamu."Ucap Adit membelai pipiku.
"Biar gue aja yang nemenin Moza Dit. Lagian gue selow kok enggak ada kegiatan apa-apa." Balas Endra dengan sigap dan melihat ku dengan tatapan menggoda.
Aku hanya berharap Adit tidak memperbolehkan Endra untuk menemaniku. Aku menatap Adit dengan tajam semoga dia peka akan kode dariku.
"Yaudah gue titip Moza ya. Jangan sampai dia lecet. Lu enggak boleh deket-deket sama dia. Lu harus jaga jarak dari dia. Awas lu Ndra macem-macem!!". Ucap adit. Aku langsung kesal dengan Adit karena dia berkata seperti itu. Bodoh sekali dia, malah menyuruh Endra untuk menemaniku besok. Kemudian Adit menatap ku dan mencium keningku.
Sudah 1 jam Endra disini, akhirnya dia pergi juga. Aku benar-benar merasa risih dibuatnya. Beraninya dia mencuri pandang dengan ku di sela-sela Adit tidak ada didekatku. Tak terasa sudah jam 9 malam. Kini waktunya untuk istirahat. Aku membersihkan tempat tidur kemudian membersihkan diri sebelum tidur. Rutinitas sebelum tidur, Adit pasti mencium keningku. Tentunya aku tidak menolak karena dialah yang menciumku. Perlahan mataku tertutup dan berharap mimpi indah di dalam pelukan Adit.
Fajar menyambutku dengan kehangatan yang masuk melalui celah jendela yang kubuka. Sarapan sudah siap. Saatnya untuk Adit sarapan. Sebelum aku pergi sekolah Adit sudah rapi dan berganti pakaian. Tentunya dia dibantu oleh ku. Pagi ini aku berangkat sendiri. Itu membuat ku lebih nyaman daripada harus merepotkan orang lain. Kalau meminta Kak Sandi menjemputku itu terlalu merepotkan karena jarak dari rumah ke apartemen Adit cukup jauh dan pastinya dia bisa terlambat masuk kantor.
Sesampainya di sekolah, belum juga aku masuk ke dalam kelas aku langsung dipanggil oleh Nisa. Dia menanyakan bagaimana keadaan Adit sekarang. Nisa terakhir bertemu dengan Adit 3 hari yang lalu ketika dia masih di rawat di rumah sakit. Sambil berjalan menuju kelas aku berbincang dengan Nisa. Hingga seseorang menabrak ku. "ADUH!!." Ucapku.
"Sorry aku enggak sengaja Moza."
Aku bangun dari lantai karena begitu kencangnya tabrakan darinya hingga membuatku tersungkur dilantai. "Hah Bayu?. Lu udah keluar dari rumah sakit?".
"Iya aku udah keluar dari rumah sakit. Lu kok makin tambah cantik aja si Za." Ucap Bayu dengan mencoba membelai pipiku.
PLAK !.
"Kampret lu Bay. Masih berani lu macem-macem sama gue". Aku menampar Bayu yang masih saja kurang ajar kepadaku.
Bayu tertawa dengan tingkah ku yang menamparnya. "Enggak ada Adit ini. Gue bebas deketin lu Za. Seminggu eggak ketemu lu makin sexy ya."
"Kurang ajar Lu !". Aku malas meladeni Bayu jadi aku menarik Nisa agar lebih cepat sampai ke kelas. Sehari Adit tidak masuk sekolah kesialan ku sudah muncul. Aku berharap semoga Adit secepatnya sembuh sehingga aku bisa terbebas dari iblis berparas Bayu.
Selama pelajaran sekolah hanpdhone ku terus saja berdering. Ku lihat ada 7 pesan baru. Ku buka pesan dari Adit.
