33.

12.9K 359 6
                                    

MOZA POV.

Setelah mendengar penjelasan dari Adit mengenai masa lalunya aku merasa ikut bersedih dan kecewa. Seseorang yang kita cintai berselingkuh di belakang kita dan dengan mata kepala kita sendiri melihat orang yang kita cintai bersetubuh dengan selingkuhanya. Itu sangatlah sakit dirasa.

Sepanjang Adit bercerita, aku melihat dari sorot matanya yang memancarkan rasa kecewa yang begitu dalam, namun aku juga melihat bagaimana dia sangat mencintai Rista kekasihnya disaat itu. Dari cerita masa lalu nya, aku menjadi lebih mengerti karakter Adit. Dia seorang pria yang apabila sudah mencintai seorang gadis dia akan mencintai dengan sangat tulus dan bahkan dia bersedia memberikan segalannya kepada gadis itu.

Saat ini aku beruntung karena mendapatkan cinta dari seorang Aditya Tama Hermawan. Aku berjanji akan menjaga hubungan ini agar selalu berjalan dengan baik. Didalam suatu hubungan aku yakin pasti suatu saat akan ada ujiannya tapi aku akan tetap akan bertahan sekuat jiwa dan raga untuk selalu bersamanya.

Tidak terasa jam sudah menunjukan pukul 7 malam. Aku dan Adit bersiap untuk pulang ke apartement. Di pejalanan aku menatap dalam wajah Adit yang berfokus mengemudikan mobil ini. Dia pria yang begitu kuat dan mandiri, bertanggung jawab akan segala apa yang ada di kehidupannya. Aku tidak menyangka di balik semua itu dia pernah merasakan rasa sakit yang begitu dalam dan malam ini dia sungguh terlihat rapuh.

Akhirnya aku sudah sampai di apartement. Adit yang terlihat lelah langsung merebahkan tubuhnya pada sofa di ruang tengah ini.

Aku pun menghampirinya. " Sayang, aku buatin lemon tea hangat ya?"

"Enggak usah Baby. Aku mau mandi aja." Adit mencium keningku dan berlalu menuju kamar mandi.

Sambil menunggu Adit selesai mandi, aku pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam untuknya. Hanya hidangan sederhana namun penuh dengan rasa cinta. Tak begitu lama Adit datang ke ruang makan. Dia duduk dan tersenyum mencium bau harum masakan ku. Aku pun menyiapkan makan untuknya. Selama kegiatan makan aku melihat Adit yang sudah kembali pada dirinya, dia terlihat bahagia kembali tidak seperti tadi. Mungkin tadi dia terpengaruh dengan kejadian masa lalunya.

Selesai makan malam, Adit membereskan meja makan sedangkan aku bergegas untuk mandi. Selama aku tinggal bersama dengannya, aku selalu berbagi tugas. Jika aku memasak Adit lah yang akan membereskan meja makan selesai sarapan atau makan malam dan bahkan sebaliknya.

Tubuhkuh sudah terasa segar karena guyuran air dingin ketika mandi. Saatnya bersiap untuk tidur mengistirahatkan tubuh dan pikiran. Aku melihat Adit sedang berkutik dengan laptop nya, sepertinya dia sedang memeriksa pekerjaannya.

Aku mendekat dan memberikan segelas susu cokelat kepadanya. "Enggak bisa dilanjutin besok ya?".

"Besok pagi harus sudah siap semuanya Baby, jadi malam ini udah harus selesai. Kamu tidur aja duluan."

"Yaudah." Aku berlalu ke sofa dekat dengan meja kerja Adit. Aku hanya akan merebahkan tubuhku tidak untuk memejamkan mata meninggalkan dia bekerja sendiri. Aku akan menunggunya selesai berkutik dengan pekerjaannya.

Jam dinding mengarahkan jarum pendeknya pada angka 11 malam. Aku masih berjaga sampai saat ini, meskipun sebenarnya aku sudah sangat merasa ngantuk. Adit yang melihat ku selalu menguap akhirnya menghentikan kegiatannya dan menghampiriku.

"Ayo pindah ke bed, nanti pagi badan kamu sakit semua tidur disini Baby." Adit menggendong ku yang sudah terkapar lemas.

Aku hanya mengangguk lemas di hadapannya, benar-benar sudah sangat mengantuk mata ku ini. Adit merebahkan tubuhku dengan sangat hati-hati.

"Baby." Panggilnya.

"Iya Sayang. Kenapa?". Jawab ku memandang ke arahnya.

"Nikah yuk!".

"Hah?? Kamu kesambet apaan si yang?". Aku langsung terbangun dari tidur ku mendengar ucapan Adit barusan.

"Kesambet kamu. Mau ya ya ya ??" Adit memasang tampang memelas dan menggenggam jemari ku.

Aku memandangnya dalam, mencoba mencari keseriusan di dalam tatapan matanya. "Kalau enggak mau?".

"Aku kelitikin kamu" Adit mengelitiki tubuhku hingga aku kegelian.

Aku menjauhkan tangan Adit yang sedari tadi mengelitiki ku. " Ah udah udah yang. Geli tau!."

"Jadi?". Adit mendekatkan wajahnya kepadaku menunggu jawaban dariku.

"Ya. Aku mau tapi tidak untuk waktu dekat ini." Aku dengan mantap menjawab iya atas ajakan menikah dari Adit. Aku sudah merasa yakin kepadanya dan dia juga sudah dikenal oleh keluarga ku, Kak Sandi bahkan Ayah pasti mengenalnya jadi tidak terlalu sulit untuk menggabungkan kedua keluarga ini.

"Terima Kasih Baby. Kalau gitu aku harus bekerja lebih keras buat modal kita nikah ya hahah."  Di ciumnya keningku dan dipeluk erat tubuhku.

Aku hanya tersenyum bahagia melihat tingkah laku konyol dari Adit. Tanpa perlu dia bekerja keras, dia sudah mampu membuatkan aku pesta yang mewah dalam 7 hari berturut-turut. Keluarga Hermawan merupakan keluarga dari kalangan konglomerat yang katanya harta mereka tidak akan habis 7 turunan. Meskipun mereka orang kaya dan terpandang tapi mereka adalah keluarga yang menjunjung tinggi kesederhanaan, mereka tidak suka memperlihatkan kekayaan dan kekuasaannya di muka umum, seperti halnya Adit. Dia penguasaha muda yang sukses dan memiliki segalanya tapi dia begitu sederhana. Aku adalah gadis yang beruntung mendapatkan cinta yang tulus darinya.

*******

Hari ini adalah hari kamis. Hari paling menyebalkan karena dihari ini isi tas ku terasa berat dengan banyaknya jumlah buku yang ku bawa. Jadwal pulang sekolah pun sampai sore dan itu sangat melelahkan. Aku menoleh ke sampingku dan Adit tidak ada. Mungkin dia sudah bangun dulu.

Aku pun bergegas masuk kekamar mandi karena saat ini sudah jam 5 pagi. Aku merasa ada perubahan dalam diriku setelah mengenal Adit. Aku menjadi gadis yang betah berdiam diri di rumah terutama pada malam hari, aku sudah bisa untuk bangun pagi dan lebih bersikap dewasa sekarang. Semua karena Adit, dia lah yang membuatku seperti ini.

Setelah mandi, aku menuju ke pantry dan melihat Adit sedang menyiapkan sarapan untuk kami berdua.

"Good morning, Baby". Sapanya dengan senyum manisnya.

"Morning. Yang kamu enggak sekolah?" Aku duduk di kursi meja makan meminum segelas cokelat panas buatan Adit.

"Aku ada urusan kerjaan Baby, jadi aku ijin enggak masuk sekolah. Nanti abis aku anter kamu ke sekolah aku langsung ke kantor ya Baby." Adit mengusap pucuk kepala ku dengan lembut. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

Ting.

Handphone ku berbunyi, ada 1 pesan masuk.

'Morning Moza cantik. Aku jemput ya biar kamu enggak telat ke sekolah. Nanti sekalian kita sarapan bareng.'

Aku membaca sekilas isi pesan itu dan langsung menunjukan pesan itu kepada Adit.

"Bayu ngirim pesan." Aku memberikan handphone ku kepadanya. Adit membacanya dan dia langsung menunjukan raut wajah kesal nya.

Aku merasa tidak enak pagi-pagi sudah membuat Adit kesal. Bayu selalu saja mengirimiku pesan bahkan dia selalu menelpon ku namun aku selalu menolaknya. Aku tidak ingin dia mengganggu hubungan ku dengan Adit.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang