POV Gempa
Setelah kepergian mu kami semua merasa hampa biasanya kau akan selalu marah setiap pagi.
Tapi pagi ini terasa sunyi sekali tanpa adanya teriakan darimu tanpa adanya tawa jahil dari trio trouble maker semua sunyi.
Bahkan tak ada lagi suara ledakan hasil dari eksperimen Solar yang ada hanya suara tangisan dari setiap ruangan.
Kau tau setelah kepergian mu Taufan yang biasanya ceria kini mendadak menjadi cengeng ia selalu menangis setiap ada yang menyebut namamu, bahkan setiap sebelum tidur ia sempat mengucapkan beribu kata maaf karena selalu menjahilimu.
Bahkan Blaze yang sering merencanakan ide kejahilan bersamanya kini bukan seperti Blaze ia lebih banyak diam dari biasanya aku tau itu bukan dirinya mungkin kesedihan karena kehilanganmu menjadikan ia seperti itu.
Duri jangan ditanya anak itu bahkan tak pernah keluar kamar aku harus meletakan makanan di depan pintu,menunggu aku pergi baru ia akan mengambil makanan tersebut soal tanaman kini semua mati seolah-olah mati bersamamu.
Ice apa kau tau dia yang sering tidur kini selalu berusaha menghibur kami semua senyumannya bahkan leluconnya kadang membuat kami sedikit terhibur aku tidak tau dia belajar darimana tapi itu cukup menghibur.
Walau begitu Ice juga sering menangis di setiap malam meminta dirimu kembali dan akhirnya dia ketiduran,lelah sendiri karena permintaannya tak kunjung dikabulkan.
Solar tak lagi mempedulikan kepopulerannya padahal dulu sedikit saja followersnya berkurang ia akan mengamuk tapi kini jangankan followers mungkin saudaranya sendiri terasa asing baginya.
Kini dia menganggap kami semua hanya orang asing entahlah mungkin ia bingung bagaimana mendekati kami karena dulu adanya dirimu dia bisa dekat dengan kami.
Dan aku Gempa kini sudah tak tau lagi bagaimana caranya menyatukan mereka aku bingung aku yang dulunya paling bertanggung jawab kini aku yang paling ceroboh dalam banyak hal.
Hampir membakar rumah karena banyak melamun memikirkanmu semua orang tidak marah mereka bahkan memaklumiku yang mungkin lelah dengan tanggung jawab rumah setelah kepergian mu.
Kini ruangan ini yang biasanya kita nikmati berbagai canda tawa suka mau pun duka saling berbagai hal kesenangan sampai kesedihan.
Kini terasa hampa dan kosong hanya aku saja yang ada disini bersama dengan fotomu diujung nakas lemari dengan senyummu yang seolah-olah meminta maaf pada kami padahal itu bukan salahmu.
Salahkan kami yang selalu bersikap manja dulu padamu memintamu mengabulkan setiap keinginan kami jika tidak kami akan marah.
Sampai kau bekerja ekstra siang dan malam demi memenuhi keinginan kami padahal sudah kunasihati untuk tidak terlalu memanjakan kami tapi kau itu keras kepala sekali.
Setelah itu kau menyesal kan karena tidak mendengarkan ku
'Gagal Jantung' dua kata yang membuatmu ketakutan setengah mati.Setelah datangnya penyakit itu kau mengucapkan beribu kata maaf yang seharusnya kami yang mengucapkannya.
Tepat di hari ulang tahun mu atau lebih tepatnya kita kau menghembuskan nafas terakhirmu kau bahkan belum membuka hadiah terakhirmu yang terpaksa kami kumpul menjadi satu di setiap sisi fotomu.
Walau permintaanku mungkin sedikit tidak masuk akal tapi apa boleh aku berharap dirimu kembali bersama kami,tertawa bersama kami,bahkan menangis bersama kami.
POV Gempa End.
"Hiks..hiks.. huaaa kembali lah Halilintar kami merindukanmu"tangisnya pun pecah bersamaan dengan turunnya hujan.
Tapi apa kalian tau bahwa sosok tersebut memandang mereka dengan sendu.
Takdir mungkin menyakitkan kalau itu tentang kematian tapi apa yang bisa kita lakukan hanya satu jalani saja.
Halilintar kini bersama dengan petir-petir yang turun di waktu hujan mungkin bermaksud memberi tau saudaranya.
'Aku memang pergi tapi aku akan selalu ada disisi kalian tenang saja walau hanya di setiap hujan kita bertemu tapi aku senang adik-adikku tidak takut dengan kilat halilintar'
End
KAMU SEDANG MEMBACA
BoBoiBoy Story Elemental (Tuntas)
FanficDaftar Cerita Lengkap! Kisah para Boel dari mulai happy, funny sampai angst sekali pun ada di sini. Happy Reading