"Can you wear it by yourself?" tanya Marvella dengan perlahan agar Aria bisa memahami setiap kata-kata darinya saat ia melihat gadis kecil didepannya sedang memegang helmnya sendiri.
Aria yang sudah memakai helmnya sendiri mengangguk, "I can."
Marvella menarik tali pengaman di pelindung lutut Aria dan memastikan dua-duanya sudah terpasang dengan benar. "Good, sekarang mana jam tangan kamu, Aria?"
Aria menyerahkan jam tangannya dan membiarkan Marvella menyetel GPS untuk disambungkan ke ponsel Marvella. "Okay, sudah aku set. Aku dan Raymond akan duduk disini, not going anywhere, with my snack – dan makanan kamu aku janji tidak akan memakannya - "
"Kak Ella harus bayar kalau makan kueku."
Marvella menatap mata hitam berkilau gadis kecil yang sekarang sudah berdiri tegak. "Sharing is caring, Aria. Fine, nanti Kak Marvella tidak akan makan kue kamu."
Aria menyunggingkan senyum dan ia mulai berjalan menjauhi mereka untuk bermain roller skate. Marvella berkacak pinggang dan melambaikan tangannya kepada Aria, "Be careful, girl."
Ia berbalik dan menemukan mata Raymond yang sudah menatapnya terlebih dahulu. Marvella sudah menggulung lengan kemeja kotak-kotak hijau tipisnya hingga siku dan dengan kancingnya yang tidak tertutup, tanktop putih yang ia pakai sebagai dalaman menjadi terlihat.
"Don't touch that bubble tea, atau Aria akan marah."
Raymond menyerahkan topi yang baru ia beli karena ia tahu Marvella lupa membawanya tadi. Dipasangkannya topi itu ke kepala Marvella, "Fine, not bubble tea. Aku tidak yakin nanti masih dingin atau tidak, Aria mungkin akan bermain cukup lama."
Marvella mengambil minumannya sendiri, "Well, let's see. Grey hat?"
Raymond mengangguk dan tertawa, "Like my shirt, Marvella. Couple stuff."
Marvella ikut tertawa hingga ia tidak bisa meminum bubble tea miliknya. Mereka bertiga – bersama dengan Aria yang sudah pergi bermain – sedang berada di Bicantennial Park yang hari itu cukup ramai, it's Saturday. Taman seluas empat puluh hektar ini berada di pinggiran Homebush Bay, wilayah pemerintah lokal dari Kota Parramatta, New South Wales. Memerlukan waktu tiga puluh menit dari mereka untuk sampai di Bicantennial dari apartmen Marvella yang berada di Kent Street.
Raymond melihat Marvella sedang menyeka keringatnya sendiri sehingga ia bertanya, "Terlalu panas?"
"It's okay."
Raymond mengangguk saat mendengar Marvella yang terlihat tidak keberatan. Ia melanjutkan obrolan mereka, "The sun is beautiful, tapi kamu lebih suka bulan, kan?" tanya Raymond kepada Marvella, sepenuhnya melihat ke wanita itu.
Marvella terdiam. James Raymond Wicham, pria disampingnya adalah salah satu dari sekian pihak yang berkaitan dengan pembangunan gedung lima puluh lantai di Sydney, dimana pria itu menjadi pemimpin tim dari Wickham Group Consultants International Ltd untuk mengawasi arsitektur proyek. Marvella ingat bagaimana ia yang baru dua bulan pertama pindah ke perusahaan ayahnya, begitu meeting proyek selesai dan semua orang keluar, Raymond Wickham menghampirinya yang masih berada di ruang meeting.
"Miss?"
Marvella yang baru akan kembali ke ruangannya sendiri berbalik dan menatap pria jangkung berjas hitam yang berdiri tepat dibelakangnya, "Ya, Mr. Wickham?"
Benar-benar cantik. Untuk beberapa saat Raymond kehilangan kata-katanya, "Your third point at fund slides was a bit unclear to me. Could you elaborate on that?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Récrire
ChickLitRécrire | Galaxy's Series #2 ©2019 Grenatalie. Seluruh hak cipta.