79.

9.6K 254 7
                                    

Selepas Adit pergi tidak lama Nesya datang ke rumah. Aku sangat senang dengan kehadiran dirinya, karena aku tidak merasa kesepian. Nesya berlari dan langsung menabrak ku dengan pelukan hangatnya.

"Miss you kakak ipar " Nesya memeluk ku erat. Dia sepertinya sangat senang datang kesini.

"Miss you to adik ipar yang cantik. Kamu mau minum apa?". Tanyaku.

"Aku bisa ambil sendiri kok. Aku enggak boleh ngerepotin Kak Moza karena kalau Kak Adit tahu aku bisa enggak dikasih uang jajan selama disini. Jadi aku bisa ambil sendiri. " Balasnya tersenyum genit.

Aku senang kepribadian Nesya yang mudah bergaul dan mudah akrab sehingga aku tidak membutuhkan banya cara agar bisa dekat dengan dirinya. Nesya anak yang pintar dan manis meskipun dia badung seperti diriku. Aku dan dia duduk bersantai di dalam kamar menghadap ke luar jendela memandang luas pemandangan disana.

Nesya banyak bercerita mengenai kehidupannya di German dan alasan kenapa dia dikirim kesana oleh Papa Hermawan, kurang lebih seperti diriku lah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nesya banyak bercerita mengenai kehidupannya di German dan alasan kenapa dia dikirim kesana oleh Papa Hermawan, kurang lebih seperti diriku lah. Semua dilakukan agar anak gadisnya berhenti menjadi gadis nakal dan berubah menjadi gadis yang manis. Selain itu Nesya juga bercerita mengenai Adit. Bagaimana sikap Adit yang selalu hangat pada setiap anggota keluarganya.

"Alasan Kak Adit udah dikasih perusahaan sama Papa meskipun usianya masih anak sekolah itu karena Papa mau bikin Kak Adit jadi pribadi pria yang bertanggung jawab sama apa yang dimilikinya Kak. Lagian juga Kak Adit meskipun nakal kalau udah di depan Bunda jadi anak pendiem dan penurut. Dia lebih takut sama Bunda daripada Papa. Oya kak nikahnya kapan?". Jelas Nesya panjang lebar. Dia sangat antusias dengan pernikahan aku dan Adit.

"Abis pengumuman kayaknya deh. Kenapa kamu mau ikut nikah juga ?" Tanya ku menggoda Nesya.

"Bisa enggak boleh balik ke indo lagi aku kalau nikah belum lulus. Bikinin aku keponakan yang lucu kayak aku ya Kak. " Pintanya.

"Besok aku cari tutorial bikin anak biar hasilnya cakep ya hahaha" Aku tertawa riang bersama Nesya.

Hari ini aku sangat bahagia ditemani oleh Nesya. Kesehatan ku sudah membaik mungkin karena aku juga sudah berbaikan dengan Adit. Masalah ku dengannya memang sudah selesai, tapi Endra, Rista dan Bayu aku belum selesai mengurus masalah ke mereka. Semua harus selesai sebelum acara pernikahan ku dengan Adit karena aku tidak mau mereka mengganggu acara penting dihidupku.

Waktu sudah semakin gelap. Senja menampakan cahaya yang indah hari ini. Jam sudah menunjukan pukul 6 sore. Nesya masih setia menemaniku sampai saat ini. Terdengar suara mobil memasuki halaman rumah ku, aku keluar untuk melihat siapa yang datang ternyata itu adalah Kak Sandi, dia pulang bersama Kak Nindira. Selang beberapa menit Adit datang dan langsung menemui ku. Tentunya setelah bertemu dengan Kak Sandi terlebih dahulu.

"Makan malam diluar aja yuk mumpung rame gini. " Ajak Kak Sandi berbicara di ruang tengah bersama aku, Adit, Kak Nidira dan juga Nesya.

"Boleh tuh, ayok Kak. Aku udah lapar banget daritadi." Jawab Nesya jujur. Dia memang gadis yang cuek dan Nesya juga sudah dekat dengan Kak Sandi dan juga Kak Nindira.

Karena semua sudah setuju dengan ide Kak Sandi untuk makan malam diluar. Aku pun bersiap-siap berganti pakaian, sedangkan Adit dengan setia menunggu ku di ruang tengah bersama Kak Sandi. Para gadis sudah siap saatnya untuk melaju ke kafe daerah Jl. Kaliurang. Di daerah sini banyak kafe yang makanannya enak dan harga terjangkau. Nesya ikut bersama ku di mobil, karena tidak enak hati jika harus mengganggu Kak Sandi dan Kak Nindira.

Kini tibalah kami di kafe yang dituju. Makanan pun sudah dipesan. Sambil menunggu pesanan datang kami saling bercanda dan bergurau. Malam ini suasana terlihat ramai ya karena moment ini belum pernah terjadi di hidupku. Doubel date bersama orang yang ku sayang ditambah dengan 1 kurcaci cantik yaitu Nesya.

"Sorry ya Dit gue kemarin mukul lu. Abis lu si nyakitin Moza." Ucap Kak Sandi menepuk bahu Adit yang mendapat balasan senyuman darinya.
"Enggak apa-apa kok gue pantas di gituin." Jawab Adit.

"Gitu dong sesama kakak adik itu enggak boleh berantem." Kata Kak Nindira memandang ke Kak Sandi dan Adit.

Makanan akhirnya datang, kita pun bersiap untuk menyantapnya.

Kami menghabiskan semua makanan hingga tak tersisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kami menghabiskan semua makanan hingga tak tersisa. Jam sudah berdetak di angka 9 malam. Saatnya untuk pulang kerumah. Adit mengantarkan ku, sedangkan Nesya dia pulang bersama temannya karena sepertinya dia ada urusan pribadi. Sampainya dirumah aku beristirahat dengan suasana bahagia.

******

Pagi hari ini cuaca tidak cerah seperti biasanya karena sejak semalam kota Jogja diguyur hujan lebat. Hari ini aku akan berangkat ke sekolah sekedar mencari informasi mengenai hasil kelulusan. Aku sudah siap dengan seragam ku. Handphone ku berdering ada panggilan masuk dari Adit. Dia memberitahu kalau dia sudah diperjalanan ke rumah untuk menjemputku. Mendengar Adit sudah di perjalanan aku turun dan menemui Kak Sandi. Tak lama berselang, Adit akhirnya tiba menjemputku dan aku pergi kesekolah bersamanya.

Di sekolah suasana cukup ramai karena siswa kelas 3 sibuk mondar-mondar tidak jelas di sepanjang koridor. Maklum karena memang tidak kegiatan selain menunggu hasil kelulusan. Aku bertemu dengan Nisa dikelas dan rutinitas ku bersamanya yaitu mengobrol mengenai apa yang ada disekitar kita. Hanya berdiam diri dikelas membuatku bosan jadi aku dan Nisa akan pergi ke lapangan futsal melihat Adit bermain disana. Dia memang nakal karena tidak menuruti anjuran Dokter Piyo kalau belum boleh bermain futsal. Aku juga malas berdebat hanya karena masalah seperti itu. Adit sudah dewasa dia sudah tahu mana yang baik dan buruk untuk dirinya.

Didepan kelas 2 IPA B, aku bertemu dengan orang yang memang aku tunggu kehadirannya. Dia sedang asyik berbincang bersama teman kelasnya. Aku menghampirinya karena ada sesuatu yang ingin aku bicarakan. "Bisa kita bicara ?" Ajak ku yang mendapat tatapan tajam darinya.

"Ngomong aja disini. " Balasnya dengan nada yang kurang mengenakan.

"Gue mau ngomong 4 mata sama lu. Ayo ikut gue Rista." Aku menarik dirinya ke gudang belakang sekolah. Aku tidak ingin banyak orang yang mendengar pembicaraan ku dengan Rista. Aku menyuruh Nisa untuk meninggalkan dan tidak memberitahu apa yang aku lakukan kepada Adit.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang