Moonchild cake (December Edition)
December is not just 'name of the twelfth month'. December is a month where we can see the thousands of memories that happened in the last year. The time you spend researching it, taking breaks, making yourself happy, all of that isn't wasted.
Be the reason someone smiles today.
Elips.
_____
"Tadi aku pesan moonchild di Elips, kamu pulang jam berapa?"
Marvella yang sedang menyetir dan menunggu lampu merah kedua dari lima lampu merah yang harus ia lewati di sepanjang perjalanannya nanti hanya tertawa kecil. "It's Friday – bagaimana dengan peraturan perusahaan kamu Bapak Askari?"
"Jam empat sore."
Marvella yang tahu kalau Saka baru menjawab pertanyannya kembali tertawa mendengarnya, "Good, perusahaan kamu – peraturan kamu. Thanks untuk moonchild-nya. Aku belum sampai di rumah, pulang jam berapa hari ini?"
"Jam tiga."
Jawaban Saka membuat Marvella bingung sendiri sampai ia paham dengan apa yang terjadi. "Great, kamu sekarang sudah ada dirumah? Why are you calling me like you're still in your office and looking like you're going home after dinner?"
Saka yang sedang berada di dapur untuk melihat apa yang akan ia makan malam itu kemudian tersenyum walaupun ia tahu Marvella tidak bisa melihatnya. "Bercanda, L. I'm sorry. Disampingku ada Latisha, kamu ingin makan apa?"
"Apa saja yang dimasak Latisha – terserah. Ini sudah jam setengah lima dan kamu pikir Latisha baru memasak di jam seperti ini? Lastiha pasti sudah memasak sesuatu, Sak."
"Just want to know what you want," kata Saka kepada Marvella.
Marvella mengangguk kecil, "What I want is the cake, let's eat that after dinner. Aku dan kamu, paham?"
Kurang dari empat puluh menit kemudian Marvella memarkirkan mobilnya di garasi setelah satpam rumah membuka gerbang untuknya. Hal pertama yang ia lakukan begitu masuk ke rumah adalah memanggil nama Saka.
"Saka."
Marvella terus berjalan dan melewati ruang tengah di lantai satu sambil terus memanggil nama pria itu, "Saka?"
Marvella mengerutkan dahinya – tidak ada Latisha atau siapapun yang ia temui kecuali satpam didepan ketika ia pulang tadi. Ia kemudian pergi ke ruang kerja Saka dan mengetuk pintunya, "Saka?"
Ia membuka pintu itu dan mendapati pria yang tengah ia cari sedang tertidur – lebih tepatnya dengan sebuah buku tebal yang terbuka di atas pangkuannya. Marvella membiarkan pintu itu terbuka dan berjalan masuk kedalamnya, ia meletakkan tasnya begitu saja di atas sofa dan mendekat ke arah kursi Saka. Sebuah laptop yang masih menyala dan terbuka berada di sisi kanan meja itu dan Marvella tahu apa yang terlihat dengan jelas dilayarnya – sehingga ia cepat-cepat menutup laptop itu. Ditatapnya cukup lama wajah Saka yang masih belum bangun bahkan dengan suara berisik ketika ia masuk, Marvella kemudian menepuk pelan bahu Saka.
"Saka."
Marvella kali ini memegang lengan Saka dan menggoyangkannya dengan pelan, "Ayo bangun, punggung kamu bisa sakit kalau tidur seperti ini. Aku tahu kursi ini sangat besar - bahkan untuk kita berdua – tapi punggung kamu tetap bisa sakit."
"Ya?" Mata Saka membuka dan dengan cepat ia menegakkan punggungnya saat melihat Marvella sudah disampingnya, "Wait, kamu sudah pulang? Jam berapa sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Récrire
ChickLitRécrire | Galaxy's Series #2 ©2019 Grenatalie. Seluruh hak cipta.