27.

14.7K 381 2
                                    

Selama di perjalanan menuju ke kantor, Adit hanya diam membisu. Aku tahu dia kalau sedang kesal memang memilih untuk diam daripada mengeluarkan amarahnya dalam bentuk nada bicara yang tinggi bahkan kasar.

Sesampaianya di kantor, aku langsung menuju ke studio tempat dimana aku akan melakukan pemotretan. Dari awal masuk sampai di ruangan ini Adit tetap saja diam dan dia hanya menggandengku erat.

"Bos, semua udah siap. Tinggal ke bagian make up sama wadrobe aja." Jelas Sani.

Adit hanya menjawab dengan anggukan dan berlalu ke ruangan wadrobe. Aku sendiri juga masuk ke ruangan wadrobe mempersiapkan segala hal agar terlihat sempurna di mata lensa.

Saatnya untuk bekerja, lebih tepatnya berpose bersama Adit. Seperti biasa aku mengikuti arahan dari Kak Yanuar. Fotografer yang di minta memang selalu Kak Yanuar ini semua karena permintaan dari Adit. Dia sudah merasa cocok dengan hasil jepretan dari Kak Yanuar.

Aku kali ini merasa canggung karena sikap Adit yang dingin. Baru kali ini dia bersifat seperti ini. Rasa penasaran semakin menderu di dadaku. Aku ingin tahu kenapa Adit terlalu cemburu dan posesif ketika aku dekat dengan Bayu.

Sesi pertama sudah berhasil aku laksanakan dengan baik dan berjalan dengan lancar. Aku sangat senang melihat Adit yang terlihat luwes dan lebih tampan ketika berada di mata lensa, seperti sekarang ini.

Pemotretan sudah selesai, saatnya untuk merapihkan semua perlengkapan ku.

Aku mendekati Adit yang masih berkutik dengan laporan yang baru saja diterima oleh Sani. "Adit. Maaf ya. Kamu jangan diem gini dong."

Tidak ada respon darinya. Dia malah pergi keluar menuju ke ruang kerjanya. Aku tentunya mengikuti dia. Adit saat ini terlihat sangat serius dan itu membuat dirinya terlihat lebih tampan dan cool. Membuat diriku semakin jatuh cinta pada pesonanya.

"Aku pulang aja ya." Aku bangkit dari sofa menuju ke pintu.

"Aku anter." Balasnya pelit.

"Enggak perlu. Kalau masih ngambek jangan hubungin aku dulu." Jawabku dengan melangkahkan kaki menjauh darinya.

Adit menghampiriku yang sudah berdiri di ambang pintu. "Sorry Baby. Mood ku buruk karena cowok sialan tadi. Aku enggak mau dan enggak suka kamu deket sama dia."

Aku menangkupkan telapak tangan ku di wajahnya. "Denger baik-baik Aditya Tama Hermawan. Aku cuman sukanya sama kamu. Aku enggak suka sama Bayu. Inget itu!."

Adit langsung mengembangkan pipinya tanda tersenyum kepadaku.

"Udah enggak ngambek lagi ini ceritanya. Kebiasaan nyosor mulu. Bisa abis ini bibir aku di sosorin kamu mulu." Aku memajukan bibirku kesal karena selalu saja Adit seenak jidatnya mencium ku.

"Oooh, manyunin bibir gitu minta di cium nih. Sini-sini Baby." Adit menarik tubuhku kedalam pelukannya.

"ADITT!!!!!." Teriak ku karena kesal kepadanya.

ADIT POV

Aku merasa kesal melihat Moza bersama dengan Bayu, meskipun sebelum bertemu dengannya Moza sempat meminta ijin kepadaku. Tetap saja aku merasa kesal dengan Bayu yang mencoba mendekati Moza, gadis yang aku cintai saat ini. Selama di perjalanan ke kantor aku hanya diam seribu bahasa. Sengaja aku berdiam diri dan fokus menyetir. Aku tidak ingin disaat amarah senang menguasai diriku, aku bertindak kasar dan berkata tidak menyenangkan pada Moza.

Sampai di kantor aku masih saja diam. Melihat Moza yang ikut mendiami diriku membuat aku semakin kesal. Seharusnya dia merayuku agar aku berhenti mengambek padanya, tapi yang kudapat dia malah ikut diam seperti diriku.

Pemotretan untuk produk terbaru selesai sesuai jadwal. Kini saatnya aku untuk mengecek kembali hasil kerja hari ini. Aku beranjak pergi ke ruangan ku dan Moza mengikutinya dari belakang. Mendengar dia akan pulang sendiri membuatku membuka mulutku untuk berbicara kalau aku akan mengantarnya pulang. Aku tidak ingin dia pulang sendiri dan diluar sana Bayu bisa bebas menemuinya.

Akhirnya aku meminta maaf kepada Moza, karena sebenarnya ini memang salah ku yang terlalu cemburu pada dirinya. Aku sebenarnya bukanlah tipe pria yang cemburuan dan posesif terhadap gadis yang aku cintai, tapi untuk kali ini aku rasa aku harus cemburu dan posesif kepada Moza. Ini semua karena Bayu, dia selalu mendekati Moza.

Moza menegaskan kepada ku kalau dia tidak menyukai Bayu, hanya aku pria yang dicintainya. Pernyataan itu membuat ku lega dan tentunya bahagia. Saat ini aku sudah resmi berbaikan dengannya, maka aku kembali merasa tergoda dengan Moza. Hingga akhirnya aku mencium rakus bibir manis nan sexy miliknya. Selalu saja aku dibuat terbuai olehnya. Moza sudah menjadi candu bagi diriku, semua yang ada pada dirinya. Andaikan dia makanan pastilah habis dia aku telan tak tersisa.

Disaat aku sedang merasa bahagia bersama Moza, ada suara telefon masuk yang mengganggu kesenanganku. Ternyata telfon itu dari salah satu klien bisnisku.

"Baby. Nanti malam aku jemput jam 7. Berhiaslah secantik mungkin." Aku melepas pelukanku.

"Mau kemana?". Jawabnya.

"Temenin aku di acara peresmian brand terbaru dari kilen ku. Oya Baby, aku ralat. Kamu jangan dandan cantik-cantik nanti banyak yang suka."

"Yaelah. Takut banget si aku di ambil orang. Enggak akan Sayang. Percaya ya!". Moza mengrangkul bahuku dan menyandarkan kepalanya.

Aku mencubit gemas pipi mulusnya." Aku percaya kamu Baby. Love you."

"Love You To

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Love You To." Balasnya dan mencium diriku.

Kemesraan ini harus terhenti karena aku akan mengantarkan Moza pulang. Waktu sudah sore dan dia pasti merasa kelelahan karena sepulang sekolah dia masih ada pemotretan untuk perusahaan ku. Aku beruntung mencintai gadis sepertinya, cantik, baik, pintar dan tentunya sexy. Aku sangat mencintainya.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang