Sorry kawan-kawan baru sempet up sekarang. Niatnya semalam cuman kan aku malmingan dulu sama ayang pacar hehehe ✌.
Eh pas agak maleman mau lanjut nulis hanpdhone ku eror. Maklum lah selama nulis aku cuman pake handphone gak pake laptop.
Happy reading kawan
.
.Selepas Adit pulang mengantarku aku hanya bersantai di rumah bermain dengan anjing peliharaan ku.
Hari ini aku free tidak ada pekerjaan yang menungguku. Adit tahu itu tapi dia tidak mengajaku keluar untuk sekedar menghirup udara malam kota Jogja yang segar ini. Mungkin dia sangat disibukan oleh pekerjaannya. Aku jadi kepikiran mengenai siapa gadis yang mengirim pesan tadi pagi. Apa itu Rista atau ada gadis lain yang menemaninya malam kemarin. Bukannya aku yang diminta untuk menemani malah dia menyuruh gadis lain.
Aku suntuk hanya berdiam diri dirumah. Aku pergi ke kamar Kak Sandi untuk mengajaknya keluar rumah.
"Kak clubbing yuk. Bosen ih dirumah", Ajak ku merengek dengan Kak Sandi. Menarik-narik tangannya agar dia mengiyakan ajakan ku.
"Kakak udah pensiun dari clubbing. Sama Adit aja sana Za. Males kerjaan juga numpuk nih. Besok harus keluar kota." Jawab Kak Sandi yang berkutik pada keyboard laptop kesayangannya.
"Adit lagi sensi. Yaudah aku kesana sendiri aja deh. Kalau ada yang nyari bilang aja Moza jalan-jalan ya." Kataku beranjak dari kamar Kak Sandi menuju kamar ku untuk bersiap-siap berganti pakaian dan meluncur ke clubbing tempat biasa.
Masih dibilang sore kalau jam segini sudah nongkrong di club. Ya masih jam 8, jadi aku akan pergi makan diluar dulu. Lebih baik aku mengajak Nisa untuk pergi bersamanya. Aku mengirim pesan untuknya mengatakan kalau aku akan mengajaknya ke club dan berhasil Nisa mau aku ajak. Aku meluncurkan mobil ku ke rumah Nisa.Dalam waktu 1 jam aku sudah sampai dirumah Nisa. Ku ketuk pintunya dan munculah Nisa. Dia sudah siap dan saatnya berangkat ke club. Saatnya untuk bersenang-senang.
Suasana didalam club ini cukup ramai meskipun bukan malam minggu. Aku dan Nisa berjalan menuju meja bar untuk memesan minuman. Aku seperti biasa vodka adalah pilihan ku sedangkan Nisa dia hanya memesan ice lemon tea. Wajarlah karena Nisa baru pertama masuk kedalam club malam seperti ini, sangat berbeda dengan diriku. Meskipun ini pengalaman pertamanya aku tidak akan menjerumuskan ke dalam minuman beralkohol.
Aku mengambil sebatang rokok lalu kuhisap. Rasanya sangat nikmat. Pikiran ku kembali tenang, aku merasa lebih tenang dari masalah yang ku hadapi pagi ini. Mengingat sikap Adit dan pesan singkat yang diterimanya.
"Za, gue nyoba dong." Nisa mengambil sebatang rokok yang ada di atas meja depanku.
"Jangan. Dah lu minum lemon tea aja. Enggak usah ikut-ikut gue." Bentak ku menepis tangannya yang sudah mengambil rokok. Nisa cemberut memandangku.
Setelah puas untuk minum aku turun ke dance floor menikmati alunan musik yang dimainkan oleh DJ Winky malam ini. Aku tidak peduli apakah malam ini Adit menghubungiku atau tidak. Dia pasti sudah sangat paham kalau aku tidak ada dirumah dia bisa langsung menyariku disini.
Saat aku menggoyangkan tubuhku mengikuti alunan musik aku melihat sosok yang ku kenal. Endra, dia ada disini dan menghampiriku. "Hai Honey. Lu tau ya gue ada disini makannya lu juga dateng kesini."
"Dih. PD banget lu." Ucapku judes kepadanya.
"Ayolah Honey. Mumpung disini kita happy aja. Adit juga lagi happy kok disini." Balas Endra mendekatiku dan menunjuk ke arah kanan sebelahku. Menunjukan seseorang yang sedang minum ditemani oleh seorang gadis cantik yang terlihat familiar dalam ingatanku.
"ADIT ?". Aku memandang ke arah yang ditunjuk Endra. Dengan sangat jelas ku lihat kalau itu memang benar Adit. Dia ditemani oleh Rista. Kenapa dia mau pergi bersama Rista. Pantas saja Adit tidak menghubungiku sejak dia mengantar ku pulang tadi siang. Ternyata dia pergi bersama Rista dan bersenang-senang disini. Lalu kenapa dulu Adit sangat kesal dan bahkan terlihat sangat benci kepada Rista tapi malam ini kenapa dia pergi menghabiskan waktu bersama. Atau jangan-jangan seseorang yang mengirim Adit pesan tadi pagi itu juga Rista.
Adit tidak tahu kalau aku sedang menatap nya dari jarak yang tidak begitu jauh namun Rista melihatku. Dia menghampiriku. "Hai Moza. Pacar lu lagi happy tuh sama gue. Coba deh liat Adit seneng banget kan pergi sama gue sampai-sampai dia enggak sadar ada lu disini."
Hatiku merasa sangat panas dan sedih melihat Adit yang tidak mengetahui keberadaan ku. Dia terus saja menengguk minumannya. Aku tidak tahu mengapa dia seperti itu.
"Udah lah Za. Lu juga harusnya happy sama gue. Ngapain mikirin Adit yang enggak sadar gitu. " Kata Endra menarik bahuku ku agar aku menghadap kepadanya.
Aku tidak peduli dengan perkataan Endra, aku melangkahkan kaki ku untuk menghampiri Adit yang terlihat mabuk di sofanya.
Aku menarik tangan Adit agar dia terbangun dari sofa "ADIT. Ayo pulang !!"
"Apa sih, gue enggak mau. Balik aja sana sendiri" Ucapnya menepis kasar tanganku.
"ADIT AYOO !!". Aku masih mencoba untuk mengajak Adit pulang tapi dia tetap kekeh berada disini.
"Lu budeg ya. Di bilang gue enggak mau ya enggak mau. Sana balik, ganggu aja" Ucap Adit dengan nada tinggi dan mendorong ku hingga hampir terjatuh.
Mendapat perlakuan kasar darinya membuat hatiku semakin perih dan sangatlah sakit. Adit tidak pernah bersikap kasar seperti ini. Aku masih mencoba berpikir positif, mungkin ini karena pengaruh alkohol. Adit terlalu banyak minum malam ini. Aku mencoba mengajaknya sekali lagi.
"Kamu kebanyak minum Dit. Ayo pulang !! Kamu bisa makin banyak minum kalau masih disini". Ku tarik gelas minum yang ada ditangan Adit.
"Dibilang gue enggak mau pulang BANGSAT !!" Adit mendorong ku kembali tapi kali ini aku benar -benar sampai terjatuh dan karena keras nya dorongan dari Adit kepalaku terpentok meja hingga tak terasa mengalir setetes darah di bagian dahiku.
Selama aku menjalin hubungan dengan Adit dia tidak pernah bertindak kasar jangankan bertindak kasar seperti ini, mengeluarkan kata kasar pun tidak tapi malam ini dia benar-benar sudah membuatku sakit. Aku pergi dari tempatnya dan menghampiri Nisa yang sedang minum di meja bar. Nisa tidak tahu apa yang sudah terjadi pada diriku karena dia sejak tadi hanya berdiam diri tidak mengikuti ku ke dance floor, ya karena aku melarangnya. Rista yang melihatku pergi tersenyum bahagia sedangkan Endra dia terus saja membututiku.
Aku menarik Nisa untuk keluar dari club malam ini. Nisa terkejut karena melihat dahi ku yang berdarah. Selama perjalanan dia selalu bertanya apa yang sebenarnya terjadi tapi aku tidak menjawab. Rasanya aku ingin menangis namun ku tahan. Ku lajukan dengan kecepatan tinggi mobil ku agar segera sampai dirumah Nisa.
"Za. lu kenapa si ? Cerita lah sama gue". Tanya Nisa menatap ku penuh tanya.
"Gue enggak apa-apa Nisa. Udah buruan deh turun. Gue mau balik nih". Aku menyuruh Nisa agar cepat turun dari mobilku. Setelah Nisa turun didepan rumah aku langsung melajukan mobilku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like You Do
Romance18 +++ Sebuah kisah sederhana dari seorang gadis belia yang karena sifat nakalnya dia harus berpindah ke tempat yang baru. Ditempat yang baru dia tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan dan membuat hari-harinya menjadi sial dan p...