77.

9.4K 300 16
                                    

Maaf baru UP sekarang. Semalam mata ku sama sekali gak bisa diajak kompromi buat melek jadi baru bisa sekarang deh.

Happy Reading ya
JANGAN LUPA VOTE & COMENT !!
.
.


CEKLEK

Aku membuka pintu dengan perlahan. Moza terbaring di ranjang, dia terlihat lemah dan lesu. Memakai seragam pasien rumah sakit ini. Sebelah tangan kirinya tersambung selang infus. Wajah cantiknya terlihat lesu, bibir merahnya terlihat sangat pucat.

Aku memberanikan diri untuk menggenggam tangan Moza yang sekarang teraba sangat dingin. Moza tertidur namun aku tahu sebenarnya dirinya tidak merasa nyenyak dalam tidurnya.

"Moza..." Kata ku lirih.

Hening tidak ada jawaban. Aku menatap wajah Moza yang tetap cantik meski dibalut warna pucat. Aku mencium kening Moza yang terdapat bekas luka karena perbuatan ku. Meskipun luka itu tidak terlalu dalam tapi aku tahu bagaimana rasa sakit yang diderita Moza waktu ketika dia mendapatkan perlakuan kasar dariku. Aku sudah menyakitinya sebegitu hebatnya hingga meninggalkan bekas seperti ini.

"Moza, kenapa kamu enggak bangun? Aku disini datang untuk meminta maaf kepadamu. " Ucapku.

Masih saja hening. Aku duduk disamping Moza menggenggam erat tangannya. Ku ciumi tangan halusnya. "Maafin aku Moza. Aku benar-benar sangat bodoh. Maafin aku karena selalu menuduh yang macam-macam kepadamu Moza. Aku tahu aku salah karena tidak mempercayai ucapan mu, aku lebih percaya pada omongan orang lain. Aku terlalu dibakar rasa cemburu. Maafkan aku Moza. Maaf juga karena aku telah membuat bekas luka pada keningmu. Andai malam itu aku tidak mabuk dan andai saja dari awal aku berterus terang dan terbuka kepadamu ini semua tidak akan terjadi. Aku mohon Moza bangun lah. Aku merindukanmu" Kataku terus menciumi tangan lembut Moza dan tak terasa aku meneteskan air mataku pada tangannya.

Entah mengapa Moza sampai saat ini belum juga bangun dari tidurnya. Aku takut kalau terjadi hal buruk menimpanya. Apa separah ini sakit yang dideritanya. Aku mendengar Sandi membuka pintu dan berdiri di depan bersebrangan dengan diriku.

"Gue enggak tahu masalah lu sama Moza apa karena setiap gue tanya ke Moza dia selalu diem dan enggak mau bahas. Udah 2 kali dia masuk ke rumah sakit. Pertama karena dia terkena hipotermi. Sepulang kantor gue liat Moza kedinginan karena pingsan di bath tub mungkin karena dia terlalu mikirin masalahnya. Semenjak itu dia jadi kurang nafsu makan dan bikin anemia nya semakin parah. Kadar Hb nya semakin turun dan hari ini dia harus dirawat lagi. Dia jatuh di tangga sewaktu mau naik ke kamar. " Jelas Sandi.

Air mataku semakin menetes deras mendengar penjalasan Sandi. Andai aku tidak bersikap kasar dan acuh kepada Moza pasti ini semua tidak terjadi. Semua gara-gara aku. Aku yang terlalu bodoh mempercayai ucapan orang lain daripada orang yang kucintai.

"Moza aku mohon bangun. Aku enggak mau kehilangan kamu. Terserah kamu mau hukum aku gimana caranya, tapi aku mohon kamu bangun. Pliss Moza. Aku cuman cinta sama kamu enggak ada orang lain yang aku cintai Moza. " Kataku mengelus pipi Moza. Aku sangat frustasi melihat Moza seperti ini. Hatiku merasa hancur. Aku memeluk Moza erat. Seakan tidak sanggup kehilangannya.

Tiba-tiba aku merasakan ada tangan lembut yang membelai kepalaku. "ADIT ". Terdengar suara lirih dari sampingku. Aku melepas pelukan ku kepada Moza. Ku tatap wajahnya.

"Maafkan aku Moza. Maaf " .Berkali-kali ku ucapkan kata maaf kepadanya. Saat ini Moza sudah tersadar dan menatap ku dengan senyuman nya yang manis yang sangat aku rindukan.

Moza memandang ke arah Sandi yang juga berada di sampingnya. "Kak tolong tinggalin Moza berdua sama Adit ya !". Mendengar permintaan Moza, Sandi pun meninggalkan aku dengan Moza di sini.

Aku masih saja menggenggam erat tangan Moza. " Moza maafin aku, aku udah bikin kamu jadi gini. Masalah foto Rista yang ada didompetku aku enggak ada maksud apa-apa, sekarang juga foto itu udah aku bakar. Aku enggak selingkuh sama Rista, aku enggak pernah ngajak dia jalan tapi dia yang selalu deketin aku. Aku enggak selingkuh sama dia, beneran aku jujur Moza. Maafin aku juga udah bikin kening kamu begini. Aku bener-bener mabuk berat malam itu dan aku awalnya datang sendiri sampai akhirnya Rista ada disampingku. Kejadian ciuman di parkiran juga sebenarnya bukan niatan aku buat nyium Rista tapi karena aku mau bikin kamu juga cemburu. Rista cuman jadi pelampiasan saat aku kesal aja Moza. Menjelang ujian, kerjaan ku di kantor numpuk dan banyak banget meeting mendadak di tambah lagi aku di hasut terus sama Rista yang bilang kalau kamu selingkuh sama Endra. Handphone kamu selalu mati jadinya aku makin berpikir negatif dan pikiran ku rumit." Jelas ku panjang lebar yang hanya mendapat tatapan dalam dari Moza.

Moza mendaratkan telunjuknya pada bibirku. "Udah ya jelasinya aku pusing dengarnya. Aku tahu kok kamu enggak bakal selingkuh sama Rista atau cewek lain. Semua juga karena salah aku yang dari awal enggak cerita dan terbuka soal pesan dari Endra dan perlakuan dia di belakang kamu. Kalau aku dari awal cerita semua ke kamu pasti enggak bakal begini. Semua cuman kesalah pahaman aja Adit, karena kita kurang komunikasi semua jadi gini. Aku juga minta maaf ya''.

Aku memeluk Moza erat dan mencium kening dan pipinya. "Maaf"

"Udah ih bosen tau dengernya kata itu mulu. Emang di dunia ini cuman ada kata itu apa ?". Moza mencubit perutku.

Aku mengusap perutku mengaduh karena cubitanya dan memandang dirinya dalam-dalam dengan penuh kasih sayang. " I LOVE YOU ".

"I LOVE YOU TO. " Balasnya.

Akhirnya aku dan Moza hari ini kembali bersatu dan saling memaafkan. Aku bahagia karena melihat Moza kembali tersenyum meski aku masih sedih ketika melihat bekas luka pada keningnya.

"Jangan diliatin terus. Anggap aja buat kenang-kenangan kalau dulu kita pernah berantem. Luka ini enggak ngehalangin kecantikan aku kok. Ya kan sayang ?" Ucapnya yang tahu sejak tadi aku memandang sedih ke bekas luka yang ada di keningnya. Aku langsung saja memeluk kembali Moza. Melepas rindu karena dijauhkan oleh masalah yang membuat aku tersiksa dan menjadi pria yang bodoh.

Di saat aku sedang bercanda dan bermesraan bersama Moza tiba-tiba hanpdhone ku berdering. Moza menyuruhku untuk mengangkatnya. Panggilan itu dari Sani.

"Cancel semua jadwal meeting hari ini Sani. Gue mau jagain Moza di rumah sakit oke !". Perintah ku kepada Sani melalui sambungan telepon. Aku tidak mau berangkat ke kantor dan membatalkan semua jadwal meeting karena aku ingin menemani Moza seharian disini.

Moza yang mendengar pembicaraan ku ditelepon dengan Sani memarahiku "Udah sana kerja aja. Aku enggak apa-apa kok di sini kan ada Kak Sandi. Lagian kasihan loh klien kamu kan udah bikin janji lama buat meeting sama kamu."

"Tapi kan Baby" Aku tidak setuju dengan ucapan Moza kali ini. Aku ingin menemaninya tapi dia terus saja menyuruhku untuk pergi ke kantor.

"Ujian udah mau selesai. Enggak lama lagi pengumuman kelulusan. Kamu katanya mau kerja keras buat bikinin pesta mewah buat nikahan kita. Kalau kamu malas  kerja gimana mau kasih semua itu buat aku. Sekarang kamu pergi ke kantor meeting, kerja yang bener biar dapet duit banyak terus kumpulin buat nikah sama biaya anak kita kelak ya. Aku udah maafin kamu kok, aku juga percaya sama kamu. " Jelas Moza mengusap pipiku.

"Ya karena kamu maksa terus okelah aku pergi ke kantor buat nyari duit yang banyak biar bisa bikin pernikahan yang mewah buat kamu dan nyisahin penghasilan buat ditabung. Aku harus mempersiapkan semuanya dari sekarang untuk kebutuhan anak kita, soalnya besok kita bakal punya anak yang banyak. Aku berangkat dulu ya Baby. I LOVE YOU." Aku mencium keningnya dan bibirnya kemudia pergi meninggalkan Moza dirumah sakit. Aku harus kembali bekerja keras untuk mewujudkan semua cita-cita ku bersama Moza.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang