Hari itu adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu bagi Halilintar, Gempa, dan Taufan. Mereka bertiga adalah saudara kembar dan sedang merayakan ulang tahun mereka. Tahun ini, mereka merayakan ulang tahun mereka yang ke-18. Mereka merencanakan pesta besar dengan tema petualangan, seperti yang mereka lakukan setiap tahun.
Pesta dimulai dengan semangat tinggi. Mereka mengundang seluruh teman-teman mereka dari desa dan melakukan berbagai permainan dan aktivitas yang menyenangkan. Tawa dan keceriaan mengisi udara, dan semuanya tampak begitu bahagia.
Namun, tiba-tiba suasana berubah menjadi hening dan tegang. Tanah mulai berguncang dan hembusan angin kencang menyapu pesta mereka. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi, tetapi kemudian mereka menyadari bahwa mereka berada dalam gempa bumi dan taufan yang mengerikan.
Gempa bumi membuat tanah bergerak dengan keras, dan pohon-pohon tumbang di sekitar mereka. Topan membawa angin yang memporak-porandakan dan hujan deras yang menyulitkan mereka untuk bergerak. Semua orang berusaha mencari tempat perlindungan, namun kepanikan merajalela.
Dalam situasi genting itu, Halilintar, Gempa, dan Taufan saling berpegangan tangan dan berusaha tetap tenang. Mereka berusaha melindungi satu sama lain dan membantu teman-teman mereka yang lain. Namun, cuaca yang ekstrem dan kondisi yang berbahaya membuat sulit bagi mereka untuk keluar dari situasi itu.
Tiba-tiba, ada pohon besar yang roboh dan menimpa Halilintar. Dia tidak dapat bergerak dan tampak kebingungan. Gempa dan Taufan berusaha keras untuk mengangkat pohon itu, namun usaha mereka sia-sia. Pohon itu terlalu berat dan Halilintar terjepit di bawahnya.
Dalam kepanikan dan keputusasaan, Taufan berusaha mencari pertolongan dari warga desa yang lain, tetapi cuaca yang ekstrem membuat akses menjadi sulit. Sementara itu, Gempa terus berusaha mencari cara untuk menyelamatkan Halilintar, tetapi kekuatannya tidak cukup.
Waktu terus berlalu, dan situasi semakin buruk. Ketika bantuan akhirnya datang, Halilintar sudah dalam kondisi yang sangat serius. Mereka berhasil mengangkat pohon itu dan membawa Halilintar ke rumah sakit dengan cepat. Namun, sayangnya, saat mereka tiba di rumah sakit, Halilintar dinyatakan meninggal dunia karena cedera yang parah.
Tragedi itu meninggalkan luka yang mendalam dalam hati Gempa dan Taufan. Mereka merasa bersalah karena tidak bisa menyelamatkan sahabat mereka, dan merasa kehilangan yang sangat besar. Mereka berdua merenungkan apakah ada sesuatu yang bisa mereka lakukan untuk mencegah kejadian itu, tetapi akhirnya mereka sadar bahwa ini adalah bencana alam yang tidak bisa dihindari.
Pesta ulang tahun mereka yang seharusnya menjadi momen kebahagiaan berubah menjadi tragedi yang menyedihkan. Namun, dari peristiwa itu, Gempa dan Taufan belajar tentang arti kehidupan dan pentingnya menghargai setiap momen bersama dengan orang-orang terkasih. Mereka berdua bersumpah untuk menjalani hidup dengan penuh semangat dan mengenang sahabat mereka yang telah pergi dengan penuh cinta dan kebahagiaan.
-Bersambung-
Jangan lupa vote 🌟, Comment 💬, Follow 💫, dan masukan ke reading list📖 kalian ya agar kalian tidak ketinggalan cerita 📚 terbaru dari Author.
_____Selamat membaca_____
KAMU SEDANG MEMBACA
BoBoiBoy Story Elemental (Tuntas)
FanficDaftar Cerita Lengkap! Kisah para Boel dari mulai happy, funny sampai angst sekali pun ada di sini. Happy Reading