"Hi."
Marvella menoleh dan mendapati seorang perempuan dengan rambut hitam – sangat cantik – memakai seragam sekolah yang sama dengannya. "Hi."
Perempuan itu tersenyum, "Marvella? Hari ini main biola, ya? Solo?"
"Solo."
Marvella tersenyum kikuk saat perempuan itu bertepuk tangan dan menatapnya dengan mata berbinar, "Hebat – aku saja tampil dengan siswa lainnya, we're choir."
"Kita sampai lupa perkenalan," perempuan itu tertawa kecil sebelum akhirnya mengulurkan tangannya. "Arletta."
"Marvella."
"Aku tahu kok nama kamu," Arletta Dwija kembali tertawa kecil dan membuat Marvella kebingungan. "Minggu lalu kamu menang kontes biola lagi – tahu tidak kalau sekarang kamu punya banyak fans, teman-temanku yang laki-laki banyak yang suka kamu."
"Tidak tahu."
"Well, memang seperti itu." Arletta mendekatkan kursinya ke Marvella. "Minuman itu – diberi oleh Askari ya?"
"Oh, ini?" Marvella mengangkat susu kotak yang sebelumnya diberikan oleh Saka kepadanya. "Iya."
"Wah, perhatian sekali. Askari baik ya."
Baik? "Teman yang baik." Marvella mengangguk menyetujui kata-kata Arletta.
"Memang kamu dan Askari sedekat ini, ya? Aku sering lihat kalian berdua di perpustakaan, cafeteria, dan tempat lainnya – sedang masa pendekatan?"
Pendekatan? Marvella menggeleng, "Kami hanya berteman kok."
"Oh, seperti itu," Arletta tersenyum semakin lebar karena ia senang mendengarnya. "Maaf ya kalau reaksiku berlebihan, literally hanya senang karena aku bisa memastikan kalau Askari sedang tidak dekat dengan siapa-siapa."
Marvella hanya tersenyum menanggapinya saat akhirnya ia sadar perempuan didepannya adalah salah satu fans Saka. "Tidak apa-apa."
"Kamu tahu apa saja kesukaan Askari?"
"Hmm," Marvella bergumam panjang karena sebenarnya ia tidak mempunyai selera untuk menjawab pertanyaan Arletta. "Aku tidak begitu tahu – dia suka main anggar."
Arletta tidak merubah ekspresinya walau dalam hatinya ia kesal karena jawaban Marvella yang tidak membuatnya puas. "Aku juga tahu – sepupuku yang juga menyukai Askari juga tahu, tapi apa hanya dia yang suka bermain anggar yang kamu tahu, Marvella?"
Banyak – ia tahu banyak hal yang disukai Saka. "Hanya itu."
"Hm, mungkin karena kamu dan dia baru dekat beberapa bulan ini ya?"
Empat bulan yang membuatnya senang karena Saka selalu membuatnya tertawa. "Temanku tidak hanya Saka – he's just friend for me."
Seorang laki-laki berbaju hitam memanggil namanya untuk bersiap-siap dan itu membuat Marvella berdiri, "Namaku sudah dipanggil. Aku duluan ya."
Arletta mengangguk, "Silahkan."
Sementara itu, Saka yang sedang bersama dengan temannya dari klub anggar menghentikan langkahnya saat melihat stand klub biola, matanya tertuju kepada kotak berwarna cokelat dengan hiasan dan tulisan yang berwarna-warni – ia hapal bagaimana tulisan perempuan itu. Kotak itu berisi beberapa bungkusan plastic yang diikat dengan pita dengan cookies didalamnya, ia juga tahu kalau Marvella yang membuatnya.
Leon yang berada di samping Saka ikut menghentikan langkahnya saat Saka berhenti. "Bro, lo mau beli?"
Saka mengangguk kecil dan segera berjalan ke siswi yang berjaga didepan stand. "Dijual?" tanyanya sambil menunjuk cookies yang ia maksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Récrire
Chick-LitRécrire | Galaxy's Series #2 ©2019 Grenatalie. Seluruh hak cipta.