'Selama enggak ada aku di sekolah, kalau ada yang macem-macem sama kamu bilang sama aku ya. Aku pasti kesana!'. Aku membaca pesan dari Adit dan hanya tertawa sekilas. Bagaimana dia bisa membela diriku sedangkan dia berjalan saja sulit. Ada-ada saja tingkah laku Adit.
Masih ada 6 pesan lainnya. Aku melihat ada nomor baru dan aku tidak tahu itu milik siapa. Ku buka saja pesan satu demi satu.
'Jangan telat makan ya.'
'Pelajaran apa Za?'
'Kamu cantik deh. Aku seneng kalau punya pacar cantik kaya kamu.'
'Moza. Cepet ya pulang. Aku enggak sabar ketemu kamu.'
'Moza. Kamu cantik'
'Ini aku Endra. Aku suka deh liatin kamu.'
Ternyata 6 pesan itu dari Endra sepupu Adit. Tahu darimana dia nomor ku. Akan aku habisi orang yang memberikan ku nomor kepadanya. Sungguh menyebalkan dia. Aku harus menjaga jarak dengannya.
Waktu di sekolah terasa sangat cepat berjalan. Kini saatnya aku untuk pulang namun aku akan mampir ke rumah ku untuk mengambil beberapa pakaian karena aku akan menginap lagi di apartement untuk merawat Adit. Semua bawaanku sudah beres aku kembali ke apartement sebelum pergi ke majalah Gadis untuk melakukan pemotretan. Aku memasuki apartement dengan pasword yang sudah ku hafal tentu saja aku hafal karena pasword ini merupakan tanggal ulang tahunku.
"Sayang aku bawain kamu makan. Makan yuk!". Aku membangunkan Adit yang sedang terlelap tidur di ranjang.
Cup cup cup
"I Miss You Baby." Adit mencium habis bibir, kening dan kedua pipi ku. Diratakannya semua wajah ku oleh ciumannya. Bukannya bangun dan membuka mata dia malah menghujani diriku dengan puluhan ciumannya yang tidak ada hentinya.
"Yang,, udah ih. Nyosor mulu !". Gertak ku dengan menjahkan wajah ku dari rangkulannya.
"Vitamin tau, biar aku cepet sembuh. Gimana Baby disekolah?" Tanyanya dengan merebahkan kepalanya dipangkuanku.
Aku mengelus lembut pucuk kepalanya. "Tadi aku ketemu Bayu dia udah balik sekolah lagi. Oya Sayang, aku ke redaksi nya sendiri aja ya enggak usah sama Endra."
"Masih hidup ya si Bayu. Tadinya aku bikin mati aja sekalian. Aku khawatir kalau kamu sendiri Baby. Kalau Endra macem-macem tonjok aja ya. Aku percaya sama kamu kalau seberapa besar godaan yang di tunjukin Endra enggak bakal ngruntuhin pertahan kamu. Makannya aku santai aja." Balas Adit santai menatapku.
"Aku sendiri aja ya. Enggak nyaman sama Endra Yang. Dia tuh kayaknya suka deh sama aku." Jawabku.
"Aku tahu. Tapi anggap aja dia bodyguard kamu yang aku sewa secara khusus buat jagain kamu." Balas Adit. Sebegitu percayanya dia dengan diriku. Adit ternyata tahu kalau Endra ada rasa dengan ku. Aku pikir Adit tidak peka tapi ternyata dia juga menyadari hal itu tanpa ku beritahu.
Setelah obrolan mengenai Endra akhirnya aku menyiapkan makanan untuk Adit. Sebelum aku pergi meninggalkannya Adit harus sudah dalam keadaan kenyang dan nyaman. Aku akan lama meninggalkannya di apartement sendirian. Semoga saja tidak terjadi hal buruk selama aku pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like You Do
Romance18 +++ Sebuah kisah sederhana dari seorang gadis belia yang karena sifat nakalnya dia harus berpindah ke tempat yang baru. Ditempat yang baru dia tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan dan membuat hari-harinya menjadi sial dan p...