20 - Veinte

17.1K 1.2K 21
                                    

Marvella Tjahjadi memberanikan diri untuk terus berjalan setelah ia menyadari atmosfir di ruangan itu berbeda, sudah terlambat jika dia ingin membalikkan badannya. Hari ini Atha dan Chalondra berada di rumahnya untuk berkumpul dan sekembalinya dari toilet, ia terperanjat saat melihat Saka yang kini juga ikut bergabung dengan Atha dan Chalondra. Pria itu terlihat kacau, Marvella bisa melihat sendiri kantung mata pada Saka.

"Pernikahanku batal," kata Saka setelah beberapa saat.

Saka berdeham, satu – satunya tujuan ia datang ke rumah Marvella adalah mengonfirmasi apa yang dikatakan Denya karena terngiang – ngiang di kepalanya. "Kamu tahu kalau Nadine membatalkan pernikahan kami?"

" .... "

"Denya baru memberitahuku kalau dia mengetahui keberadaan Nadine yang bahkan tidak aku ketahui karena bantuan kamu, Marvella. Kenapa ada nama kamu yang disebut oleh Denya?"

" ... "

Saka kembali bertanya, "Bagaimana kamu bisa melakukannya? Aku bahkan meminta bantuan orang tua Mario untuk mencari pesawat yang digunakan Nadine, dan kami tidak menemukan hasilnya."

"Marvella, kamu tidak membantu Nadine dengan rencananya, kan?"

" ... "

Marvella meletakkan cangkir teh yang awalnya ia pegang ke atas meja. "Aku sudah tahu, Sak."

"Hm?" gumam Saka. "Apa saja yang kamu tahu?"

Marvella menarik napas panjang. "Aku sudah tahu kalau Nadine akan melakukan hal ini – pergi."

Saka mengatupkan bibirnya. "Bisa kalian berdua meninggalkan kami?" ucapnya kepada Chalondra dan Atha.

Chalondra menggeleng, "Kalian akan membutuhkan pemikiran dingin dari orang lain, jadi biarkan kami disini, Saka. Apa yang ingin kamu bicarakan dengan Marvella – kami tidak akan mengganggu."

Marvella merasakan keningnya mulai berkeringat dan jantungnya berdegup kencang. "Beberapa hari yang lalu Nadine meminta bertemu dengan aku."

"Lalu?" tanya Saka tidak sabar.

"Dia ingin membatalkan pernikahannya."

"Kamu sudah mengetahui kalau dia akan membatalkan pernikahan ini?"

"Dia tidak bisa melanjutkan pernikahannya dengan kamu."

"Kenapa dengan aku?"

Marvella melanjutkan, "Nadine menyadari satu hal saat itu, dia mengatakannya sendiri ke aku kalau dia kehilangan rasa percaya dirinya untuk mencintai kamu."

"Omong kosong apa yang sedang kita bicarakan sekarang?" tanya Saka dengan tidak percaya.

"Nadine memintaku untuk mendengarkan ceritanya, dia terlanjur hamil saat tidur dengan Denya. Dia sangat takut dengan reputasi kamu – keputusan kamu dan yang lainnya – saat mengetahui tunangannya selingkuh. Dia begitu takut, Saka."

"Apa kamu yang menyarankannya untuk pergi?"

"Tidak."

Marvella merasakan raut wajah Saka yang semakin tidak bisa ia baca. "Nadine memilih jalannya sendiri dan aku menyelesaikan tugasku – mendengarkannya."

"Dua hari yang lalu dia memutuskan jalannya sendiri, Saka. Dia meminta bantuanku mencari tiket – dia menggunakan nama orang lain di penerbangannya."

"..."

"Aku minta maaf."

Saka mengerang frustasi, ia memegang kepalanya. "Jadi maksud kamu, tidak memberitahukannya kepadaku adalah cara yang kamu tempuh?

"Aku menghormati permintaannya, Saka."

"Dan aku adalah kakak kamu, El. Seharusnya kamu memberitahu aku," lanjut Saka dengan dingin.

"Itu masalah kalian berdua. Aku tidak - "

Saka memotong ucapan Marvella, "Justru itu, aku butuh kamu. Hanya kamu yang tahu dan kenapa kamu tidak memberitahukannya ke aku!"

Chalondra Failieres yang sudah tahu Saka keluar dari batasnya segera menarik perhatian dua orang itu dengan mengetuk pelan meja yang ada didepannya. "Saka, kamu harus tenang."

Marvella kemudian merasakan sebuah tangan mengenggamnya, ia menoleh dan saat ia melihatnya, Atha berbicara kepada Saka. "You are ridiculuous, Saka. Marvella sudah melakukan tugasnya –mendengarkannya. Bukankah sudah jelas disini kalau Nadine yang mengambil keputusannya sendiri? Aku tidak ingin ikut campur pada pembicaraan kalian - tapi niatku berubah saat aku melihat kamu mengkambing hitamkan Marvella. Stop, Kak!"

"Aku tidak suka ketika kamu baru saja melakukan hal itu ke Marvella."

"Tha, Nadine meninggalkan aku karena Marvella tidak memberitahu aku," Saka mulai mengeraskan suaranya.

"What?" ucap Atha dengan sinis. "Nadine yang meninggalkan kamu dan dia sendiri yang bersikap egois, Kak."

....

"Untuk hal ini Atha benar, Saka. Aku akan membawa Marvella ke depan. Sebaiknya kamu mendinginkan kepala kamu," kata Chalondra setelah semua keadaan menjadi hening.

___

RécrireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang