Hal pertama yang Marvella lakukan saat ia sampai di rumah adalah pergi ke dapur meski seluruh pakaiannya basah karena hujan turun lebat dan ia tidak sengaja meninggalkan payung di rumah. Sekarang Marvella lebih mementingkan rasa hausnya daripada baju dan rambutnya basah, jadi ia segera mencari air putih yang diinginkannya. Marvella meraba-raba dinding mencari sakelar untuk menyalakan dapur yang gelap gulita. Setelah menyalakan lampu, ia segera meletakkan tas tangannya di meja dan segera mengambil air dingin yang ada dikulkas.
"Ini yang kamu bilang pulang malam?"
Marvella yang sedang meminum air langsung tersedak saat melihat kehadiran pria itu yang tiba-tiba muncul. Ia terbatuk dan membuat bajunya sendiri semakin basah dibeberapa bagian karena percikan air yang keluar dari mulutnya.
"Astaga!" Marvella menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya saat melihat air yang tumpah ke atas lantai.
"Tidak usah bikin kaget kan bisa, Saka!"
Marvella meletakkan gelas ke meja yang ada didepannya dan mencari lap untuk membersihkan tumpahan air. "Kamu belum tidur?"
Alih-alih menjawab, Saka memutari kitchen island dan memberikan tisu yang sebelumnya sudah ia ambil di meja makan. "Aku masih mengerjakan sesuatu. Darimana saja kamu?"
"Dari luar, bukannya kamu sudah tahu?" jawab Marvella dengan kesal karena selain rasa dingin akibat hujan tadi, ia harus membersihkan air yang menggenang di lantai.
Saka berdecak, ia kemudian berjongkok dan mengambil lap dari tangan Marvella. "Berdiri, L. Biar aku yang bersihkan."
Marvella tidak berkata apa-apa dan ia berdiri, membiarkan Saka untuk membersihkan airnya. "Hmm, sebenarnya Latisha bisa membersihkannya besok - atau bahkan itu bisa kering sendiri nanti. Look, lantainya kotor karena badanku basah."
Saka membersihkan dengan cepat dan segera berdiri ketika pekerjaan itu selesai. "Benar juga," katanya sambil menaruh lap itu di dekat bak cuci piring. "Are you okay?"
"Lain kali jangan membuat orang kaget, Saka. Kasihan jantungku."
Saka terdiam karena ia merasa lega setelah lima menit lalu mendengar suara gerbang dibuka dan deru mobil Marvella. Seharian ia berada di rumah - untuk menunggu wanita itu. Semua pekerjaannya hari ini sudah selesai sore tadi dan ia menunggu Marvella untuk pulang - di kamarnya sendiri.
"Kenapa kamu pulang semalam ini?" tanya Saka sambil terus menatap Marvella dengan hati-hati karena wanita itu memakai baju hitam dengan bahu terbuka, ia sendiri tidak tahu apa nama baju itu.
"Cari makan."
Saka tahu jam satu dini hari terlalu malam untuk Marvella mencari makanan diluar. "Tapi pulang semalam ini?"
"Cari nasi goreng, Saka."
Saka menyipitkan matanya, "Padangnya tidak jadi?"
"Banjir - tutup." Marvella mengisi gelasnya dengar air lagi karena ia masih haus. "Kamu sudah makan?"
"Kamu sendiri?"
Marvella mengangguk. Saka menyandarkan tubuhnya ke kitchen island, "Kamu tadi ke bioskop dengan pakaian itu?"
Marvella mengangguk sekali lagi. Ia mengganti blus yang dipakainya dari rumah ini dengan halterneck hitam. "Bagus, Sak."
"Marvella." Saka memajukan tubuhnya untuk berkata kepada Marvella. "Rambut dan baju kamu basah karena kehujanan?"
"See for yourself with your eyes, Saka."
Saka berdiri didepan Marvella dan menggunakan kedua tangannya untuk menahan wanita itu agar tidak bisa pergi. "Tahu tidak kalau sekarang bahu kamu terbuka dan aku jadi memikirkan tentang kamu yang kehujanan dengan baju sialan itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Récrire
ChickLitRécrire | Galaxy's Series #2 ©2019 Grenatalie. Seluruh hak cipta.