Satu bulan kemudian,
Michel tiba lebih awal di tempat ia bekerja, sama seperti satu bulan terakhir sejak atasannya, Askari Tanuwidjaja lebih sering berangkat lebih awal dan pulang hingga mendekati tengah malam sehingga apa yang dilakukan oleh atasannya selama ini membuat ia dan Darek bergantian ikut lembur.
Ia berdiri saat mendengar pintu lift berdenting, hanya satu orang yang datang di jam enam lewat tiga puluh menit pagi dan Michel bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, sebenarnya jam berapa Askari Tanuwidjaja berangkat dari rumahnya yang memerlukan waktu tempuh lebih dari tiga puluh menit untuk kesini?
Ia tersenyum kepada Askari, "Selamat pagi, Sir."
Saka yang keadaannya tidak berbeda jauh dari Michel mengangguk singkat, "Pagi."
Atasannya terlihat kacau. "Selamat pagi, Darek."
"Pagi," balas Darek dengan tenang. Di antara mereka bertiga, bahkan ia yakin kalau dirinyalah yang terlihat lebih baik dari mereka. Insomnia akut selama puluhan tahun membuat tubuhnya beradaptasi dengan sifat gila kerjanya. Tidak ada kantung mata seperti Saka sekarang, atau tubuh lemas seperti Michel. He knows how he adapts to his condition.
Darek Iram terus mengikuti Saka ke ruangan pria itu, tentu saja belum ada kopi di meja besar Saka yang biasanya menjadi tugas sederhana bagi Michel. Darek bahkan yakin kalau Michel sekarang masih duduk di kursinya, ini masih jam enam lebih tiga puluh dan kantor mereka, Chata Corporation memulai jam kerjanya di jam delapan pagi. Satu bulan terakhir mereka berdua bekerja lebih keras, mungkin sekarang Michel mulai penat secara fisik dengan jam kerja mereka yang sangat gila.
"Kantung mata saya," kata Saka sambil duduk di kursi besarnya sendiri. "Looks terrible."
"Anda ingin membuat janji dengan dokter mata - atau kecantikan, I guess?" Darek bertanya kepada atasannya. "Atau Anda ingin saya mencari eye mask untuk Anda?"
"Masker, Darek." Saka menggerutu, "Terakhir kali aku pakai sesuatu aneh yang kata Marvella namanya adalah masker karena dia memintaku melakukan hal yang sama dengannya, masker hijau sialan. Sakit ketika ditarik."
Darek yang tahu bagaimana ia harus bekerja dengan cepat sudah menulis beberapa hal di Ipad-nya. "Saya akan mencari eye mask yang tidak membuat Anda kesakitan."
"Do men need to use that?"
Darek mengangkat bahunya walau ia masih menulis, "It's about taking care of yourself, Sir. Kantung mata Anda memang terlihat mengerikan - saya mengakuinya. Kalau Anda tidak mau memakai masker atau serum yang nanti akan saya carikan, saya bisa membuat jadwal dengan dokter kecantikan."
"Masker, Darek," jawab Saka karena pikirnya memakai masker terlihat lebih aman daripada pergi ke klinik kecantikan.
Darek mengangguk, "Baik, masker untuk Anda - yang tidak membuat sakit. Akan datang nanti siang dan Anda bisa memakainya sebelum meeting - maybe make it better."
"Hari ini saya ingin pulang cepat, Darek."
Darek yang masih belum kembali ke mejanya menjawab, "Anda bisa pulang cepat untuk hari ini, Sir."
"Really?"
"Empat minggu terakhir kita lembur dan Anda menyelesaikan pekerjaan lebih cepat daripada target yang seharusnya - berita Anda yang pulang cepat hari ini pasti akan membuat Michel senang. It must have pleased him rather than a raise."
Saka tersenyum sinis karena ia tahu Darek menyindirnya, "What again? Kamu tidak senang kalau saya pulang cepat hari ini?"
"I'm happy, Sir. Serial Netflix yang harus saya tonton banyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Récrire
Chick-LitRécrire | Galaxy's Series #2 ©2019 Grenatalie. Seluruh hak cipta.