Aku tak habis pikir dengan pikiran Adit ini. Dia itu kan banyak uang so, dia pasti bisa membayar model pria manapun tanpa harus dirinya sendiri yang menjadi model di perusahaannya.
"Baby..". Panggil Adit menyadarkan ku yang masih melamun.
"Apaan si Baby-baby. Dibilangin jangan manggil gue pake sebutan itu juga.". Gertak ku.
"Ini berdua pada ribut aja. Buruan gue dua jam lagi ada pemotretan di tempat lain ini.". Seru Kak Yanuar menengahi keributan aku dengan Adit.
Kalau keributan ini tidak diberhentikan bisa malah menjadi panjang. Baiklah aku akan menerima Adit sebagai rekan model ku saat ini. Aku memang sudah lama bergelut di dunia modeling, profesionalitas selalu ku junjung dalam prinsip bekerja ku.
Aku dan Adit sudah bersiap di layar dan mendengar instruksi dari sang fotografer untuk mengarahkan gaya ku. Aku harus bersikap profesional meski sebenarnya sebal sekali rasanya harus berpose bersama Adit.
Untuk pose pertama aku di arahkan untuk berpose berdiri di samping Adit yang duduk di sebuah sofa dan aku memperlihatkan keindahan bahu ku dan paha sexy ku agar terlihat eksotis. Sedangakan Adit menggunakan jaket berwarna cokelat berbahan tebal dan berpose dengan melebarkan kaki nya dan meletakan kedua tangannya di atas lutut, tidak lupa untuk memperlihatkan tatapan tajam dan ekspresi yang cool.
Selesai Kak Yanuar membidik gaya ku dan Adit. Kini aku di arahkan untuk berpose sendiri mengikuti instruksi dari Kak Yanuar selaku fotografer. Aku sedikit mejauhkan posisi kaki ku sebelah kanan sedangkan kaki sebelah kiri tegak berdiri. Masih dengan pakaian yang sama bernuansa warna cokelat yang memperlihatkan bahu dan paha sexy ku. Dengan lihai Kak Yanuar membidik kameranya.1 jam sudah sesi pertama pemotretan selesai. Ternyata masih ada 1 sesi lagi dan aku masih harus berpose bersama dengan Adit.
"Sani, pemotretan masih lama, aku enggak bisa ninggalin ini karena kamu tau kan project ini harus goal dengan sangat baik. Jadi sekarang gantikan aku meeting dengan klien dari singapura ya. Ku serahkan semuanya kepadamu." Perintah Adit kepada Sani selaku asisten nya. Sedangkan Adit sedang di rapihkan oleh pihak wadrobe.
"Siap bos." Sani membalas perintahnya dan kemudian dia hengkang dari ruangan ini.
Kembali aku harus berpose dengan Adit. Selama pemotretan dia selalu saja menggodaku. Aku berusaha untuk memahan kekesalan ku selama disini.
"Ayo semua sudah siap ni. Buruan bos.". kak Yanuar memanggil aku dan Adit.
"Iya sabar, baby gue lagi siap-siap". Seru Adit.
"Baby?. Lu emang udah jadian sama Moza. Sotoy lu bos!". Gertak Yanuar kepada Adit dengan masih mengelap lensa kamera.
"Bentar lagi coy, tunggu aja." Adit melirik ke arah ku yang sekarang sudah berada disamping diriku.
Semua persiapan pemotretan sesi ke-2 sudah rapi. Kini saatnya aku kembali berpose didepan kamera. Kak Yanuar kembali mengarahkan gaya berikutnya. Saat ini aku diminta untuk berpose duduk dan menyenderkan diriku kedalam tubuh Adit. Tangan ku di arahkan untuk memegang paha bagian luar Adit. Kaki milik Adit menindihi paha ku. Begitu dekat jarak nya sehingga benar-benar menempelkan tubuhku kepada Adit.
"Aww Ah Baby. Uh kamu sungguh menggoda." Celetuk Adit dengan suara lirih ketika tangan ku bergerak memegangi paha Adit.
Aku tidak menggubris omongan Adit. Rasanya malas kalau hatus meladeni kesintingan dirinya. Adit selalu saja menggodaku disetiap pose yang di atur oleh Kak Yanuar.
"Baby. Sentuhan mu dan harum wangi tubuhmu benar-benar memikat diriku." Adit kembali menggodaku, kali ini dengan jurus andalannya yaitu tersenyum miring menatapku.
"Kampret !. Adit gue disini jadi model lu ya. Gue bersikap profesional sama kerjaan. Lu enggak usah mikir macem-macem.". Aku menatap dia dengan penuh tatapan intimidasi.
"Gue enggak mikir macem-macem. Gue suka sama lu Moza." Jelasnya dengan membalas tatapan ku namun kali ini tatapanya mengandung arti.
"Kak Yanuar, masih berapa gaya lagi?". Aku bertanya pada Kak Yanuar yang sedang serius memotret ke arahku.
"Ini yang terakhir." Jelasnya.
Aku harus perlu bersabar dalam menyelesaikan pekerjaan ku. Tinggal sedikit lagi semua selesai. Akhirnya pekerjaan ku hari ini selesai. Aku langsung menuju ke bagian wadrobe untuk membenahi pakaian dan make up, berganti pakaian milik ku dan membereskan segala keperluan ku. Aku tidak banyak basa-basi kepada semuat kru yang ada disini. Setelah berpamitan aku segera melangkahkan kaki ku meninggalkan ruangan ini.
Selama diperjalanan aku masih teriang ucapan Adit yang hari ini dia sudah menyatakan perasaanya kepadaku sebanyak 2 kali. Aku tidak tahu kalau itu benar berasal dari dalam lubuk hatinya. Setahu ku Adit selalu bersikap konyol dan menyebalkan kepadaku, jadi aku tidak menganggap omongan dia serius. Sejujurnya aku juga dulu sempat mempunyai perasaan suka kepadanya, tapi karena kelakuan dia yang merobek lengan seragam ku waktu itu membuat aku kehilangan rasa kepadanya.
******
Aku berjalan menuju ke ruang makan. Sekarang sudah menunjukan jam 7 malam. Saatnya aku untuk makan malam bersama Kak Sandi. Selesai makan aku dan Kak Sandi bersantai diruang keluarga. Saling bertukar cerita hari ini.
"Tadi lancar hari pertama pemotretannya?" Tanya Kak Sandi.
"Lancar si, cuman sebel." Jawabku manyun.
"Jangan terlalu sebel sama Adit. Dia itu cowok baik, pintar. Apalagi kaya, dia sudah jadi CEO di usianya yang baru menginjak 17 tahun. Kamu kalau sebel lama-lama suka loh!."
"Apaan si Kak. Enggak lucu deh! Udah ah aku mau tidur, ngantuk.".Aku bangun dari sofa empuk ini dan meninggalkan Kak Sandi sendiri di ruang keluarga.
Ku rebahkan tubuhku di atas kasur yang empuk. Aku kembali terngat dengan ucapan Adit tadi siang dan ucapan Kak Sandi barusan. Aku memang masih tergolong menjadi siswi baru disekolah ku, karena baru 6 bulan aku sekolah disana. Ukuran waktu selama itu sebenarnya sudah mampu membuat orang untuk saling jatuh cinta satu sama lain. Apalagi jatuh cinta kan bisa juga karena pandangan pertama jadi tidak harus menunggu orang itu berkenalan dengan waktu yang cukup lama.
Oh tidak, jangan biarkan aku merasa gelisah karena perasaan ini.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like You Do
Romance18 +++ Sebuah kisah sederhana dari seorang gadis belia yang karena sifat nakalnya dia harus berpindah ke tempat yang baru. Ditempat yang baru dia tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan dan membuat hari-harinya menjadi sial dan p...