[1] ✓ Sweet Wife in My Arms

49 | Memotong Antrian

“Kenapa dia disini?” Yi Ling bergumam pelan, tampak tidak senang.

Yan Huan mengikuti arah tatapan Yi Ling, dan melihat siapa yang dia maksud: Wen Dongni, aktris yang telah menampar Yan Huan begitu keras dalam perannya sebelumnya, wajahnya hampir dua kali lipat karena bengkaknya. Kenapa dia disini?

Lalu dia ingat. Yan Huan melipat tangan di depan dada, dan dengan lembut mengetukkan jari-jarinya di lengannya, seolah sedang bermain piano. Itu semua kembali padanya: di kehidupan sebelumnya, Weng Dongni memainkan peran Hong Yao. Namun, menurut Yan Huan, Wen Dongni belum mampu menangkap esensi sebenarnya dari peran tersebut. Meski begitu, serial TV telah membantunya menjadi selebritas kecil, dan dia telah menerima beberapa tawaran akting setelah itu.

Adapun Yan Huan, kembali ke kehidupan sebelumnya...

Dia telah merekam film Chen Wanda — Kembali, dan karena itu kehilangan kesempatan untuk berpartisipasi dalam Cinta and Kesengsaraan, yang ternyata merupakan produksi kelas satu dalam hal casting, plot, dan penerimaan penonton berikutnya. Dia juga kehilangan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek Direktur Jin di masa depan, dan harus menanggung rasa malu karena dikenal sebagai salah satu "bintang telanjang" selama sisa hidupnya yang singkat.

Jari-jarinya mencengkeram lengannya. Dia bersumpah pada dirinya sendiri bahwa dia akan mendapatkan peran Hong Yao kali ini, apa pun yang terjadi.

Sistem PA berteriak: “Nomor 25! Yan Huan!” Yan Huan memeriksa secarik kertas kecil yang dia pegang erat di tangannya: ya, itu nomor panggilannya.

“Jangan gugup, semuanya akan baik-baik saja. Lakukan saja apa yang selalu kamu lakukan.” Yi Ling berusaha sekuat tenaga untuk menyemangati Yan Huan, meskipun sebenarnya dia jauh lebih gugup daripada dirinya. Telapak tangannya licin karena keringat gugup.

"Aku tahu." Yan Huan tersenyum padanya, mata sabitnya berbinar-binar karena rasa terima kasih.

Dia melangkah maju. Ini dia: awal sebenarnya dari kehidupan barunya.

Dia tidak gugup. Dia percaya diri dengan kemampuan aktingnya, karena itu telah diperoleh dengan susah payah: dia telah menghabiskan waktu berjam-jam, usaha, keringat, dan air mata untuk perlahan tapi pasti mengasah kemampuan aktingnya di kehidupan sebelumnya. Dia ingat semua kesulitan dan ketidakadilan yang dideritanya selama ini, dan dia menyalurkan kenangan itu sekarang ke dalam tekadnya untuk menjadi bagian dari Hong Yao.

Dia baru saja memasuki ruang audisi dan hendak memperkenalkan dirinya ketika pintu tiba-tiba terbuka. Wen Dongni masuk ke kamar bersama manajernya, yang tangannya langsung teracung untuk mendorong Yan Huan ke samping karena dia menghalangi jalan mereka.

Dorongannya tidak terlalu kuat. Meskipun demikian, itu cukup untuk menyebabkan siapa pun yang tidak siap kehilangan keseimbangannya.

Terdengar gedebuk keras saat bahu Yan Huan menghantam lemari di sampingnya, tapi tidak ada yang cukup peduli untuk menoleh untuk melihat apa yang sedang terjadi. Salah satu sudut lemari menusuk dagingnya, dan meskipun tidak cukup tajam untuk melukai kulitnya, kekuatannya akan meninggalkan memar.

Tubuh Yan Huan istimewa dalam lebih dari satu hal. Selain tipe darahnya yang langka, kulitnya sangat cerah. Faktanya, dia sedikit terlalu putih setiap tabrakan yang tidak disengaja dengan permukaan yang keras menghasilkan memar yang jauh lebih terlihat pada kulitnya daripada pada orang lain.

Dia mengusap lengannya. Dia menegakkan tubuhnya, tetapi semua orang di sekitarnya terus memperlakukannya seolah dia tidak terlihat. Jari-jarinya mencengkeram secarik kertas dengan nomornya di atasnya; dia nomor 25, tapi Wen Dongni telah melewati antrian dan mengambil tempatnya.

Wen Dongni tampaknya telah mengenalinya; dia berbalik untuk melihat ke belakang tepat saat dia memotong antrean, dan dalam sekejap Yan Huan telah melihat tatapan sombong dan menantang di matanya.

Wen Dongni tidak merasa ada yang salah dengan melompati antrian; dia terkenal, memiliki pengalaman akting yang kuat, dan memiliki seseorang yang mendukungnya. Akan menyia-nyiakan bakatnya jika dia tidak mengikuti audisi untuk suatu peran. Dia tidak akan membuang-buang waktu untuk mengantre, bagaimanapun, dia sudah memiliki pekerjaan lain yang dijadwalkan setelah audisi.