Anak Angkat
"Ayah, bisakah kau mengecek bawah tempat tidurku?",Gempa.
"Baiklah nak, akan ayah cek.",Amato.
Aku menunduk dan melihat kebawah untuk memastikan bawah tempat tidur anak angkatku.
"Tidak ada apa-apa, nak."
"Terima kasih ayah karena telah mengadopsiku. Ini adalah hal terindah dalam hidupku."
Aku mengecup keningnya dan menutup pintu kamarnya. Aku merasa sangat lega, untuk mereka dan juga aku. Sudah tiga tahun sejak aku melakukan perjanjian dengan mereka. Mereka berjanji akan meninggalkan aku sendiri, jika aku memberikan satu anak setiap tahunnya. Dan syukurlah, aku tidak pernah telat memberikannya.
Call From Basement
"Kau melihat handphone ayah, nak?",Amato.
Tanya ayahku seraya ia melihat sekeliling kamarku. Ia selalu lupa dimana ia menaruh handphonenya, bahkan disaat ia sangat membutuhkan handphone tersebut.
"Bisakah kamu miscall handphone ayah?"
Aku menghembuskan nafasku dan mengambil handphone milikku. Aku buka seluruh kontak didalam handphone-ku dan menemui kontak bernama 'Ayah'.
"Aku sedang menelponnya", Solar.
Kemudian ayahku pergi meninggalkan kamarku dan terus mencari suara handphonenya. Aku dekatkan handphone itu ke kupingku. Dan ada seseorang yang mengangkatnya.
"Aku sudah menemukannya, handphone ayah ada di basement"
Aku pun mematikan panggilan itu dan kembali tidur. Tak lama kemudian, ayahku kembali kekamarku dan bertanya,
"Kau sudah menemukannya?"
"Bukankah ayah telah menemukannya di basement?"
"Basement apa? Ruangan itu telah ayah kunci sejak 3 bulan yang lalu"
Kucing Baruku
Cattus, kucing baruku panggil saja aku Ice,memiliki keanehan yang sangat jarang dimiliki oleh kucing lainnya. Mata kanannya buta akibat kecelakaan dan menurut pemiliknya mata kanannya selalu memandang kearah sesuatu yang menurut dia baru.
Malam ini aku mengajak Cattus tidur dikamarku. Dan tengah malam tadi aku terbangun, melihat sekeliling kamarku yang diterangi sedikit cahaya. Aku melihat pintu kamar mandiku terbuka, dan mata kanan Cattus membuka lebar menatap kearah kamar mandi.
Rumah
Halilintar dan keluarganya baru saja pindah ke sebuah rumah tua yang cukup bagus dan dalamnya sangat nyaman. Yang membuatnya penasaran adalah percakapan dengan temannya ketika jam istirahat di sekolah barunya tadi bahwa dikota ini terdapat rumah angker di jalan yang sama tempat dirinya tinggal. Dan ternyata, rumah itu terletak sebelah kiri dari rumahnya. Ia mengamati rumah tersebut, halamannya dipenuhi ilalang, salah satu jendelanya telah pecah. Rumah itu memang sepintas terlihat angker.
Karena penasaran, pada suatu malam Halilintar melakukan "Uji nyali" di rumah tersebut demi membuktikan bahwa tidak ada apa-apa disana.Dan memang terbukti bahwa tidak ada apa-apa selain beberapa ekor kucing liar yang berkeliaran.
Esok harinya, dengan bangga ia menceritakan pengalamannya itu pada teman-teman sekolahnya, bahwa rumah itu tak seangker kelihatannya. termasuk Ying. Ying ia tampak bingung. "Semua orang juga tahu kok kalau rumah kosong itu tidak angker, malah kami sering bermain bersama kucing-kucing yang ada di rumah itu.". "Rumah yang sebelah kiri itu lho yang serem". Ujarnya.
"Bukan sebelah kiri kali rumah yang serem itu, tapi yang kanan !". salah satu teman Ying menimpali.
"Oh iya, maksudku rumah sebelah kanan hehehe... maaf kadang aku emang suka salah ngebedain antara kiri dan kanan". Timpal Ying sedikit malu.
"Rumah itu luarnya saja terlihat bagus, namun didalamnya penuh dengan roh-roh yang bergentayangan, bahkan dulu sempat terlihat penampakan di di rumah itu sampai disiarkan televisi segala lho". Tuturnya panjang.
"Eh, kamu kan anak baru, ngomong-ngomong kamu tinggal dimana nih ?" tanya Ying.
Halilintar terdiam. Tidak tahu harus menjawab apa.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
BoBoiBoy Story Elemental (Tuntas)
FanfictionDaftar Cerita Lengkap! Kisah para Boel dari mulai happy, funny sampai angst sekali pun ada di sini. Happy Reading