Kandiya sedang berbicara dengan personal assistant-nya dan Taviana saat ponselnya berdering dan menampilkan nama anaknya, Marvella. Tiga jam yang lalu ia mengirim pesan kepada Marvella untuk menghubunginya dan sepertinya Marvella baru membaca pesan itu.
"Taviana, boleh Tante mengangkat telepon dulu?" tanya Kandiya.
Taviana mengangguk dan ia tersenyum lebar kepada Kandiya yang bersiap berdiri. "Silahkan Tante."
Kandiya kemudian meminta personal assistant-nya untuk menemani Taviana mengobrol sambil menunggu dirinya. Ia berdiri dari kursi dan berjalan ke dalam rumah. "Sore, Ma."
Ia menghentikan langkahnya dan duduk di sofa, "Sore juga, Marvella. Kamu sedang sibuk?"
Marvella meringis kecil walau ia tahu Kandiya tidak bisa melihatnya. "Maaf baru menelpon, Ma. Aku baru selesai meeting dengan atasan dan baru membaca pesan Mama. Apa kabar, Ma?"
"Untungnya Mama masih sehat sampai kamu menelpon Mama, Marvella. Kamu masih di kantor?"
"Hmm, aku sedang menunggu Saka untuk pulang bersama," jawab Marvella setelah berpikir untuk beberapa saat. Kandiya menghela napas dalam karena ini adalah pembicaraan pertamanya dengan Marvella setelah putrinya pindah ke rumah Saka. "Apa kamu melupakan Mama, Marvella? Ini adalah pertama kalinya kamu menelpon sejak dua minggu lalu – sudah telepon Papa kamu?"
"Maaf, Ma." Marvella menginjak pedal gas mobilnya dengan pelan saat mobil didepannya ikut maju. Lagi-lagi traffic-hour dan malang bagi Marvella karena ia terjebak di kemacetan – sendirian. "Setelah ini aku akan menelpon Papa, Ma. Aku tidak melupakan kalian, demi tuhan. Maaf karena baru menelpon sekarang."
Marvella menggigit bibirnya dengan pelan, ia merasa bersalah setelah membohongi ibunya. Ia terus mendengarkan Kandiya yang berbicara, "Sehari sebelum pesta nenek kamu, Iliona mengundang chef untuk membuat kelas memasak di rumah. Bisa kamu datang? Kita akan memasak steak, Marvella."
"Sabtu ya, Ma?" tanya Marvella setelah ia berusaha mengingat kapan pesta neneknya. "Aku tidak tahu – biarkan Atha saja yang datang, Ma."
"Nenek menunggu kamu, Marvella."
" ... "
"Nenek tidak mengatakan apapun sejak pernikahan kamu dengan Saka – setidaknya kamu harus bertemu dengan Iliona untuk berbicara dengan baik."
Marvella menyandarkan kepalanya ke jendela mobil. "Aku usahakan, Ma."
"Mama berharap kamu benar-benar datang, Marvella. Bisa kamu bayangkan memberikan suami kita steak buatan kita sendiri? Papa kamu mungkin sudah terbiasa dengan masakan Mama, tapi Saka? Give him a little surprise."
Marvella termangu untuk beberapa saat demi memahami kata-kata dari ibunya. Itu berarti Saka dan dirinya harus makan siang di rumah Iliona. "Iya, Ma."
Marvella bersyukur ibunya tidak menyadari suaranya yang bergema karena ia sedang berada didalam mobil. "Hmm, such a good idea Ma."
"Benar, kan. Dan Taviana akan ikut juga – jadi kamu harus datang. Paham, Marvella?" tanya Kandiya dengan mata berbinar karena ia sudah membayangkan kelas memasak di rumah Iliona minggu depan akan lebih seru karena dua putrinya ikut serta.
"Paham, Ma."
____
Saka berterima kasih kepada Latisha dan melewatinya, namun ia berhenti saat melihat sosok wanita yang terlihat berbaring di sofa ruang tamu. Saka kemudian memanggil Latisha yang masih di belakangnya, "Kenapa Marvella tidur disini, Sha?"
"Maaf, Pak. Tadi Mbak Ella ingin menunggu Bapak dan saya akhirnya ambil selimut."
Saka terus menatap Marvella yang tertidur. "Saya sudah memintanya untuk tidak menunggu saya, Latisha. Marvella tidak boleh kecapekan untuk beberapa hari ini karena ia baru saja keluar dari rumah sakit, kenapa kamu tidak bilang kepadanya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Récrire
ChickLitRécrire | Galaxy's Series #2 ©2019 Grenatalie. Seluruh hak cipta.