Kakak adik
Taufan (18 tahun)
Halilintar (5 tahun)Saudara kembar dan adik
Blaze (18 tahun)
Ice (18 tahun)
Duri (10 tahun)Sepupuan
Gempa (18 tahun)
Solar (18 tahun)-Dll
******
Memiliki adik mungkin sebagian orang berpikir itu sangat menyenangkan karena ada temen dirumah.Tapi tidak bagi Taufan memiliki seorang adik hanya menyusahkan saja baginya setiap perkara hal yang tidak ia lakukan pasti akan dilimpahkan padanya.
"Kak Taufan"panggil seorang anak berbaju merah putih beriris Ruby tersenyum senang melihat Taufan tengah mengepel bekas tumpahan susu yang sengaja ia tumpahkan tadi.
"Berisik pergi sana"Taufan menatap adiknya tersebut dengan tatapan benci dulu saat masih kecil ia masih menyayangi adiknya tersebut tapi entah kenapa sekarang ia begitu membencinya.
Tau sang kakak marah ia yang awalnya senang menjahili sang kakak langsung terdiam dan merasa bersalah.
"Maaf"ucapnya dengan lirih membuat Taufan menghela nafas.
"Pergilah aku buru2"usir Taufan hendak mempercepat epelannya karena ia ada janji dengan teman2nya.
Sang adik tidak langsung menurut ia menatap sang kakak yang tengah mengepel lalu pergi dari tempat tersebut.
*****
"Maaf telat"ujar Taufan lalu duduk di sofa milik temennya yang bernama Gempa padahal tuan rumah belum mempersilahkan ia duduk."Gak sopan"komen teman Taufan yang memiliki iris mata biru laut,Ice.
"Biarin aku lagi pusing jangan nambah masalah Ice"Taufan lalu mengeluarkan buku miliknya dari tas.
"Ada masalah apa babang beliung kok pusing"ucap temannya yang lain dengan nada mengejek,Blaze.
"Eh ketek berapi diam Lo"ucap Taufan ketus.
"Buset Lo gue bruh"canda Blaze.
"Blaze jangan begitu"peringat Gempa.
"Taufan kalau sudah menggunakan kata Lo gue berarti dia lagi marah entar dia ngamuk mau gimana disini gak ada pawang angin taufan"ucap anak beriris jingga,Solar.
"Ada masalah Fan?"tanya Gempa hati-hati.
"Paling masalah adiknya"celetuk Blaze semua orang juga tau bahwa Taufan tidak pernah akrab dengan adiknya.
"Segitunya banget kau benci ma dia"ujar Ice pritahatin dengan adik Taufan karena ia pernah berkunjung ke sana dan ia tau perlakuan Taufan pada adiknya.
"Fan kau gak kasian apa ma adikmu dia kan masih kecil wajarlah kalau nakal"ucap Gempa sambil menulis jawabannya yang ia temukan dari buku paket.
"Wajar,tiap hari aku mulu yang disalahin udah gitu nyusahin lagi benci pokoknya ma dia"ujar Taufan sambil membaca buku paket miliknya guna mencari jawaban.
Semua teman2nya hanya saling memandang satu sama lain.
"Jangan nyesel entar Taufan"peringat Solar.
"Gak akan"ucap Taufan enteng.
******
"Hei kok sendirian nanti diculik gimana?"tanya seorang anak berbaju hijau tua dan bernetra hijau muda,Duri.
"Aku gak ada teman"
"Mau main sama kakak"tawar Duri.
"Emang boleh?"tanya anak tersebut.
"Ya boleh lah ngomong2 nama kamu siapa?"
"Hali namaku Halilintar"
Semenjak pertemuan itu Duri dan Halilintar semakin akrab bahkan Duri mengajar Halilintar cara bercocok tanam.
"Kak Duri aku boleh memiliki satu tanamanmu saja?"tanya Hali hati2 karena ia tau Duri pasti ngamuk kalau berkaitan dengan tanamannya.
"Buat apa?"tanya Duri dengan nada tidak senang nah kan.
"It..itu besok adalah ulang tahun kakakku aku ingin memberikan ia sebuah hadiah"
"Hadiah kenapa tidak membelikan kan barang atau kue gitu"
"Aku tidak punya uang dan aku tidak mau menyusahkan orang tuaku nanti Kakakku marah lagi"
Duri nampak berpikir ia terlalu sayang dengan tanamannya bahkan setiap ada orang yang menyentuhnya ia pasti akan mengamuk.
~Bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
BoBoiBoy Story Elemental (Tuntas)
FanfictionDaftar Cerita Lengkap! Kisah para Boel dari mulai happy, funny sampai angst sekali pun ada di sini. Happy Reading