5 - Cinco

22.9K 1.5K 8
                                    

___

ASKARI REYES SAATATYA TANUWIDJAJA

&

NADINE KALYA FAYE

Joyfully request your presence at the ceremony and celebration of their marriage

Saturday, 15th of June 2022

at Half Past Six O'clock in the Evening

The Grand Ballroom Of Hotel Mulia

Senayan, Jakarta Pusat

Reception follow

Kindly RSVP

___

Marvella mengerutkan keningnya saat melihat undangan bertinta perak di atas meja apartmen Atha. Ia menatap Saka dengan penuh tanda tanya, "Tahun depan yang kalian maksud adalah delapan bulan lagi?"

Saka duduk di kursi tinggi yang ada di sampingnya. "Bagaimana desainnya menurut kamu?"

Marvella membuka undangan itu dan membacanya sekilas. Ia meraba tali pita yang mengikat dikertasnya. "Bagus."

"Hanya bagus?"

Marvella menatap Saka, "Kamu ingin aku berkata apa?"

Atha yang baru keluar dari kamarnya kemudian ikut bergabung ke kitchen island dan memegang undangan itu. "Classy."

"Dua kali resepsi?" tanya Atha setelah membaca undangan itu. Ia mengerutkan keningnya dan merasa ada yang aneh dari hal itu. "Ada apa dengan Singapura?"

"Singapura adalah tempat buyut Nadine dan orangtuanya meminta mengadakan pesta juga disana."

Atha meletakkan undangan itu di tempat Saka dan berdiri dari kursinya. Marvella kemudian teringat sesuatu. "Aku bertemu dengan Denya dan Nadine minggu lalu di Pacific Place."

"Denya akan menjadi groomsmen di pemberkatan kami." Saka mengambil sebuah gelas dan mengisinya dengan air. Hari ini, seharusnya Mario dan Chalondra juga datang ke apartmen Atha. Tetapi keduanya memiliki kesibukan lain yang menyebabkan keduanya tidak bisa datang. Saka mengulurkan gelas kedua dan menggesernya ke depan Marvella. "Karena Denya adalah sahabatnya," jelas Saka kepada Marvella.

Marvella mengambil gelas itu dan meminumnya. "Thanks."

___

"Nya, dengerin gue dong."

"Gue dengerin lo, Nad."

Nadine berdecak kesal, "Nya, gue ajak lo kesini bukan untuk main game."

Denya Saputra yang sadar akan kekesalan Nadine kemudian menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya. "Gue bosan karena harus ada disini, Nad."

"Lo libur dan tidak ada alasan untuk menolak, Nya."

"Gue ambil cuti supaya gue bisa main game, bukannya menemani lo milih kue."

Denya melipat kedua tangannya didepan dada. Ia menumpukan kakinya dan lagi – lagi harus dilanda kebosanan. Hari ini, saat ia akan melanjutkan tidurnya karena ia libur, Nadine datang ke rumahnya dan memaksanya untuk pergi ke rumah Nadine. Perwakilan dari wedding organizer akan datang ke rumah Nadine dan tidak ada seorangpun yang bisa menemaninya. Saat Nadine membangunkannya, Denya sempat terheran – heran. "Nad, lo serumah dengan Saka, kan? Dimana tunangan lo?"

"Saka harus pergi ke rumah keluarganya, Nya."

Denya kembali mengehembuskan napas berat. Disampingnya, Nadine masih melihat katalog kue tart yang akan dipakai. Ini sudah satu jam sejak perwakilan WO itu pulang, dan sejak itu pula Nadine masih berkutat memilih kue pernikahannya.

"Semua bagus," sahut Denya dengan nada bosan saat Nadine meminta pendapatnya.

"Lagipula biar orang WO yang ngurus, Nad."

"Terserah gue dong." Denya melirik Nadine yang masih setia dengan katalog kue itu. "Besok gue ada janji sama Tante Cassandra. Jadi hari ini memang gue pakai untuk pilih kue."

....

"Karaoke yuk, Nad."

Nadine menggeleng enggan. "Gue besok ada syuting iklan."

"Hanya sebentar, Nad." Denya kemudian menatap lebih dalam Nadine. "Saka sedang bersenang – senang dengan saudaranya, kan? Lo anak tunggal, jadi biar gue yang ajak lo jalan – jalan. It's fair."

____

RécrireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang