102 - Ciento Dos

14.3K 612 90
                                    

Empat belas tahun yang lalu,

Saka menahan lengan Marvella yang sedang berjalan disampingnya untuk pergi bersama makan siang di cafeteria. Baru lima menit berselang sejak bel istirahat untuk kelas tiga Maria Stella dan Saka menghentikan langkahnya saat mereka berdua melewati salah satu papan buletin Maria Stella di koridor. Sebuah poster berukuran A3 dipasang disana dengan desain yang cukup meriah. Poster pemberitahuan acara prom yang akan diadakan dua bulan lagi, sama dengan pemberitahuan yang dikirimkan kepada setiap email siswa Maria Stella sehari yang lalu.

Marvella berbalik dengan kesal kepada Saka karena ia sekarang benar-benar lapar, "Apa sih?"

"Prom, L."

Marvella menatap malas poster itu, "Terus?"

Saka berkata, "Tahun lalu aku datang ke acaranya dengan Leon – tidak terlalu menyenangkan. Anak itu meninggalkan aku karena dia lebih tertarik untuk menanggapi adik kelas."

"Oh," Marvella menanggapinya dengan singkat. "Memang kamu tidak bertemu dengan teman-teman kamu yang lainnya? Fans kamu kan banyak – tinggal ajak bicara mereka kan gampang."

Saka melirik ke arah Marvella. "Tidak ada fansku yang menyenangkan, L. Lagipula, malam itu aku ingin mengajak kamu berdansa walau kita tidak berangkat bersama – tapi kamu pulang duluan, kan?"

Marvella kembali mengangguk singkat, "Hmm."

Saka menatap mata perempuan didepannya, "Kamu datang tidak kesini?"

"Hmm, aku tidak tertarik," Marvella hanya menatap datar poster didepannya dan ia memiringkan kepalanya untuk beberapa saat. Ia masih ingat bagaimana salah satu fans Saka – Arletta, bertengkar dengannya karena masalah sepele. Benar-benar menyebalkan.

Saka menaikkan sebelah alisnya saat melihat Marvella tidak tertarik dengan pembicaraan mereka. "It's our last year." Ia menambahkan, "Maybe this is the last social interact with our classmates."

"Social interact, ya?" Marvella memasukkan sebelah tangannya ke saku rok. "Aku bisa cari cara lain daripada datang ke acara ini."

"Jadi kamu benar-benar tidak datang?"

"Sepertinya tidak." Marvella menggeleng dan mengulangi jawabannya, "TIdak datang."

"Then me too."

Marvella yang bersiap melanjutkan langkahnya karena ia membutuhkan makanan lebih dari apapun menghentikan niatannya dan menatap Saka dengan bingung, "Kenapa?"

"Karena kamu tidak datang."

Marvella melipat lengannya didepan dada. "Aku tidak datang karena aku mau liburan sebelum berangkat ke London. Maksudnya, kamu kalau mau datang ya datang saja – tidak perlu ikut-ikut aku."

"Tapi kamu tidak datang – this prom isn't fun anymore."

Marvella sekarang memeluk perutnya sendiri, ia sangat lapar setelah satu jam yang lalu harus menyelesaikan tes mingguan Sejarah, jadi ia menarik tangan Saka untuk kembali berjalan ke cafeteria. "Hmm, konyol sekali alasan kamu. Aku lapar, Sak. Ayo cepat jalan."

Lima menit kemudian setelah keduanya membeli makanan dan membawanya ke meja kosong, Marvella baru berbicara setelah menggigit besar paha ayam miliknya. "Exactly – aku tidak bisa datang karena akan liburan."

"Liburan?" ulang Saka.

Marvella mengangguk lebih semangat, "Hong Island – kamu tahu tidak, dua minggu yang lalu saat Grams pulang dari Italia Grams bercerita ke aku tentang itu, The Emerald of Krabi's Sea. Jadi aku ingin datang kesana sebelum ke London nanti dan aku butuh satu minggu untuk membujuk Mama – Ya Tuhan, satu minggu untuk membuat Mamaku memberikan ijin."

RécrireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang