"MENYINGKIR DARIKU DASAR PEMBUNUH",Taufan*menendang*.-berusia 17 tahun-
"TAUFAN!! apa yang kau lakukan dia adikmu",Fang-berusia 19 tahun-
"Dia bukan adikku dia pembunuh"*Pergi*.
"Hiks...hiks...hiks.."
"Tenang lah Halilintar ada Abang disini",Fang*memeluk Halilintar*.
"Ayo kita main permainan didunia ada dua pilihan membunuh atau dibunuh kau kebagian jadi pembunuh",Fang*memberikan pisau*.
"Tapi----
"Aku akan mengajari cara membunuh orang kau mau?"
"Iya"
Fang tersenyum menyeringai ia mirip dengan Halilintar ia juga diusir oleh abangnya dulu saat berusia 8 tahun,jadi sekarang ia menjadi pembunuh bayaran yang handal.
Fang membawa Halilintar ke sebuah tempat kali ini tugasnya adalah membunuh seorang atlet lari ingin dibunuh oleh pesaingnya.
Seharusnya ini menjadi tugasnya tapi ia ingin Halilintar yang membunuhnya.
"Kau lihat pria yang sedang melihat pemanasan itu?"
-Halilintar mengangguk-
"Sekarang coba bunuh dia"
"Tapi kenapa dia sepertinya baik"
"Lintar kan sudah dibilang hanya ada dua pilihan membunuh atau dibunuh emang kau mau dibunuh olehnya terlebih dahulu"
-Halilintar menggeleng-
"Bagus sekarang pergi kesana buat aku bangga oke"
Halilintar pun menurut dan mendekat ke arah pria tersebut ia terus berjalan dan saat sudah dekat ia mengayunkan pisau miliknya ke punggung pria tersebut.
~Cras~
Fang membenarkan kacamatanya tersenyum melihat Halilintar yang dengan beringas membunuh pria tersebut.
"Dia punya bakat"ucap Fang dengan takjub.
*******
-10 tahun kemudian-
"Oooh anak kecil rupanya hei adik manis apa kau tersesat?",Yaya.
Anak kecil itu mengangguk Yaya yang tidak tega pun menolong gadis tersebut.
Besoknya ada berita penemuan mayat wanita dia adalah Yaya siapa yang telah membunuhnya dan siapakah anak kecil tersebut.
