Ia pasti sudah gila.
Marvella dengan cepat mendorong dada Saka lebih keras setelah ia menyadari kalau ia telah membalas pelukan Saka. Ia menyembunyikan kedua tangannya di belakang badan sambil mengambil langkah mundur dari Saka.
"L."
Saka menahan lengan Marvella yang sudah berbalik memunggunginya dan wanita itu menepis tangannya dengan kasar. "Stop."
" ... " Marvella yang bingung dengan apa yang ia lakukan sebelumnya kepada Saka kemudian berbalik dan melanjutkan langkahnya ke pintu utama karena satu-satunya hal yang ia pikirkan adalah segera pergi dari tempat ini. Ia menyumpahi dirinya sendiri yang menangis di hadapan Saka dan membalas pelukannya. Ya, itu masalahnya. Seharusnya ia tidak berada disini – ia memiliki Raymond sekarang. Berbagai pertanyaan muncul dibenaknya, kenapa ia harus kembali kepada orang yang menyakitinya? Tidak ada alasan. Ia tidak perlu kembali. Marvella semakin yakin dengan langkahnya.
Dulu ia pernah bertanya kepada dirinya sendiri, kenapa ia hanya melihat ke satu pria yang tidak pernah membalas perasaannya? Marvella pernah bertanya kepada ibunya sehari sebelum ia pergi ke Amerika untuk melanjutkan pendidikannya, bagaimana rasanya ketika kita tahu saat seseorang yang kita sukai selama ini juga memiliki perasaan yang sama kepada kita?
Marvella menutup mulutnya yang akan mengeluarkan isakan dengan tangan saat ia merasa setetes air mata jatuh dari matanya. Ia berkedip dengan cepat agar bisa melihat lebih jernih tanpa menghentikan langkahnya. Marvella berjalan melewati ruang keluarga. Saka masih mengejarnya dari belakang, ia berusaha berjalan mendahului wanita itu tetapi koridor rumah ini terlalu kecil untuk dilewati satu orang. "Marvella, wait."
" .... " Kemudian ibunya menjawab, untuk tahu apakah seseorang memiliki perasaan yang sama kepada kita atau tidak, sebenarnya itu dilema yang bisa membuat kamu terjebak sekali atau berkali-kali.
Marvella mengerutkan dahinya tidak mengerti. Saat itu, Kandiya hanya tertawa kecil melihat reaksi putri pertamanya dan kembali menjelaskan. Apa yang ingin kamu tahu? Tentang Saka yang masih peduli kepada kamu atau tidak setelah ia sekarang mempunyai pacar? Tentang itu?
Aku tidak punya hak untuk cemburu, tetapi aku masih mencintainya. Aku salah, Ma?
Yang tahu salah atau tidak hanya diri kamu sendiri, balas Kandiya dan ia menatap mata anaknya. But you need to know, someone who loves you will stay loyal no matter how hard your circumstance is.
Jawaban ibunya membuat satu pertanyaan muncul lagi di kepalanya, apa Saka selalu ada untuknya?
Tidak ada Darek ataupun orang lain disepanjang perjalanan Marvella keluar dari rumah ini, ia tidak peduli. Marvella membuka pintu dan menuruni tiga buah anak tangga yang menjadi penghubung antara teras dan halaman. Ia juga tidak peduli dengan air matanya yang terus menerus keluar. "L, please don't run."
Saka menyugar rambutnya frustasi, ia ingin menahan lengan wanita itu lagi tetapi ia khawatir Marvella nanti akan takut kepadanya.
Dulu ia kembali bertanya kepada dirinya sendiri, cinta seperti apa yang ia rasakan kepada Saka?
Kemudian, ia menemukan jawabannya. Ia menyukai Saka yang selalu ada untuknya. Because no matter how mad he, Saka won't stop to care for her. He will make her a better person than she was once before. Askari Tanuwidjaja always enjoy her madness and do not try to change it.
Mungkin karena itu ia akan terus mencintainya. I love Saka the way he are.
Tetapi malam itu Saka bertekad untuk tidak menyerah, ia kemudian berlari dengan cepat dan menghalangi langkah Marvella yang sekarang berhadapan dengannya. "Marvella, kamu membenciku?"
![](https://img.wattpad.com/cover/203420781-288-k239992.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Récrire
ChickLitRécrire | Galaxy's Series #2 ©2019 Grenatalie. Seluruh hak cipta.