[1] ✓ Sweet Wife in My Arms

1 | Aku Hidup Untukmu

Di ruangan yang remang-remang, seorang wanita sedang berjuang melawan beberapa dokter berjas putih yang menahannya. Matanya yang lebar dan melotot serta wajahnya yang pucat dan layu membuatnya sulit untuk dikenali: dia adalah Yan Huan, bintang film yang pernah terkenal.

"Tidak seperti ini pertama kalinya bagimu, kan?" Pelayan itu mencibir dengan tangan disilangkan di depan dadanya. Matanya tertuju pada perut buncit Yan Huan yang mulai terlihat. “Kamu lebih baik tidak bergerak, atau kamu akan kehilangan darahmu, dan bayimu juga. Jika itu terjadi, kamu akan menjadi tidak berguna bagi kami, dan kamu dapat mengucapkan selamat tinggal pada posisi istimewamu sebagai Nyonya Lu. Menurutmu, mengapa lagi kami memberimu makan?”

"Err..." Tiba-tiba, jarum raksasa tertancap di lengan Yan Huan. Dia mengepalkan tinjunya untuk membiarkan darah mengalir ke jarum sampai cairan hangat keluar dari tubuhnya.

Para dokter segera pergi begitu mereka mendapatkan darah yang mereka butuhkan. Pembantu itu tidak segera pergi bersama mereka; alih-alih dia berjalan untuk memeriksa wajah pucat tanpa warna dari wanita yang terbaring di tempat tidur.

“Bintang film pantatku.” Dia meludah ke wajah Yan Huan, “Lihat dirimu, satu-satunya peran yang bisa kamu mainkan sekarang adalah sebagai mayat. Tidak pernah mengerti apa yang dilihat tuan muda di wajahmu yang malang itu. Menjijikkan."

Bantingan pintu adalah suara terakhir di ruangan itu sebelum dia jatuh ke dalam keheningan yang gelap.

Yan Huan mengangkat tangannya yang lemah dan menyeka wajahnya dari ludah yang menjijikkan. Dia kemudian kembali ke keheningan — menunggu hidupnya berakhir, hari demi hari, karena dia sendiri tidak memiliki kekuatan untuk mengakhirinya.

Dia membuai perutnya dengan tangannya. Aku tidak takut. Aku memilikimu, aku masih memilikimu...

Industri hiburan memang dikenal sebagai arena paling brutal, namun kebrutalannya masih belum bisa mendekati pria yang biasa mengatakan dia mencintainya.

Televisi menayangkan acara Academy Awards tahun ini.

Seorang pria dan wanita menangis karena kegembiraan saat mereka berpelukan. Tak ayal, mereka berhasil meraih penghargaan Aktor Terbaik dan Aktris Terbaik pada upacara penghargaan internasional tersebut. Kemenangan mereka adalah dorongan lain untuk prestise sosial mereka — mereka sekarang adalah superstar terkenal di dunia.

Benar, superstar dari generasi mereka: suaminya dan simpanan nya.

Yan Huan dengan dingin menatap pasangan di layar, wajahnya sangat pucat. Meski baru berusia 27 tahun, dia sudah terlihat lusuh dan lesu, seperti wanita berusia tiga puluhan. Kulitnya sudah lama kehilangan cahayanya, dan itu tidak membantu karena kerutan di sekitar matanya. Dia mencengkeram sofa dengan tangannya begitu kuat sehingga urat di punggung tangannya membengkak dan buku-buku jarinya memutih. Matanya yang indah, awalnya kusam dan tidak bernyawa, menjadi penuh kebencian, sebelum menetap dalam perlawanan yang tenang.

Dia menurunkan matanya untuk melihat sedikit tonjolan di perutnya.

“Anakku, kamu tahu, tidak ada orang baik di dunia ini.”

Dia mengambil remote TV dan menekan tombol mute dengan kekuatan lebih dari yang diperlukan, memutus suara dari TV.

Dia telah menyerah. Terlepas dari kegilaan dan histeria pada awalnya, dia telah menyerah pada nasibnya. Tidak ada lagi teriakan minta tolong dan tidak lagi bertingkah. Dia menerima bahwa kandang seluas 20 meter persegi ini akan menjadi rumahnya selama sisa hidupnya. Inilah hidupnya sekarang.

Hanya ada satu TV di ruangan itu dan terus-menerus menayangkan adegan dua pasangan kekasih superstar. Lalu bagaimana denganku? Dia tertawa sampai air matanya mengalir. Bagaimana dengan dia?

Ini adalah Yan Huan, seorang bintang film yang telah menghilang dalam ketidakjelasan, istri dari Lu Qin, dan seseorang yang telah mati bagi dunia.

Atau mungkin orang-orang ini tidak pernah melihatnya sebagai manusia sejak awal.

Mengapa aku harus terus hidup seperti ini? Sehingga mereka bisa merampok darahku setiap beberapa hari?

Dia membelai perutnya, bibirnya bergetar, "Mungkin aku hanya hidup untukmu."

Sulit membayangkan bahwa Yan Huan dulunya adalah aktris paling menjanjikan, yang memilih untuk pensiun pada masa puncaknya.