Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
********
"Sisa hidupmu hanya tinggal beberapa bulan lagi saja bisa berkembang atau pun berkurang tergantung pengobatan kemoterapi yang kau jalani atau kau mau langsung dioperasi tapi tingkat keberhasilannya hanya 20% saja"
"Lebih baik aku mati secara perlahan daripada mati kontan"
"Tapi ini jauh lebih baik daripada kau mati dengan penderitaan lebih baik begini kan"
"Enggak cukup dengan kemoterapi saja aku masih ingin hidup walau belum ada jaminan aku hidup akan lama lagi"
"Setiap manusia yang dilahirkan pasti akan kembali pada akhirnya kita tidak bisa merubah takdir tapi kita bisa merubah nasib"
"Aku tau itu"*dengan lirih*
Dokter itu kemudian menepuk bahu Halilintar pelan dan tersenyum menatapnya.
"Semangat lah Lin hidup itu penuh ujian dan cobaan tugas kita hanya menjalaninya tapi kita pasti akan mendapatkan semua jawaban dari ujian dan cobaan hidup yang kita lalui"
"Terima kasih dokter Sun"
*********
"Lin lu kenapa tumben banget diam biasanya gak bisa diam"
"Aku lagi malas ngomong capek aja gitu"
"Sejak kapan lu capek biasanya semangat 45 lu sampai monyet aja kalah"
-Diam-
"Lu sakit Lin?"
"Ahh kagak"*panik*
"Kenapa lu panik banget padahal gue cuma tanya doang lu pakai liptin ya"
Halilintar memakai liptin guna menyamarkan bibirnya yang pucat seperti mayat.
"Iya kenapa emangnya"
"Aneh aja lu Makai begituan"
"Emang kentara ya?"
"Iya kentara banget malahan"
-Hening seketika-
"Saudara lu tau lu sakit"
"Hah? Gimana²"
"Gak usah sok pura² deh Lo kena kanker otak stadium 4 iya kan"
"Lo tau dari mana Fang"
"Gue itu sahabat lu Lin gue tau semua tentang elu tapi kenapa elu nge-rahasiain ini dari kita"
"Bukan gitu gue cuma gak mau kalian sedih aja"
"Elu kalau sakit kita juga sedih Lin apalagi elu nge-rahasiain ini Lin ini masalah besar"
