32 - Treinta Y Dos

12.1K 905 13
                                        

"Aku tidak bisa tidur," kata Marvella saat Saka mengangkat panggilannya. Marvella keluar dari kamar hotel yang ia tempati dan berjalan pelan di koridor hotel tempatnya menginap di Boston, La Parisianne – hotel berbintang lima yang memiliki delapan puluh properti di tiga puluh negara, dan dikelola oleh La Parissianne Hotel Company LLC, anak perusahaan dari Chata Capital Corporate.

"Drink your tea as usually, Marvella. Aku sibuk."

Marvella berhenti berjalan dan membelakangi dinding untuk bersandar. Ia memainkan sandal hotel yang ia pakai, "Kamu juga belum tidur?"

"Aku masih bekerja."

"Good. Aku sudah didepan kamar kamu, bisa kamu buka pintunya?" tanya Marvella. Saka yang sedang duduk di sofa depan perapian dengan laptopnya kemudian berdiri. Ia melangkah ke arah pintu tanpa melepas ponselnya, "Apa yang sedang kamu lakukan?"

"Klise sekali sih pertanyaannya, Sak. Aku sedang berdiri sendirian menunggu kamu membuka pintunya," jawab Marvella dan mendengar hal itu membuat Saka hanya memutar bola matanya karena jawaban konyol Marvella.

Saka membuka pintu dan mengangkat alisnya melihat Marvella yang bersandar di dinding. "Hi, Saka."

"Aku gugup dan tidak bisa tidur," kata Marvella menjelaskannya. Ia menutup telepon dan berjalan melewati Saka untuk masuk ke suite itu.

Saka membiarkan Marvella masuk meski ia kesal dengan sikap wanita itu yang menjadi lebih menyebalkan baginya. "Sejak kapan kamu yang tidak bisa tidur menjadi urusanku? Go back to your room, Marvella. Aku sedang bekerja."

"Seingat aku selama dua puluh jam perjalanan kita kesini kamu terus bekerja. Kemarin juga kamu sibuk pergi ke - "

"Karena memang itu tujuanku, bekerja. Apa yang kamu pikir? Are we here to play?"

Marvella mendengus sebal. Setelah keduanya sampai kemarin siang, ia tidak tahu Saka memesankan dua ruangan suite berbeda – tanpa connecting door. Satu-satunya hal yang membuatnya sedikit senang adalah dia dan Saka tetap berada di lantai yang sama. "Dua puluh empat jam untuk bekerja? Enjoy this life, Saka."

Marvella kemudian berpindah mendekati cookies yang tersedia di atas meja karena ia menginginkannya. Saka beringsut mundur, "Jangan dekat-dekat, L. Terakhir kali kamu dekat seperti ini, tanganku hampir terkilir." Ia kemudian memindahkan laptopnya ke atas meja. Saka tidak ingin mengambil resiko laptop itu jatuh – atau bahkan tertimpa Marvella yang ceroboh.

"Aku tidak meminta kamu untuk melupakan kewajiban kamu, Saka. Aku meminta – lebih tepatnya akan mengajak kamu untuk bernapas sebentar, let out a deep sigh."

Marvella mengambil cookies yang ada di meja dan memakannya. "Jadi besok temani aku ke Syntax dan aku akan membawa kamu ke tempat lainnya."

"Aku disini untuk bekerja, bukannya untuk bermain," jawab Saka sambil mengulurkan tisu ke wanita itu.

Marvella menerima uluran Saka dan membersihkan mulutnya sendiri. "Oke, sama seperti kamu yang meminta kita saling menjaga jarak – aku juga punya permintaan yang sangat sederhana, Saka. Karena besok adalah pernikahan kita – setidaknya temani aku ke beberapa tempat."

"Aku sibuk."

Marvella menggeleng tidak setuju dan kembali mengambil cookies kedua. "Setidaknya beri aku sesuatu yang membuat aku bahagia dengan sederhana, Saka. Cukup temani aku karena aku ingin melihat kantorku yang lama – Syntax dan pergi ke tempat kesukaanku untuk makan disana, Blue Bagels."

Saka terdiam untuk beberapa saat. "Oke."

Marvella mengunyah cookies terakhirnya dengan cepat. "Really? Aku tidak menerima pembatalan janji setelah kamu menyetujuinya, Saka."

RécrireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang