82.

9.1K 261 3
                                    

Aku duduk diantara dua pria yang sedang berseteru. Aku menarik napas panjang sebelum memulai topik pembicaraan ini. Aku menggenggam erat tangan Adit memberikan energi positif agar dirinya tidak mudah tersulut emosi. Pandanganku beralih pada pria yang ada disampingku ini.

"Bayu. Ada yang pingin gue sampein ke lu." Ucapku.

Aku sekilas memandang Adit yang terlihat jelas kalau dirinya tidak suka dengan keberadaan Bayu. Aku kembali berbicara kepada Bayu. "Sengaja gue manggil kesini meski ada Adit karena gue enggak mau ada kesalah pahaman di dalam hubungan gue seperti kemarin. Gue udah tahu semua masalah kemarin itu adalah akal-akalan dari Rista dan dia juga udah akuin ini semua karena ulahnya. Gue bentar lagi mau nikah sama Adit, Bay. Sebelum itu gue mau masalah antara kita ini selesai."

"Ya gue tahu kok kalian mau nikah." Jawab Bayu santai, namun langsung mendapat balasan jutek dari Adit. "Udah tahu gue mau nikah sama Moza, kenapa lu masih berusaha rebut dia dari gue ? ".

Bayu menghisap rokoknya lalu menghebuskannya kemudian menjawab pertanyaan Adit. "Gue enggak berniat buat ambil Moza dari lu, gue cuman mau bikin lu sakit hati aja. Biar lu tahu rasanya gimana kalau gadis yang kita cintai diambil sama orang lain. Gue enggak ada maksud lain kecuali itu. Gue pingin lu ngerasain apa yang gue rasain."

"Kan gue udah pernah bilang kalau gue enggak tahu lu suka sama Rista. Kalau gue tahu juga gue enggak bakal nembak dia. Lu juga kan udah ngerebut dia dari gue kenapa lu masih aja dendam sama gue ?". Balas Adit dengan raut wajah kesal.

"Gue belum puas aja. Kemarin Rista ngajak kerja sama buat nghancurin hubungan lu dan gue dengan senang hati nerima tawarannya. Gue selalu deketin Moza tapi sayang nya dia susah buat gue taklukin". Bayu hampir memegang dagu ku namun langsung ditepis oleh Adit.

"Karena gue bukan cewek murahan dan gue benci sama cowok agresif kaya lu Bayu !" Ucap ku kesal. Aku kembali harus menahan emosi agar tidak menjadi kacau dalam suasana ini. Bayu hanya tertawa mendengar ucapan ku.

"Sekali lagi lu sentuh Moza, gue bikin patah tangan lu lagi." Ancam Adit. Aku menenangkan Adit yang terlihat sudah tersulut api amarah.

"Bayu. Gue disini bukan mau debat dan liat kalian berdua berantem disini. Gue manggil lu karena gue mau ngomong tentang permintaan gue buat lu stop gangguin hubungan gue sama Adit. Gue bentar lagi nikah dan gue enggak mau ada masalah dari masa lalu yang bakal ngganggu masa depan gue. Gue akui dendam lu ke Adit emang susah buat di ilangin tapi apa kalian enggak capek berantem dan musuhan terus. Mau sampai kapan ? Kalian ini kan sahabatan sejak dulu cuman karena masalah seorang cewek kalian jadi musuhan selama ini. Apa musuhan ini bakal berakhir setelah salah satu dari kalian mati?" Kataku kesal memandang ke dua pria yang ada disebelahku ini.

"Iya sampai salah satu dari kita mati " Ucap Adit.

"ADIT !". Gertak ku kepada Adit. Dia hanya membalas tatapan dan ucapan ku dengan raut wajah kesal dan cemberut.

Aku kembali memulai pembicaraan ini dengan menatap masing-masing kedua pria ini. "Kenapa kalian enggak baikan aja? Betah banget marahan. Gue tahu Bay, lu tuh sebenarnya cowok baik tapi hati lu ketutup sama dendam yang masih lengket didiri lu. Masalah kemarin gue udah maafin kelakuan lu dan gue berharap lu udah enggak akan nganggu hubungan gue lagi sama Adit."

"Oke gue enggak bakalan ganggu hubungan lu sama Adit lagi, tapi untuk memulai hubungan baik sama dia lagi, gue enggak tahu bisa apa enggak !". Kata Bayu.

"Bagus deh. Lagian siapa juga yang mau akur sama lu !" Ucap Adit meninggalkan aku dan Bayu disini.

Aku yang melihat Adit pergi langsung bangun dari tempat duduk ku " Sorry gue harus ngejar Adit. Thanks ya Bay ". Aku berjalan cepat menyusul Adit yang menuju ke arah luar resto. Aku memanggil namanya namun Adit acuhkan. Menyebalkan sekali Adit ini.
"Berhenti enggak! Selangkah lagi kamu maju aku mau pulang sendiri !!" Ancam ku dengan berteriak kepada Adit.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang