88 - Ochenta Y Ocho

10.2K 769 123
                                        

"Saka."

"Saka?" panggil Marvella lagi.

Marvella yang baru sampai di rumah mengerutkan dahinya karena ia tidak bisa menemukan siapapun – ia kemudian pergi ke ruang kerja Saka dan mengetuk pintunya, "Saka?"

Ia membuka pintu itu dan mendapati pria yang tengah ia cari sedang tertidur – lebih tepatnya dengan sebuah buku tebal yang terbuka di atas pangkuannya. Marvella membiarkan pintu itu terbuka dan berjalan masuk kedalamnya, ia meletakkan tasnya begitu saja di atas sofa dan mendekat ke arah kursi Saka. Sebuah laptop yang masih menyala dan terbuka berada di sisi kanan meja itu dan Marvella tahu apa yang terlihat dengan jelas dilayarnya

____

From : askarireyes@chatacorporate.com

To : ndnfaye@nirvanaagency.co.id

Subject : (none)

Aku tulis email ini setelah kamu pergi dari ruanganku, Nad.

How you know about my investment? Detektif swasta? Berapa banyak yang sebenarnya kamu tahu? Dan kenapa kamu harus tahu?

Kamu benar, aku pernah begitu mencintai kamu. Aku pernah sakit karena kamu dan aku pernah merindukan kamu. Kamu benar, Nad. Aku pernah hanya melihat kamu sepenuhnya selama enam tahun kita dan aku pernah menyesal kenapa aku tidak menyusul kamu ke Montreal.

......

____

Marvella menutup laptop secara spontan sambil memejamkan matanya, ia bisa mendengar detak jantungnya yang berdegup kecang karena ketakutan. Ia kemudian tersenyum kecut kepada dirinya sendiri karena jumlah draf email sudah bertambah sejak terakhir kali ia melihatnya malam itu.

Ia tidak ingin membaca email itu lagi.

Ditatapnya cukup lama wajah Saka yang masih belum bangun, Marvella kemudian menepuk pelan bahu Saka.

"Saka."

Marvella kali ini memegang lengan Saka dan menggoyangkannya pelan, "Ayo bangun, punggung kamu bisa sakit kalau tidur seperti ini."

Marvella kemudian ingat saat ia dan Saka pernah bercinta di ruang kerja ini – di kursi itu. "Aku tahu kursi ini sangat besar - bahkan untuk kita berdua – tapi punggung kamu tetap bisa sakit."

Mata Saka membuka dan dengan cepat ia menegakkan punggungnya saat melihat Marvella sudah disampingnya, "Wait, sudah pulang? Jam berapa sekarang?"

"Jam enam. Capek ya?"

Saka mengusap wajahnya dengan tangan dan melihat kearah laptopnya yang sudah tertutup. Ya, laptopnya sudah tertutup. "Aku sedang baca buku."

"Bukunya yang sedang membaca kamu, Sak." Marvella membalikkan badannya untuk melihat ke pintu yang masih membuka dan kembali menatap Saka, "Kamu sudah makan?"

"Aku menunggu kamu pulang."

_____

"Aku memang berinvestasi ke perusahaan Terry Saputra - "

"Your money, sejak awal tidak ada hakku dalam ikut campur urusan kamu, Sak," potong Marvella seolah-olah ia tidak peduli namun sebenarnya yang ia rasakan adalah sebaliknya.

"Aku ingin memberi tahu kamu satu hal," Marvella berusaha berdiri dengan punggung tegak dan ia terus menerus tidak membiarkan dokumen yang diberi oleh Theo kepadanya bisa dilihat Saka begitu saja, harus ada di tangannya. "Aku akan resign dari kantor kamu."

RécrireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang