73.

8.7K 248 13
                                    

ADIT POV.

Aku sangat kesal dan marah hari ini. Tanpa menghiraukan sekeliling aku dengan entengnya menggebrak meja dan membuat gaduh dikelas ini. Pemandangan barusan antara Moza dan Bayu membuat ku jengkel. Kedua kalinya aku melihat Moza akan berciuman dengan 2 orang pria yang berbeda.

Sudah 1 minggu hubungan ku merenggang. Aku merasa Moza telah berselingkuh dibelakang ku dengan Endra sepupuku. Semua bermula ketika aku membaca pesan darinya sewaktu aku menggendong Moza ke kamarnya. Dari situlah aku tahu kalau ternyata alasan Moza tidak ikut ke kantor bersama ku karena dia akan pergi berasama Endra dan kenapa juga Moza harus menutupi semua ini. Padahal Moza selalu bercerita tentang apa yang terjadi pada hari-harinya.

Semenjak itu juga aku mulai kesal dan jarang berkomunikasi dengan Moza. Aku lebih memilih diam dan terkesan mengabaikannya. Aku sangat jarang untuk memberinya kabar baik via pesan maupun telepon.

Waktu Moza bilang dia tidak akan ikut dengan ku ke kantor aku tak masalah, aku mengantarkan dia pulang. Moza sampai dirumah dengan selamat. Aku pun melajukan mobil ku menuju ke kantor, namun setelah sampai dikantor aku baru menyadari kalau ada sesuatu barang ku yang tertinggal dan terbawa oleh Moza. Aku ingin menghubunginnya namun hanpdhone ku lowbet. Aku memutuskan untuk kembali ke rumah Moza setelah pulang kantor. Sampainya di rumah Moza, dari kejauhan aku melihat mobil sedan milik seseorang yang sangat aku kenal.

Aku masih berdiam diri di mobil. Memperhatikan tingkah pria itu dan Moza dari kejuhan. Ya pria itu adalah Endra sepupuku. Ternyata dia masih saja terus mendekati Moza. Mungkin mereka dibelakang ku sering jalan berdua tanpa aku mengetahuinya. Aku tetap saja memperhatikan mereka sampai akhirnya Endra semakin mendekatkan dirinya kepada Moza. Mereka terlihat akan berciuman.

"KAMPRET SEMUA !!". Aku memukul stir mobil ku dan membelokannya menjauhi rumah Moza. Aku sangat kesal melihat kejadian barusan. Karena kejadian itu aku tidak menghubungi Moza. Kalau aku marah lebih baik aku diam dan menghindar darinya.

Sampainya di Apartement aku merebahkan diriku di ranjang. Bergumam kesal akan kejadian tadi siang. Aku mendengar suara handphone ku berbunyi.

"Ya ada apa?". Jawab ku ketus.

"Bos, saya sudah didepan apartement. Saya sudah bawakan beberapa dokumen yang harus di evaluasi sama Bos!". Ucap dari balik sambungan telepon.

Aku mematikan sambungan telepon itu kemudian beranjak berjalan untuk membukakan pintu untuknya.

"Ini udah saya terima. Sekarang lu pergi aja. Sani, makasih ya". Kata ku menerima beberapa tumpukan dokumen. Malam ini aku harus melembur semua pekerjaan ini. Sani pun pulang meninggalkan apartement ku.

"Banyak banget lagi ini berkas !". Umpat ku kesal.

Sebelum memulai pekerjaan aku pergi untuk mandi dulu, sekedar menyegarkan pikiran ku. Sehabis mandi aku menyantap hidangan makan malam yang aku pesan secara delivery. Aku duduk di meja kerja ku di temani segelas lemon tea kesukaan ku. Aku mencoba untuk menghubungi Moza karena aku membutuhkan dirinya untuk  menemaniku. Meski sebenarnya aku kesal karena kejadian tadi tapi aku juga merindukan dirinya. Berulang-ulang kali ku coba menelpon dirinya tapi nomor Moza selalu sibuk. Pikirku mungkin Moza pergi berkencan dengan Endra atau entahlah. Aku kembali fokus dalam mengerjakan pekerjaan ku. Ku atur emosi ku agar stabil.

Saat ini jam tak terasa sudah menunjukan pukul 8 malam. Moza tidak membalas pesan dariku. Aku masih saja berkutik dengan berkas-berkas yang membuat ku lelah. Namun mau tidak mau ini semua harus selesai karena memang ini tanggung jawabku dalam perusahaan sebagai seorang CEO muda.
Disaat aku sedang berkonsentrasi, terdengar suara bel berbunyi. Aku beranjak dari kursi kerja untuk membuka pintu.

"Ngapain kesini". Sapa ku jutek

"Nemenin kamu lah Sayang. Kamu sendirian kan?" Balasnya.

"Mending lu balik deh. Gue males ada lu  !". Aku menyuruh Rista untuk pulang saja tapi dia malah masuk dan melangkahkan kakinya ke ruang tengah.

Dia bilang kalau dia akan menemaniku lembur disini. Tapi aku terus mencoba untuk mengusirnya.

"Biarin lah Dit gue disini gantiin Moza. Emang lu enggak kangen sama gue?". Ujarnya duduk di atas meja kerjaku. Aku malas menatapnya jadi lebih baik mengerjakan tugas ku. Rista masih saja berdiam disini meski dia aku acuhkan.

Jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Rista masih saja ada di apartement ku. Aku sudah sangat merasa penat dan lelah dengan semua urusan pekerjaan ku. Aku menarik Rista ke luar agar dia pergi meninggalkan ku. "Udah malam. Sana balik !! Gue enggak butuh ditemein lu".

"Tapi Dit..."

GUBRAK !!

Ku tutup pintu dengan keras karena sangat merasa kesal dengan kedatangan Rista yang membuat mood ku semakin buruk. Aku sudah sangat mengantuk dan sangat lelah. Mata ku sudah tidak kuat untuk mengerjakan pekerjaan ini lebih lama jadi aku putuskan untuk tidur.

********

Tidur ku semalam sangat nyenyak sampai-sampai aku tidak sadar akan kehadiran Moza yang membangunkan ku. Pagi-pagi dia sudah datang untuk membuatkan ku sarapan. Kemarin aku memang sempat kesal dengan Moza tapi pagi ini rasa kesal ku sudah sedikit menghilang, meski rasa cemburu masih dengan setia menghinggapi perasaanku.

Moza membuatkan ku sarapan. Pastinya itu sangatlah enak, jadi ku habiskan semuanya tanpa tersisa. Setelah sarapan aku mengajak Moza untuk ikut ke sebuah mall. Bukan untuk belanja tapi menemaniku visit untuk mengevaluasi pekerjaan disana. Di mall  Moza sangat kooperatif menemaniku bekerja. Dia hanya berdiam diri menungguku sampai selesai dengan melihat-lihat store pakaian disini.

Aku melihat jam tangan di sebelah kiri yang menunjukan sudah jam 1 siang. Pantas saja perutku sudah keroncongan. Aku terlalu serius dalam pekerjaan sehingga tak terasa hari sudah siang. Aku melihat Moza yang sepertinya sudah mulai jenuh menungguku.

"Ayo Baby. Kita makan aku lapar." Ajaku menggandeng tangan Moza. Moza terlihat sedikit lemas. Dia hanya mengangguk tanpa berbicara.

Aku mencari kafe dan memesan makanan untuk ku dan Moza. Selama disini aku berbincang dengan tidak terlalu intens. Perutku tiba-tiba mules dan aku pergi ke toilet. Aku memberikan dompetku kepada Moza untuk dia membayarkan semua pesananku. Setelah semua selesai aku  pulang dengan Moza. Hari ini tidak ada acara pekerjaan lainnya dan waktu hari ini sangatlah free tapi aku malas untuk mengajak Moza berkencan.

.
.

Sengaja aku bikin begini karena biar kalian juga bisa tahu dari sudut pandang tokoh lain yaitu Adit dan karena ini bagian Adit jadi alur ceritanya aku mundurin biar lebih jelas aja ya kawan.

Terima kasih sudah membaca 😊

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang