57 - Cincuenta Y Siete

8.5K 714 51
                                    

Marvella menghampiri Iliona yang sedang berjalan kearah ruang makan dimana seluruh keluarga akan makan malam bersama. "Grams," panggil Marvella sembari terus berjalan mendekat ke arah Iliona. Ia telah mencari neneknya cukup lama karena rumah ini yang sangat besar dan baru menemukannya di koridor.

"Ya, Marvella?"

Marvella memegang tangan neneknya ketika ia sudah sampai. "Grams, boleh aku bicara sebentar? Please. Hanya membutuhkan waktu lima menit – tidak sampai makan malam dimulai."

Iliona melihat kearah belakang Marvella. Lima belas menit lagi makan malam akan dimulai dan masih ada tiga orang yang bersiap disana. "Bukannya Grams, kamu dan Saka nanti akan berbicara setelah makan malam, Marvella?"

"Grams, aku mohon."

Iliona menatap mata cucunya dan ia tahu ada sesuatu mendesak, jadi ia mengangguk tanpa mengerti apa yang akan dikatakan oleh cucunya. Ia berbalik dan membiarkan Marvella berjalan mengikutinya untuk pergi ke ruang perpustakaan.

"Grams, boleh aku meminta tolong untuk membatalkan pembicaraaan kita nantinya dengan Saka? Kalau Grams ingin penjelasan tentang pernikahan dengan Saka, aku bisa menjelaskannya sekarang dengan cepat," kata Marvella begitu keduanya duduk di sofa ruang perpustakaan.

....

Iliona menggeser duduknya. "Kenapa tidak dengan Saka? Nenek ingin mendengar cerita dari kedua sisi kalian dan memberikan nasihat – maybe."

Marvella memutar cincin pernikahannya yang terpasang di jari, cincin yang ia beli sendiri. "Karena apa yang terjadi di pernikahan ini adalah semata-mata aku ingin membantunya, Grams."

Iliona menaikkan kedua alisnya. "Sayang, nenek tidak mengerti."

Marvella menahan napasnya untuk beberapa saat. Ia kemudian menceritakan semuanya dengan cepat kepada Iliona. Bahkan setelah lima menit berlalu, Iliona tetap mendengarkan ceritanya hingga selesai. "Grams, aku mencintainya. Sangat mencintainya – sejak dulu. Saka setelah kehilangan Nadine adalah Saka yang tidak aku kenal dan membuat batas dengan semua orang – termasuk keluarganya sendiri. Aku tidak bisa melihat Saka kehilangan kontrol dirinya sendiri dan terluka untuk waktu yang lama, Grams."

"Jadi kamu membantunya dengan cara apa, Marvella? Pernikahan ini?"

Marvella tidak menganggguk dan tidak menggeleng. "Grams, aku mencintainya."

"Semua keluarga kita tahu kalau kamu mencintainya, Marvella. Apa alasan kamu yang sebenarnya?" tanya Iliona dengan hangat. Ia mengenggam lembut tangan cucunya untuk mendengarkan alasan yang sebenarnya.

"Aku ingin menyembuhkan traumanya dengan cara ini dan kami saling menyetujuinya. Grams, aku bukan psikolog ataupun orang yang memahami mental manusia, tapi aku tahu sebelum Saka memulai hubungan baru dengan orang lain ia harus menyembuhkan traumanya dulu agar seseorang yang menjadi pasangannya nanti tidak bercermin dengan trauma Saka."

Marvella menahan napas saat ia bersitatap dengan mata teduh Iliona. "Saat itu aku tidak menduga kami benar-benar mendaftarkan pernikahan ini ke sipil, Grams. Kami tidak ingin mendaftarkannya karena itu tidak perlu – we just need each other. Papa hanya datang disaat yang tidak tepat dan meminta kami melakukan prosedur pernikahan dengan benar."

Iliona menganggukkan kepalanya karena ia menemukan alasan kenapa Saka dan Raphael terlihat perang dingin. "Tetapi selama ini kamu dan Saka selalu seperti itu bukan? Why do you need this marriage if you will break it?"

"Pernahkah kamu berpikir kalau Saka akan lebih terluka saat ternyata kalian berdua memiliki perasaan yang sama tetapi kalian berdua sudah memutuskan untuk saling berpisah, Marvella? Selama ini walau kalian tidak menunjukkan keseriusan hubungan antara pria dan wanita, kalian berdua peduli satu sama lain – jangan potong kalimat Nenek dulu Marvella. Ketika aku melihat kalian berdua selama ini, mata kalian bisa bercerita kalau kalian menginginkan satu sama lain tetapi ada hal yang tidak ingin kalian putuskan. Apa kamu mau memberitahu Nenek tentang apa itu?"

RécrireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang