Saat ini sudah jam 7 pagi. Aku tadi meminta Adit untuk memasakan telur mata sapi sekitar jam 4 pagi karena aku merasa sangat lapar. Bukannya makan dengan lahap malah aku kini merasa sakit pada perutku. Sepertinya kontraksi sudah mulai sering. Aku melakukan apa yang sudah pernah di ajarkan di hypnobirthing class mengenai cara bagaimana mengatur ketenangan dan mengatur napas jika sedang mengalami kontraksi seperti ini.
Saat ini aku masih berada dirumah dan tepatnya di kamar ku, sedangkan Adit sedang mandi karena tubuhnya menjadi bau telur dan aku merasakan mual karena aroma itu. Di ranjang aku hanya mengusap-ngusap perut ku sambil berkata "Jagoan Bunda udah mau keluar ya ? Semangat ya Nak, Bunda juga semangat kok nahan sakit ini. Kita sama-sama berjuang dan semangat ya sayang."
Tak lama setelah itu Adit keluar dari kamar mandi. Dia masih bertelanjang dada dan langsung aku pinta untuk menemaniku di ranjang. Jika kontraksi ku sedang menghilang aku masih mampu untuk bercanda atau sekedar bermanja kepada suami ku ini tapi kalau kontraksi sedang datang aku hanya menarik napas dan menyuruh Adit mengusap-usap pinggang ku.
"Ya ampun Yang jagoan mu semangat banget dari tadi nendang-nendang, dia gerak terus. Kayaknya dia udah pingin minta keluar deh." Ucapku.
"Emang udah sering kontraksinya Baby?".
"Udah cuman belum terlalu sering si paling 10 menit masih 1 kali aku ngerasa kontraksi. Udah aku enggak apa-apa kok. Nanti kalau aku udah enggak kuat aku juga minta ke rumah sakit. Ayah jangan khawatir ya. " Aku mencium pipi Adit.
Adit pun membalasnya dengan mencium bibirku sekilas lalu mengusap perutku. "Jangan buat Bunda mu kesakitan ya Nak. "
Aku hanya tersenyum dan kembali menarik napas karena aku merasakan kontraksi yang datang lagi. Secara respect Adit langsung mengusap pinggangku. Dia bilang kalau sepertinya Bunda harus datang kesini untuk membantu menemaniku tapi aku tidak mau, aku lebih membutuhkan suami ku disini bukanlah orang lain.
"Ayah, kalau nanti aku sudah lahir dan aku ternyata jauh lebih tampan dari mu, Ayah tidak akan marah kan? Dan jika ternyata aku juga lebih cantik dari Bunda, Ayah juga tetap akam menyayangi Bunda kan ?". Tanya ku bermain nakal pada lengan kekarnya.
"Dengar ya jagoan-jagoan Ayah, mau kalian melebih paras cantik Bunda atau paras tampan Ayah. Ayah tidak akan marah justru Ayah akan bahagia karena itu tandanya kerja keras Ayah untuk mencetak jagoan yang tampan dan cantik itu berhasil meskipun Bunda mu sempat mengalami kesakitan di awal proses pembuatan mu. " Jelas Adit tersenyum genit dan mencium perutku.
"Dasar kamu Yang. Oya nanti habis ngelahirin aku jadi jelek. Tubuh aku jadi gendut, perut aku jadi lebar, semua nya jadi bengkak kamu pasti malu punya istri jelek kayak aku gini. Sekarang aja kamu pasti udah malu kan sebenarnya pergi-pergi sama aku karena aku udah jadi gendut enggak sexy lagi. Nanti kamu cari cewek lagi deh yang lebih cantik, sexy ah nanti aku jadi janda lagi kan sedih. " Aku memasang wajah dengan expresi sedih dan mata ku lun sudah mulai berkaca-kaca.
Adit menangkup wajah ku mengusap air mata ku yang menetes di pipi. "Jangan bilang gitu ah Baby. Aku sama sekali enggak malu punya istri kayak kamu. Mau kamu gendut, lebar dan enggak berbentuk aku tetap cinta sama kamu dan entah besok kamu semakin gendut bahkan wajahmu udah penuh keriput aku juga masih akan tetal cinta sama kamu Moza. Aku enggak akan selingkuh atau cari wanita lain diluar sana karena di dunia ini hanya ada 1 wanita yangbsudah mengunci hatiku yaitu kamu Moza. Kamu jangan ngomong aneh-aneh dong. Pikiran kamu tuh jangan stres nanti jagoan kita juga stres didalam."
"Aku kan cuman takut Adit." Kataku memeluk Adit.
"Ketakutan mu tidak akan terjadi Moza sayang." Balasnya.
Dilema seorang wanita jika sedang mengandung dan memasuki fase persalinan biasanya memang suka berbicara yang aneh-aneh karena jujur aku takut dan belum siap mengalami perubahan pada tubuhku sehabis melahirkan yang pasti akan berbentuk seperti balon, aku akan menjadi gendut dan aku sangat takut jika Adit malu bahkan dia akan meninggalkan ku. Kini aku kembali merasakan kontraksi lebih dari sebelumnya. Dalam waktu 10 menit terus menerus kontraksi datang dan dalam tempo yang lama. Kurang lebih sudah 6 jam aku mengalami kontraksi dan aku sekarang semakin merasakan sakit yang lebih dari sebelumnya.
"Yang, sakit banget perut aku. Mules panas." Keluh kesah ku dengan keadaan ini. Aku sudah merasa tidak nyaman dengan keadaan ku bahkan aku sudah semakin sering ke kamar mandi untuk buang air kecil. Gerakan semua jagoan ku semakin aktif sepertinya mereka sedang mencari jalan keluar untuk bertemu dengan Ayah dan Bundanya.
"Kita ke rumah sakit aja ya Baby. Pasti sekarang udah ada pembukaan." Kata Adit memaksaku untuk pergi ke rumah sakit.
"Aku mau pipis". Aku bangun perlahan dari ranjang ku menuju ke kamar kecil. Adit menuntut ku bahkan dia ikut menemaniku di dalam sana. Dia sangat khawatir dengan kondisiku.
PYOH !
Aku melihat cairan yang keluar banyak dari jalan lahir ku sedikit kental namun tak berwarna tapi itu bukalah pipisku melainkan.
"Adit, ketuban ku pecah"
"Baby, kita harus ke rumah sakit sekarang. Aku ambil kunci dulu". Adit langsung pergi keluar kamar kecil untuk mengambil kunci dan perlengkapan seadaanya kemudian dia memapahku perlahan menuju ke mobil.
Aku makin merasa mulas dan pegal di punggungku. Adit terlihat sangat cemas dengan kondisiku. Dia dengan cepat melajukan mobilnya ke rumah sakit.
ADIT POV.
Sejak semalam Moza sudah merasakan kontraksi namun belum begitu sering, setelah dia memintaku untuk membuatkan telur mata sapi dan memakan salad tomat kontraksinya semakin sering namun ketika kontraksi sedang tidak ada Moza kembali bisa mengontrol dirinya untuk sekedar mengobrol santai dengan ku bahkan bercanda. Tak lama setelah itu Moza pergi ke kamar kecil, karena aku merasa was-was aku ikut masuk kedalam dan setelah Moza buang air kecil tiba-tiba cairan yang cukup banyak juga keluar menurut Moza itu ketuban jadi aku langsung mempersiapkan segalanya lalu membawa Moza ke rumah sakit.
Diperjalanan aku sebenarnya panik melihat Moza yang semakin kesakitan namun aku harus bersikap tenang karena aku dalam posisi menyetir. Aku mendial nomor Bunda untuk memberi kabar Moza saat ini. Syukurlah Bunda langsung bersedia untuk pergi ke rumah sakit.
Sesampainya dirumah Moza langsung di tangani oleh Bidan di rumah sakit ini, setelah itu Dokter Bram datang untuk memeriksa kondisi Moza. Pemeriksaan tidak berlangsung lama, aku menghampiri Dokter Bram untuk menanyakan bagaimana kondisi Moza.
"Dok, gimana kondisi istri dan anak saya?". Tanya ku gugup dan panik. Aku meremas jemari tangan ku untuk menghilangkan sedikit rasa panik ku.
"Ketuban Ibu Moza sudah pecah, namun syukurlah kondisi Ibu dan bayi dalam kandungan sehat dan tidak terjadi hal yang perlu di khawatirkan tapi saya sudah memberikan induksi untuk Ibu Moza agar beliau segera mengalami kemajuan pembukaan. Saat ini pembukaan sudah 4 Pak Adit ". Jelas Dokter Bram dengan jelas.
"Cepat banget Dok udah buka 4. Dari tadi istri saya enggak mau di ajak kesini karena dia bilang mungkin belum ada pembukaan. Untuk persalinannya kira-kita normal atau SC Dok?".
"Ya karena Ibu Moza adalah wanita yang kuat sehingga beliau bisa tahan merasakan kontraksi yang sebenarnya cukup kuat ini. Kita lihat saja nanti ya Pak Adit kalau pembukaannya cepat dan kondisi memungkinkan untuk persalinan normal kemungkinan kita bisa melakukan itu. Kita akan memberikan yang terbaik untuk Ibu Moza Pak". Mendengar penjelasan Dokter Bram barusan sedikit membuatku lega namun aku masih saja takut terjadi apa-apa kepada Moza. Apapun persalinannya aku berharap Moza dan anak-anak ku lahir selamat dan sehat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like You Do
Romance18 +++ Sebuah kisah sederhana dari seorang gadis belia yang karena sifat nakalnya dia harus berpindah ke tempat yang baru. Ditempat yang baru dia tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan dan membuat hari-harinya menjadi sial dan p...