"Marvella?"
"Marvella!" Sona Bracha hanya berniat menemani kekasihnya untuk makan siang – tetapi saat ia melihat orang yang ia kenal berada di depan Blue Bagels bersama seorang pria tinggi, Sona tidak dapat menahan keinginannya untuk memanggil wanita yang ia kenal itu.
Sona kemudian mempercepat langkahnya yang berjarak dua puluh meter dengan Marvella – ia tidak terlihat susah walaupun memakai heels setinggi sepuluh centi. Sona menepuk bahu Marvella setelah ia berhasil menyusul mereka. "Excuse me?"
Marvella berbalik untuk melihat siapa yang menepuk bahunya. "Marvella!"
Sona Bracha – teman kerjanya yang juga masuk di Syntax di tahun yang sama dengannya kini memeluknya dengan erat. Sementara itu Saka yang melihat seseorang tiba-tiba memeluk Marvella mundur selangkah agar ia tidak menabrak Marvella yang limbung karena pelukan yang tiba-tiba. Saka kemudian menahan punggung Marvella dengan tangan kanannya saat ia melihat wanita itu hampir kehilangan keseimbangan.
"Sona!"
Marvella menepuk punggung temannya dengan senang – dua jam yang lalu ketika ia berkunjung ke Syntax ia tidak dapat bertemu dengan Sona karena temannya sedang tidak ada di kantor. Tetapi sekarang ia senang karena tiba-tiba bertemu dengan Sona di depan Blue Bagels. "Sona, aku tidak bisa bernapas."
Sona menguraikan pelukannya tanpa melepaskan pegangan dari bahu Marvella. "A long time have passed, how are you?"
"I'm fine. Sedang makan siang?" tanya Marvella dengan mata berbinar. Ia kagum karena sekarang Sona terlihat berbeda – wanita itu mengecat rambut cokelat alaminya menjadi rambut pirang dan terlihat sangat cantik hingga Marvella sempat tidak mengenalnya – semua telihat baru kecuali suara khas Sona yang seperti lonceng.
Sona melupakan Oliver yang seharusnya ada disampingnya – pria itu bisa mengurus dirinya sendiri. "I'm on diet and Oliver is going to buy his food. Sedang berlibur atau kamu berpikir untuk kembali ke Syntax – tinggal dan bekerja di Boston lagi?"
"Sona, calm down." Marvella kemudian menjawab pertanyaan Sona, "Aku sedang berlibur disini, just for a few days."
Marvella kemudian menoleh ke belakangnya dan menatap Saka yang masih menahan punggungnya dengan tangan pria itu walaupun ia sudah berdiri tegak. "Sona, ini temanku Askari."
Teman? Saka tersenyum kepada Sona dan mengangguk kecil.
Marvella mundur selangkah untuk memberi ruang kepada Saka dan Sona. "Saka, ini Sona Bracha – temanku di Syntax."
"Sona."
Saka mengenggam uluran tangan Sona dengan sopan. "Askari."
"Wait, Oliver must meet with you." Tanpa menunggu jawaban dari temannya, Sona kemudian merangkul lengan Marvella dan berbalik kembali ke tempat dimana Oliver sedang membeli makanan.
"Oh-my-god," desis Sona pelan.
Marvella mengangkat alisnya karena ia merasa tangan Sona menjadi dingin. "Sona?"
"Marvella, apa yang sedang bersama kamu adalah Askari Tanuwidjaja? Demi tuhan – apa yang sedang kamu lakukan dengannya?"
Sona melambatkan langkahnya untuk bisa mendengar jawaban Marvella. "Dia temanku, Sona. Kamu mengenal dia?"
"Is he still single?" tanya Sona dengan cepat. "Kenapa selama ini aku tidak tahu kalau kamu mengenal Askari, Marvella?"
Marvella tertawa pelan mendengarnya. Ia menoleh sekilas ke belakang dimana Saka berjalan sendirian dibelakangnya. "I thought you have a boyfriend – apa kabar dengan Oliver? Apa dia sekarang sudah membuat rekor baru setelah rekor basketnya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Récrire
Chick-LitRécrire | Galaxy's Series #2 ©2019 Grenatalie. Seluruh hak cipta.