Delapan tahun yang lalu,
Nadine Kalya Faye tersenyum tipis saat ia turun dari mobilnya. Ia sudah memastikan bahwa hari ini tidak ada seorangpun yang bisa parkir disebelah mobil Askari Tanuwidjaja, berkat temannya sangat loyal dan senang membantunya untuk mengatur hal kecil seperti itu. Nadine merapikan rambutnya yang sengaja ia gerai hari ini, ia menghabiskan waktu seharian di salon kemarin untuk persiapan tapping talkshow infotaiment perdananya setelah ia mendapatkan gelar dari kontes kecantikan nasional, Miss Indonesia. Temannya – Armi, melambaikan tangannya saat ia keluar dari lift. Armi yang sudah menunggu selama sepuluh menit menutup buku tebal yang ia baca dan segera berdiri dari duduknya untuk menghampiri Nadine.
"Sudah datang?" tanya Nadine secara langsung.
Armi mendengus dan memerbaiki letak tas tangannya di pundak kiri. "Bagus, ya. Selesai tapping langsung ke kampus hanya karena Saka ada urusan hari ini. Begitu datang juga langsung tanya dimana Saka, how about me? Gue datang lebih pagi supaya lo mendapat tempat parkir yang eksklusif, Tuan Puteri."
"Lama juga nggak ketemu dia, I miss him. Lagipula lo sudah ketemu gue dua hari yang lalu, Mi. Gimana rambut gue?"
"Cute."
"Dua hari lagi gue tampil di infotainment jadi pembawa acara segment tiga," kata Nadine setelah ia menyebut sebuah stasiun televisi swasta. "Sebagai tamu, sih."
"Gue pasti lihat lo."
Armi melanjutkan, "Oh iya, gue baru saja baca berita lo di koran dan sayang sekali, lo belum bisa meresmikan hubungan kalian ya, Nad? Ada beberapa kontrak umum yang dibahas disana."
....
___
From : ndnfaye@nirvanaagency.co.id
To : askarireyes@chatacorporate.com
Subject : Maaf
Klise bukan saat menggunakan cara seperti ini? Tetapi aku benar – benar tidak bisa menyampaikannya ke kamu. Rasanya aku tidak mempunyai keberanian untuk melihat wajah kamu, Saka. Aku sangat malu. Malu kepada kamu dan diriku sendiri.
Ketika email ini kamu baca, aku sudah berada di pesawat. Kamu pasti akan membuka email ini saat menyadari semua barang – barangku tidak di rumah. I am sorry.
Saka, aku hamil.
Aku selingkuh dengan Denya, maaf.
Aku tidak punya keberanian untuk berbicara dengan kamu, orang seperti aku seharusnya tidak mencoreng nama baik kamu.
Saka, aku menangis saat aku menyadari kalau aku sendiri yang menghancurkan hubungan kita. Maaf karena pernikahan kita tidak pernah terjadi. Seharusnya satu bulan lagi kita menyebarkan undangannya, kan? Maaf karena hal itu tidak akan terjadi.
Denya tidak tahu kepergianku, Saka. Aku pergi membawa diriku sendiri dan janin ini. Aku bersumpah ini benar – benar kesalahanku, aku mabuk saat itu; dan menggoda Denya. Sahabatku adalah korban.
Maaf. Bahkan kalau aku mengucapkan beribu kali maaf, rasanya tidak cukup. Aku sangat menyesal.
Maaf karena tidak bisa menjemput kamu di bandara seperti janjiku yang dulu. Aku kira aku cukup percaya diri untuk mencintai kamu, tetapi mungkin aku sendiri yang menghancurkan rasa percaya diri itu.
Maaf. Aku kecewa dengan diriku sendiri, Saka. Aku menangis saat menulis email ini, lebih baik aku yang pergi kan? Ini adalah kesalahanku sendiri dan aku harus membayarnya sendiri.
Maaf karena aku mengkhianati kamu. Saka, aku minta maaf.
____
Delapan tahun yang lalu,

KAMU SEDANG MEMBACA
Récrire
ChickLitRécrire | Galaxy's Series #2 ©2019 Grenatalie. Seluruh hak cipta.