32

12.9K 358 12
                                    

ADIT POV.

Pak Bowo memanggilku untuk melakukan latihan futsal karena 2 minggu lagi akan ada pertandingan antar sekolah. Aku meminta ijin untuk tidak mengikuti pelajaran hari ini. Sebelum meninggalkan kelas aku menatap ke arah Moza untuk mendapatkan semangat yang lebih.

Latihan hari ini cukup menguras tenaga. 1 jam sudah aku berlatih bersama tim ku yang bernama Tim Elang. Saatnya untuk beristirahat sekedar mengontrolkan kembali napas dan tenaga yang terkuras habis oleh permainan ini.

Aku sedang merebahkan tubuhku dilapangan, tiba-tiba aku melihat Rista berdiri tepat disampingku. Dia memberikan air mineral untukku. Aku tidak menerimannya. Aku merasa kesal seketika melihat dia dihadapan ku saat ini. Rasa benci dan kecewa langsung memenuhi perasaan ku. Ketika aku mengedarkan pandangan ke samping lapangan aku melihat Moza berdiri disana. Dia melihat aku bersama Rista. Perasaan ku langsung panik, aku takut Moza berpikir negatif padaku.

Aku menghampirinya ke arah ku. Ku kecup keningnya di depan Rista bahkan didepan teman-teman ku. Aku tidak merasa malu dengan tingkah ku yang mencium Moza didepan mereka. Rista yang melihat aku mengecup Moza terlihat kesal dan dia hanya menyunggingkan senyumannya sedikit. Ku balas dengan tatapan kebencian yang mendalam. Dia tetap kekeh memberikan makanan kesukaan ku yaitu irisan tomat yang diberikan mayones. Dulu dia memang sering membuatkan ku seperti itu. Dia meninggalkan kotak makannya disampingku namun aku sama sekali tidak menyentuhnya. Merasa aku cuekan akhirnya Rista pergi dari hadapan ku. Syukurlah kalau dia sadar.

Moza sepertinya cemburu melihat kedatangan Rista yang membawakan aku makanan. Namun dia bersikap dewasa sekali dengan tetap mencoba meredam rasa cemburunya kepadaku. Meakipun dia tidak langsung mengatakan kalau dia cemburu tapi aku bisa merasakannya lewat gelagat dan tatapan matanya yang begitu tajam.

"Baby, ini buat aku kan?". Aku mengambil kotak makan yang masih ada digenggaman Moza.

Dia masih saja diam tidak mengeluarkan kata-kata barang sedikit pun.

"Nanti pulang sekolah temenin aku ngantor ya. Sekalian aku ceritain semuanya ke kamu tentang Rista." Jelasku yang peka terhadap dirinya.

"Iya" Jawabnya singkat tanpa senyum.
Aku hanya menghela napas panjang melihat sikap Moza padaku. Ini semua memang salahku yang tidak jujur padanya. Nanti sore aku akan menceritakannya semua kepada Moza. Aku menyantap dengan lahap salad tomat buatan Moza. Rasanya lebih nikmat dari buatan Rista, aku beruntung memiliki gadis yang pandai memasak. Setidaknya kelak amu dan anak-anakku mendapat gozi yang baik dan tidak pernah kelaparan karena Mama nya selalu memasakan hidangan yang nikmat dan bergizi.

*******

Pulang sekolah aku menuju ke kantor. Aku langsung menuju kesana tanpa pulang ke rumah terlebih dahulu. Setibanya di kantor aku berganti pakaian yang sudah disiapkan Sani. Moza hanya duduk santai di sofa hitam dekat meja kerja ku memandang luas keluar jendela. Dia masih saja diam. Kalau sudah begini pastilah Moza cemburu dan kesal, meski aku baru mengenalnya tapi aku sudah paham dengan karakternya begitu juga dengan Moza yang dengan cepat memahami diriku sepenuhnya. Dia lebih segalanya daripada Rista.

Pekerjaan ku semua sudah selesai dan aku menghampiri Moza yang ternyata tertidur pulas di sofa tadi. Dia kelelahan dan mungkin merasa jenuh menungguku bekerja.

Ku dekati dirinya." Baby, bangun. Aku sudah selesai. Pulang yuk!."

Moza membuka matanya pelan-pelan dan langsung duduk bersandar. "Ceritain dulu baru pulang Dit. Aku enggak mau rasa cemburu ini terus hinggap dihati aku."

Aku memposisikan diriku di samping Moza dan melepas jas ku. Bersiap untuk menceritakan semuanya kepada gadis yang ku cintai ini agar dia tidak cemburu. Aku tersiksa melihat dia cemburu kepadaku karena dia diam seribu bahasa.

Aku menarik napas dan mulai bercerita." Rista itu kelas 3 Mipa A, ketua cheers di sekolah kita. Dia mantan aku waktu kelas 2. Aku pacaran sama dia enggak lama cuman 1 tahun. Putus sama dia pas kenaikan kelas 3 karena dia khianati aku. Aku paling enggak bisa kalau di khianati Baby."

"Terus?." Balas Moza yang terlihat penasaran dengan kelanjutan ceritaku.

"Dulu dia selalu ada dan suport aku. Tapi di pertengahan hubungan kita sikap dan sifat Rista berubah drastis. Dia berubah jadi cuek dan selalu sibuk dengan urusannya. Alasannya si karena sibuk cheers. Aku percaya aja sama yang dia omongin. Sampai waktu itu aku denger rumor kalau Rista deket sama Bayu. Awalnya aku enggak percaya sampai aku buktiin itu sendiri. Selama sikap Rista berubah aku masih bersikap biasa dengannya meski sebenarnya aku merasa jengkel dan curiga."

"Bayu? Kapten basket itu kan?." Tanya nya.

"Iya Bayu. Pas malam pergantian tahun kan ada acara di sekolah dan nginep. Aku nyariin Rista karena mau ngasih surpise ke dia. Rista ulang tahun pas tahun baru. Aku nanyain dia dimana sama temen-temen yang lain tapi enggak ada yang tau. Akhirnya aku nyoba nyari dia ke belakang gedung sekolah tepatnya di gudang yang biasa kita kesana. Pas di situ aku denger ada suara cowok lagi nyanyiin lagu happy birthday ke orang. Karena penasaran aku ngintip ke dalam gudang itu. Eh ternyata Bayu yang nyanyi, yang bikin aku kaget cewek yang dinyanyiin itu Rista. Pada saat itu status dia pacar aku. Mereka semakin mesra tanpa mereka tahu keberadaan ku yang lagi ngintip di jendela. Aku masih penasaran hal apa lagi yang bakal mereka lakuin."

"Mereka ngapain Dit.?" Tanya Moza yang semakin menggebu.

"Aku melihat setelah Rista meniup lilin. Bayu mencium bibir Rista. Ciuman itu semakin intim sampai turun ke bagian leher. Aku melihat dengan sangat jelas Bayu perlahan membuka kemeja Rista dan melepaskan semua pakaian yang dia kenakan sampai Rista dalam keadaan tak ada benang sehelai pun yang menutupi tubuhnya begitu juga dengan Bayu. Mereka yang tidak tahu keberadaan ku dengan asik making love didalam gudang dengan suasana malam yang syahdu karena turun hujan dimalam itu. Aku masih berdiri ditempat dengan perasaan yang kacau. Hancur dan sangat kecewa apalagi aku mendengar ketika Rista bilang kalau dia sangat mencintai Bayu."

"Maaf kan aku Dit. Aku sudah memaksamu untuk bercerita mengenai masa lalu mu." Moza mengusap bahuku.

"Itu hanya masa lalu Baby. Aku sudah tidak ada rasa untuk Rista. Kamu sudah tahu masa lalu ku dan sekarang kamu sudah tahu alasanku melarang mu dekat dengan Bayu. Aku tidak ingin Bayu mengambil mu dariku, Moza." Jelas ku.

"Iya aku tahu, sayang. Aku janji enggak bakal deket-deket sama Bayu." Moza mengajak ku untuk janji kelingking.

"Janji." Jari kelilingku bersatu dengan miliknya menjadi simbol dari sebuah perjanjian.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang