98.

9.3K 228 13
                                    

Kebiasan baru dari Moza yaitu dia selalu saja ingin ikut dan terus menempel kemanapun aku pergi. Aku tidak masalah dengan kebiasaan baru Moza karena mungkin itu bawaan dari si jabang bayi. Ketika aku di kantor Moza tidak melepaskan genggaman tangannya kepadaku. Semua karyawan ku menyapaku aku dan Moza dengan ramah. Aku berjalan menuju keruang kerja ku sedangkan Moza langsung duduk di kursi kebangaan ku.

"Enggak apa-apa kan Ayah aku duduk disini ?". Tanya Moza dengan mengedipkan mata seolah merayu ku.

Aku mendekat lalu mengelus rambut panjangnya. "Iya Baby. Yaudah Ayah kerja dulu ya. Kamu di perut Bunda jangan rewel. I Love You". Aku mengusap perut Moza lalu menciumnya.

Semenjak kehamilan Moza yang semakin membesar dan saat tak terasa usia kehamilannya sudah memasuki 28 minggu, Moza semakin menjadi sosok yang sangatlah manja, agresif dan dia menjadi posesif kepadaku. Kemana pun aku pergi dia selalu ingin ikut tingkat kecemburuannya melonjak tinggi kepadaku. Setiap tidur dia hanya ingin berada didekapan ku bahkan dia tidak mau makan kalau dia tidak bersama ku. Kadang aku merasa aneh dengan perubahan Moza yang semakin lama dia semakin menjadi diriku yang agresif, posesif bahkan selalu ingin menempel pada dirinya. Mungkin kelak anak ku sangat mirip dengan diriku. Aku semakin tidak sabar untuk menyambut kelahirannya.

Pekerjaan ku hari ini sangat menguras tenaga dan juga pikiran. Banyak berkas dan email yang harus aku cek dan meeting yang silih berganti. Aku bersyukur karena perusahaan yang aku jalani ini sekarang semakin berkembang pesat jadi aku harus semakin bekerja keras untuk menanganinya. Aku memijit pelipis ku karena aku sedikit merasa lelah terus menerus menatap layar laptop, aku memutuskan untuk memgistirahatkan sejenak mataku dan beralih ke arah Moza yang sedang duduk bermain handphone di sofa. Ketika aku akan menghampirinya Moza terlebih dahulu datang menghampiriku lalu memeluk dari belakang. Pelukannya sangat erat dan dia menciumi leher ku.

"Kenapa Baby?". Tanya ku mengusap lembut tangannya.

"I Love You " Balasnya dengan masih erat memeluk ku.

"I Love You To istriku. Kamu mau minta sesuatu ke aku?".

"Aku enggak pingin apa-apa Yang. Aku cuman pingin meluk kamu aja. Maaf ya selama hamil aku selalu bikin kamu susah segalanya, tiap kamu berangkat kerja aku selalu ikut bahkan setiap kamu ada meeting aku juga ikut di ruangan. Aku tahu itu bikin kamu susah konsentrasi karena aku ganggu. Aku juga sekarang makin gede kandungannya makin manja sama kamu, enggak mau lepas dari kamu. Maafin aku ya". Jelas panjang lebar Moza menempelkan dagu nya ke bahuku.

Aku membalik arah tubuhku menjadi berhadapan dengan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku membalik arah tubuhku menjadi berhadapan dengan dirinya. Ku tangkup wajah cantiknya yang terlihat sendu. "Baby, kamu jangan bilang gitu dong. Aku sama sekali enggak merasa keganggu dan di repotin karena tingkah kamu. Aku justru senang banget kamu manja sama aku begini soalnya dulu kan kamu malah cuek sama aku. Setiap aku manja sama kamu, kamu nya malah enggak mau. Aku bahagia banget sama kondisi kita sekarang Moza. Aku sangat-sangat beruntung bisa mengalami fase seindah ini dengan dirimu. Wanita yang sangat aku cintai di hidupku dan menjadi satu-satunya wanita yang membuat hidupku lebih berwarna."

"Makasih ya suami ku. Kamu selama ini udah sabar banget menghadapi perubahan di diri aku yang sekarang sering galakin kamu dan setiap ngidam bikin kamu repot. Mungkin jagoan kita sayang banget sama Ayah nya makannya dia enggak mau ditinggal sama kamu. " Balas Moza.

"Semua akan aku lakukan untuk mu istri dan anak kita. Jangankan cuman permintaan yang mudah permintaan yang sulit pun aku pasti lakuin buat kalian. Jagoan kita juga sayang sama Bunda nya. Oya Baby. Aku punya hadiah buat kamu." Kata ku mengusal perut Moza yang kini semakin membesar dan betapa bahagianya aku ketika ku sentuh perut Moza aku merasakan tendangan dari jagoan ku dari dalam perut.

"Sepertinya jagoan kita tidak sabar pingin tahu hadiah apa dari Ayahnya. Sampai-sampai dia nendang kamu Yang hahah." Moza tertawa dengan apa yang dirasakannya.

Aku berlutut di hadapan Moza dan mengusap lembut perutnya. "Kamu penasaran banget ya Nak sama hadiahnya? Oke deh Ayah kasih tahu sekarang ya. Ayah mau ngajak Bunda mu sama kamu pindah ke rumah baru. Ayah udah nyiapain semuanya buat kamu disana. Kamu mau kan tinggal di tempat yang baru Nak?".

DUG !

"Yang, nendang lagi. Itu artinya jagoan kita setuju sama apa yang kamu bilang." Balas Moza girang. Dia menarik ku untuk bangun dari posisiku.

Aku memeluk Moza dengan rasa yang sangat bahagia. "Besok kita kesana ya buat lihat rumahnya. Semoga kamu suka".

"Makasi ya Sayang udah kasih aku hadiah. Aku senang banget." Jawab Moza mencium ku.

Aku sebenarnya sudah menyiapkan sebuah rumah sederhana untuk Moza sebelum aku menikah dengannya. Niat ku sebenarnya ingin mengajak Moza pindah ke rumah selepas kita menikah tapi karena kesibukan ku aku jadi belum sempat memberitahunya. Tapi kini waktu yang tepat untuk memberitahunya karena aku ingin anak-anak ku bisa bermain dengan bebas di rumah dan belajat bersosialisasi kepada lingkungannya bukan hidup di apartemen seperti diriku.

Hari sudah sore dan kini saatnya aku pulang bersama Moza. Di jalan menuju apartemen Moza tertidur dengan lelapnya. Aku pun bisa berkonsentrasi dalam menyupir karena tumben sekali Moza tidur dengan tidak mendekap diriku.

"Yang berhenti aku mau itu." Moza bangun dari tidurnya membuat ku terkejut dan dia menunjukan sesuatu kepada diriku di pinggir jalan.

Aku langsung menghentikan laju mobil ku dan menepikannya. "Kamu mau apa Baby?"

"Aku mau itu Yang. Itu loh yang diseberang sana kamu lihat kan ada Bapak-bapak yang jual balon. Aku mau itu. Ayok turun !". Moza merengek dan menggoyang-goyangkan lengan ku merajuk minta turun dan menghampiri penjual itu.

"Balon ? Yaudah ayok turun." Aku membuka pintu mobil lalu membantu Moza turun dan berjalan menuju si penjual.

"Pak mau balon nya dong 2 ya yang warna pink sama biru. Gambarnya yang hello kitty sama doraemon". Pinta Moza kepada si penjual.

"Kok 2 Baby ? 1 aja kali. Di mobil nanti meledak loh."

"Ah kamu mah pelit orang anak kamu yang minta kok. Yaudah kalau kamu takut meledak mobilnya aku pulang jalan kaki aja." Moza memasang wajah cemberutnya memajukan bibirnya sepanjang 5 cm. Andalannya ketika dia ngambek kepadaku.

Aku hanya bisa menepuk jidat melihat kelakuan istri ku yang seperti anak kecil ini. Kalau buka karena jagoan ku yang minta mungkin aku tidak akan memberikannya. "Ya Baby jangan cemberut gitu dong. Yaudah 2 ya balonnya senang kan ?" Aku membayar balon ini kepada penjual kemudia memasuki mobil berjalan kembali ke apartement.

"Nih Ayah udah beliin kamu balon Sayang. Bilang terima kasih dong sama Ayah." Kata Moza dengan memandangi perutnya dan mengusap-usapnya pelan. Aku hanya tersenyum kepadanya.

"Nanti sampai apartemen kamu istirahat ya Nak. Kasihan Bunda kamu kecapekan." Kataku kepada Moza.

Hari ini sungguh hari yang melelahkan namun tidak mengurangi rasa bahagia ku. Selama 28 minggu Moza selalu ada saja tingkahnya yang membuat ku menggelengkan kepala dan tidak habis pikir dengan perubahan pada dirinya dan permintaan yang kadang membuat ku terkejut. Moza lebih menjadi seperti anak kecil saja.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang