Marvella merasa bulu kuduknya berdiri saat Saka mencium dan meniup lehernya. Ia berusaha mengumpulkan kesadarannya, mereka masih ada di rumah Iliona dan berciuman – dalam waktu yang cukup lama, ia sendiri sudah tidak ingat berapa lama keduanya hanya berdiri disini.
"Hm, S-Saka?"
"..." Saka tidak menjawab panggilan itu dan membuat Marvella kembali berusaha berpikir jernih.
"You said we'll do it in our house."
"Benar juga."
Saka menegakkan tubuhnya tanpa melepas tangannya yang masih menempel di pinggang Marvella. Ia memandangi bibir wanita itu yang bengkak dan memerah karena ciuman mereka. "Tante dan si kembar akan menginap disini, Saka. Kita harus pamit ke Grams dulu."
"Hmm."
Marvella memandang kikuk ke arah Saka yang mengancingkan kembali kemejanya. "Maaf ya, Saka."
"Untuk?"
"Kemeja kamu."
Saka selesai mengancingkannya dan ia mengusap bibir Marvella dengan ibu jarinya. "It's fine."
Membutuhkan sepuluh menit bagi mereka untuk merapikan diri sebelum mencari Iliona yang ada di ruang tamu bersama dengan anggota keluarga lainnya. Kanianatha dan Raditya sudah pulang dan hanya tersisa Megan Katja dan suaminya disana. "Dan kenapa kalian tidak menginap disini?" tanya Iliona kepada kedua cucunya saat Marvella pamit. "Kamar kamu di lantai dua bisa untuk dua orang, Marvella."
"Maaf kami tidak bisa menginap, Grams," kata Saka.
Iliona memandangi wajah Marvella yang memerah dan senyum kikuknya. Marvella kemudian menambahkan, "Maaf, Grams."
Iliona menghela napas panjang karena tidak bisa membuat kedua cucunya ini menginap di rumahnya. "Hati-hati di jalan."
Marvella memeluk hangat Iliona. "Sampai jumpa besok, Grams. Selamat ulang tahun."
Dua puluh menit kemudian Marvella tidak bisa untuk tidak memainkan jarinya sendiri sejak ia dan Saka berada di mobil dalam perjalanan pulang mereka. Ia melihat pemandangan malam di luar mobil dan berusaha menjernihkannya pikiran – bayangan Saka yang menciumnya di rumah Iliona tidak bisa hilang dari pikirannya dan Marvella merasa ia hampir gila saat mengingat bagaimana tangan Saka memeluk pinggangnya.
Dan sekali lagi, Marvella merasa pipinya menjadi panas.
Jam menunjukkan angka sepuluh saat keduanya tiba di rumah. Marvella berjalan di belakang Saka, ia membiarkan pria itu mendahuluinya agar Saka tidak bisa melihat wajahnya yang memerah. Latisha yang membukakan pintu rumah sudah kembali ke kamarnya, tinggal mereka berdua yang masih ada disana.
"Kamu mau k-kemana?" tanya Marvella saat melihat Saka berbelok ke arah dapur.
Saka berbalik dan mengangkat alisnya, "Aku butuh kopi untuk lembur, Marvella."
"Tapi ini sudah malam."
"Dan aku lembur."
"Besok sabtu dan kamu masih bekerja? Teh." Marvella berjalan mendahului pria itu dan menuju ke dapur. Ia meletakkan tas tangannya di atas kitchen island dan mencari panci untuk merebus air.
Saka menghampiri wanita yang sekarang sedang menyiapkan dua gelas. "L, aku akan membuat kopiku sendiri."
"Ini sudah malam."
"Dan aku harus terjaga untuk bekerja," Saka mengingat dua dokumen dari Chata Investama yang harus ia baca hari ini.
"Tapi kamu berjanji untuk mengajari aku berciuman, kan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/203420781-288-k239992.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Récrire
ChickLitRécrire | Galaxy's Series #2 ©2019 Grenatalie. Seluruh hak cipta.