"Time out!"
Marvella yang baru akan men – servis bola tenis menghentikan gerakannya. Ia mencibir kepada Saka yang sekarang sedang membungkukkan badannya setelah melakukan rally panjang, "Payah."
"Aku baru saja dari Filipina, L."
"Daripada kamu yang berlibur dari Filipina, aku baru bekerja selama tujuh jam di perusahaan kamu, Sak. Memang kamu saja yang payah."
Saka mengabaikan Marvella dan berjalan ke arah bangku panjang. Sore ini – setelah kembali dari Filipina untuk menjenguk Nadine, ia segera pergi ke lapangan tenis karena ia dan Marvella sepakat untuk bermain tenis bersama di rumahnya. Setelah Saka sampai di bangku panjang yang ada di pinggir lapangan, ia segera duduk dan mengambil dua botol minum. Diulurkannya satu botol kepada Marvella yang sudah menyusul ke arahnya.
"Sudah lama juga aku tidak main ini."
"Kapan terakhir kali?"
Marvella menerima handuk putih yang diulurkan oleh Saka dan menaruh raket tenis miliknya dengan hati - hati. Mereka sudah bermain selama empat set dan ini adalah jeda istirahat pertama untuk mereka yang diminta Saka. "Hmm, sepertinya saat event tahunan di Syntax. Aku dan Miranda hanya bermain dua kali dan kami menyerahkan sisanya kepada staff yang lain, we lost in the semifinals."
Saka mengedarkan pandangan kepada sekelilingnya. "Nadine terkadang hanya menjadi penonton saat aku dan Mario bermain tenis, dia lebih suka olahraga di gym."
Marvella kemudian meregangkan kakinya untuk mencegah nyeri otot. "Aku dan Atha besok akan jogging di GBK. Kamu mau ikut?"
Saka menggeleng karena ia memiliki agenda lain. Salah satu anak perusahaan TJ Group, Chata Energy and Resources akan mengadakan rapat dengan agenda pembahasan tambang batu bara yang ada di Australia. Ia diminta Ayahnya, Phillip Tanuwidjaja untuk ikut serta dalam rapat itu. "Aku harus rapat besok. Kalau malam?"
"Besok malam aku akan bertemu dengan Theo."
"Lagi?"
Marvella menoleh ke arah Saka yang sekarang menatapnya tidak suka. "Why? Memangnya tidak boleh?"
"Karena aku adalah kakak yang protektif, tidak boleh."
"Urus saja rapatmu, Saka. Kamu sangat menyebalkan," kata Marvella dengan kesal.
"Boleh aku - "
"Tidak."
"Aku belum selesai."
Marvella mendengus saat melihat Saka mengerutkan keningnya. "I know what you want to say. Kamu akan ikut ke makan malam kami? Orang yang menyebalkan adalah orang yang mengganggu kencan orang lain, Saka."
"Aku protektif karena kamu tiba – tiba melakukan pendekatan dengan pria, L."
"Not forever, duh. It's hard to find someone who can understands me, that is why I keep feeling to myself. Tapi apa aku harus berada di tempat yang sama? Theo adalah pria yang baik, Saka."
Keep feeling to myself, pikir Marvella. Ia meringis kecil sebelum akhirnya melihat Saka yang terdiam.
"Did you hear what I say? Aku membutuhkan dukungan dari saudara seperti kamu, kakak. Kamu mau aku terus sendiri sementara kamu akan menikah tiga bulan lagi? Usia kita sama, Sak. Aku membutuhkan seseorang yang bisa mendampingiku, I need a new relationship."
"Tetap saja," sahut Saka. "Aku perlu memastikan pria yang sedang mendekati kamu bukan pria yang brengsek."
Marvella memutar bola matanya. "Stop comparing people. Nobody's better than anybody."
"Aku dan kamu sudah dewasa, Saka. Kenapa kamu sangat protektif saat aku bersama dengan orang lain? Aku bisa memahami karena Theo adalah orang asing, tapi kalian sudah bertemu dan saling berbicara, kan? Aku adalah Marvella yang sama – Marvella yang kalian kenal. Life always make us change, Sak. Tapi apa aku melupakan kamu? Tidak."
"Saka, aku dan Theo sedang dalam tahap perkenalan. Aku tidak sebodoh itu untuk dimanfaatkan orang lain, aku juga mempunyai prinsip. Bisa kamu membiarkan kami saling mengenal? Semua orang memiliki proses dan seharusnya kamu menerimanya juga."
"Kenapa pembicaraan kita sangat sentimental?" Marvella tertawa untuk menghilangkan rasa canggung yang ia pikir mungkin saja ada. Ia berdiri dan mengambil kembali raket tenisnya. " Saka, aku merelakan waktuku saat ini supaya bisa bermain tenis mengalahkan kamu."
"You can't beat me, L."
Marvella tidak menjawabnya, ia memilih untuk berlari pelan ke tengah lapangan dan melakukan pemanasan kecil. Saka mengambil sebuah bola tenis dan menyerahkannya kepada Marvella yang sedang memegang net.
"Dari dulu sampai sekarang juga kita masih saling bertanding kan, Sak? Mau bertaruh?"
___
![](https://img.wattpad.com/cover/203420781-288-k239992.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Récrire
ChickLitRécrire | Galaxy's Series #2 ©2019 Grenatalie. Seluruh hak cipta.