74.

8.9K 241 13
                                    

Malam ini aku merasa suntuk berada di apartement. Aku memang sangat jarang pulang ke rumah. Bukan karena tidak rindu pada kedua orang tua ku tapi karena aku biasa hidup mandiri sejak akhir sekolah menengah pertama.

Jarum jam tepat pada angka 8 malam. Aku akan pergi ke suatu tempat untuk mengilangkan kepenatan ku. Ku ambil kunci mobil dan berjalan menuju parkiran di bassement. Ku nyalakan mesin mobil menuju ke tempat yang biasa aku kunjungi disaat keadaan ku seperti ini. Aku melangkahkan kaki ku memasuki club biasa, aku akan menghabiskan malam disini. Suasana malam ini lumayan ramai meski ini bukan malam minggu.

"Bro, biasa ya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bro, biasa ya". Aku memanggil barista untuk mengambilkan minuman seperti biasa, yaitu segelas vodka. Aku duduk dengan santai di sofa merah ini sambil menikmati alunan musik dari DJ Wingky malam ini. Pemandangan dari setiap pasangan yang bercumbu dengan asik membuatku rindu dengan Moza.

Aku mencoba untuk menelponnya tapi handphone dia masih saja tidak bisa dihubungi. Baiklah aku menikmati suasana malam ini sendiri. Meskipun aku sering datang ke sini dan minum tapi aku tidak terlalu suka bergoyang di dance floor sana. Lebih baik tetap duduk diam disini menikmati tiap tetes vodka yang sangat nikmat.

Kepalaku sudah sedikit pusing. Perutku juga sudah mulai mual. Aku sudah menghabiskan 2 gelas vodka sendirian malam ini. "Moza. Kenapa lu enggak ada malam ini ? Lu lagi jalan ya sama saudara sinting gue itu." Ucapku nglantur.

Aku merasakan ada seseorang yang tiba-tiba datang dan duduk disampingku. "Dia emang lagi jalan sama saudara lu itu Adit. Coba deh lu lihat sebelah sana!" Bisik seseorang di telinga ku dengan menunjukan ke arah hadapanku. Tepat di depan ku terlihat jelas seseorang sedang bergoyang disana ditemani seorang pria yang tak jauh berada didekatnya.

"Adit lu lihat yang bener ! Itu Moza sama Endra lagi berduaan di dance floor sana. Mereka asik goyang tanpa ada gangguan dari lu, sedangkan lu disini mabuk sendirian. Cewek macam apa coba Moza dibelakang lu dia selingkuh sama saudara sepupu lu sendiri. " Bisiknya lagi.  Mendengar apa yang dibisikannya membuatku ke kesal dan marah. Aku menatap tajam ke arah mereka. Ku banting gelas yang ada di genggaman ku.

PYAR !!..

"BRENGSEK !! " Umpat ku kesal.

Aku kembali meminum vodka tapi kali ini langsung beberapa gelas ku tuang. Pusing dikepalaku semakin menjadi dan mual semakin menyiksa  perutku. Aku masih punya sedikit kesadaran meski ketika aku melihat sekeliling sudah terlihat samar-samar. Kali ini aku melihat ada seseorang yang tengah berdiri didepan ku namun aku tidak begitu jelas mengenalnya. Dia menarik tangan ku dan dia terus menerus menyuruhku pulang. Aku tidak tahu dia siapa. Parasnya bukanlah gadis yang dari tadi menemaniku dan membisikan kata-katanya kepada diriku.

Aku masih saja menikmati setiap tengguk minuman nikmat ini dan gadis itu masih saja kekeh mengajak ku pulang. Dia sangat lancang menepis gelas yang sedang genggam dan aku sodorkan ke bibirku. Rasa kesal membuatku bertindak kasar kepadanya. Aku mendorong gadis itu hingga dia terjatuh tersungkur dilantai dan sepertinya kepalanya terpentok meja. Setelah itu aku sudah tidak memperdulikannya lagi aku kembali minum sepuasnya. Setelah gadis itu terjatuh, dia sudah tidak lagi mengganggu ku mungkin dia sudah lelah dan memilih untuk pulang.

"Hey Dit. Kenapa kamu dorong dia sampai jatuh?" Tanya gadis yang dari tadi menemaniku dan membisikan ku kata-kata kepadaku.

"Suruh siapa dia ganggu gue. Yaudah gue gituin aja. Rista temenin gue ya disini." Balasku. Ya aku baru sadar sejak tadi Rista lah yang menemaniku minum dan membantuku menuang vodka kedalam gelas. Aku tidak memikirkan gadis yang aku bentak tadi. Biarlah dia sekarang sudah pergi dan aku kembali bersenang-senang malam ini.

*******

Rasa pusing dan mual masih menyelimuti diriku sampai pagi hari ini. Jam weker ku sudah menunjukan jam 6, aku bersiap-siap untuk mandi karena akan berangkat sekolah. Aku semalam sepertinya sangat mabuk parah sehingga aku tidak begitu ingat siapa yang mengantarkan ku pulang.

Sampainya disekolah aku langsung menuju ke kelas. Koridor sekolah sudah terlihat lengah mungkin.  semua siswa sudah masuk ke dalam kelas.

"Woy Dit !" Sapa Andi menepuk bahuku. Aku yang menoleh ke arahnya.

"Liat hasil try out yuk. Abis itu kita futsal. " Ajaknya

"Yaudah buruan ". Aku dan Andi berjalan ke pengumuman Try Out yang ada di papan pengumuman samping ruang kantor guru.

Aku cukup puas dengan hasil Try Out pertama ku karena hasil yang memuaskan dan aku dinyatakan lulus. Setelah melihat hasil dari Try Out aku dan Andi pergi ke lapangan futsal. Di jalan aku bertemu dengan Moza dan Nisa. Ku sapalah dirinya seperti biasa. Ketika aku mau mencium kening Moza aku melihat ada sebuah plester yang menutupinya. Aku bertanya kepada Moza kenapa bisa seperti itu tapi bukan Moza yang menjawab melainkan Nisa. Dari nada bicaranya dia seperti menyalahkan ku tapi aku tidak tahu mengapa. 

"Kenapa lu nyalahin gue Nis ? Emang gue yang bikin Moza gini ?" Tanyaku kepada Nisa yang dari tadi memandang sinis.

Aku melihat gelagat Nisa yang mencurigakan. Dia langsung berubah mimik ketika salah satu kakinya ditendang oleh Moza. " Ah bukan karena lu kok Sorry. Moza kepentok meja semalam. Dia masih ngantuk jadi enggak liat ada meja Adit." Jelas Nisa.

Mendengar ucapan Nisa aku percaya. Aku beralih menatap Moza dan mengusap lembut keningnya " Oh. Makannya hati-hati Baby. Yaudah aku futsal ya. " Moza mengangguk tanpa mengeluarkan kata-kata kepadaku. Sekarang saatnya aku pergi dan bermain futsal bersama teman-temanku. Mskipun belum di perbolehkan tetap saja aku kekeh bermain futsal.

Aku selalu lupa waktu jika sudah bermain futsal. Tak terasa sudah 3 jam aku bermain bersama teman-teman ku. Saatnya untuk pulang, tapi disaat aku mengambil tas punggung handphone ku berdering. Ada satu pesan gambar untuk ku. Sebuah gambar yang memperlihatkan Moza berciuman dengan Endra didepan rumah Moza. Aku meretakan kencang handphone ku. Rasa amarah kembali menyerang diriku. Ku langkahkan kaki ku untuk mencari Moza tapi disetiap sudut sekolah aku tidak menemukannya. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang saja. Aku menuju ke parkiran dengan raut wajah kesal.

"Adit ". Rista memanggilku dan berlari ke arahku.

"Ada apaan? " Jawabku jutek membuka pintu mobil.

"Kamu udah liat foto yang aku kirimkan?"

"Udah kenapa?". Aku kembali menutup pintu mobilku.

Rista mendekat ke arah sampingku dan membelai lembut pipiku " Kamu sudah tahu kan kalau Moza itu beneran selingkuh di belakang kamu ? Buktinya aja dia ciuman sama cowok lain. Pacar macam apa dia"

Hatiku panas mendengar ucapan Rista barusan. Memang di foto itu terlihat posisi mereka sedang berciuman. Aku menarik tengkuk leher Rista dengan kuat dan mendekatkan tubuhnya agar semakin menempel pada tubuhku. Ku lumat habis bibir mungilnya dengan sangat agresif. Aku mencium bibir Rista dengan sangat rakus, seperti orang yang sangat kelaparan dan bercampur dengan emosi yang menggebu di dadaku.

"Ehmm... Ahh.." Desah Rista. Aku masih saja melanjutkan ciuman ku ini dengan Rista dan bersendar di mobilku. Aku berhenti ketika ada seseorang yang datang dan memanggilku. Dia adalah Moza. Dia melihat aku berciuman dengan Rista barusan dan dia terlihat marah karena kelakuan ku. Aku tidak memperdulikannya. Ini adalah hak pribadiku, terserah aku mau berciuman dengan siapa. Moza juga bebas berciuman dengan pria selain diriku. Moza pergi meninggalkan ku dan Rista. Dia melajukan mobilnya dengan kencang.

"Udah awas gue mau balik " Aku mendorong Rista agar menjauh dari ku dan menyalakan mesin mobil. Bersiap untuk pergi dari Rista dan dari tempat ini.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang