Spesial Request
uliyanachiha
******"Lintar mau ini aaaa"
"Pintarnya anak mama"
"Kayak gak punya tangan aja"
"Solar kamu gak boleh kayak gitu Abang kamu kan sakit"
"Sakit terus dasar penyakitan"
"SOLAR"
Solar berlari tanpa menghiraukan panggilan sang ibu yang terus saja memanggil namanya.
******
"Makasih ya bang Gem"
"Sama² Duri"
"Abang kamu baik ya beda sama Abang aku nyusahin aja tiap hari"
"Menurutku bang Lin baik kok kamunya aja yang gak bersyukur buktinya kemarin dia beliin kamu buku tapi kamu buang hatinya pasti sakit banget"
"Kamu gak tau aja abangku itu gimana semua kasih sayang orang tuaku diberikan terus sama dia aku apa² aku harus mandiri"
"Mungkin ortu kamu pikir kamu itu mandiri orangnya"
"Udahlah malas bahas beginian terutama bahas orang penyakitan itu"
"Kamu gak boleh gitu sol"
"Biarin aja memang benar faktanya"
******
"Selamat ulang tahun Halilintar dan Solar"
"Kenapa hari ulang tahunku harus disamain terus sih sama penyakitan i--
~Plaak~
Solar menatap bundanya yang baru saja menamparnya.
"AKU BENCI KELUARGA INI AKU BENCI KAU DASAR ABANG PENYAKITAN BAWA SIAL"
"SOLAR"
Halilintar menatap adiknya dengan sendu tidak bisa berbicara membuatnya sulit berkomunikasi dengan adik bungsunya.
-Solar-
******
"Hiks....hiks... Padahal aku pengen banget hiks..hiks.. ngerayain ultah sendirian kenapa harus bareng terus sih setiap tahun hiks..hiks.. padahal keluarga kita orang berada"
"Solar"
Solar menghapus air matanya lalu menatap Duri.
"Eh Bensin nangis toh"
~Tuk~
"Sakit Gem"
"Solar kamu kenapa kok nangis"
"Gak papa"
"Pengen main tebak-tebakan dia Gem"
~Pletak~
"Kenapa kepalaku terus sih jadi korban"
"Ini sudah mau malam Solar ikut bareng Abang aja ya"
"Yah jatah makan berkurang dong-- Iya iya Gem"
"Ayo Solar udah jangan nangis"
******
Solar menatap Halilintar dengan tajam lalu membuang muka.
Halilintar hanya diam lalu meletakan hadiah didepan Solar dan keluar.
Solar hanya melihat hadiah tersebut dan membuangnya ke tong sampah.
Solar kemudian beranjak ke ranjangnya hari yang cukup lelah menurut Solar ia pun tertidur.
Didalam mimpinya ia melihat seorang kakak dan adik sedang berlari-larian ditaman.
Lalu sang adik menuju ke tengah jalan sang kakak sudah berteriak memanggilnya namun sang adik tidak mengindahkan.
Alhasil sang adik pun tertabrak mobil karena tidak memperhatikan jalan.
"Tapi setelah ini Halilintar gak akan bisa bicara"
"Gak papa demi Solar Lintar mau ngelakuin apa saja"
"Operasinya kita mulai ya"
"Bang Lintar"
******
"Huaaaaa"
Solar menatap sekitar lalu memperhatikan Halilintar yang menatap dengannya khawatir.
"Huaaaa bang Lin maafin Solar"
Halilintar yang bingung cuma bisa menatap Solar yang menangis sejadi-jadinya kemudian membalas pelukan Solar.
"Huaaaa hiks..hiks...huaaaa"
"Hali Solar kenapa?"
-Solar tiba² nangis Ma mungkin buruk-
Bunda tersenyum karena menatap kedua anaknya yang saling berpelukan.
"Mungkinkah ingatan Solar kembali"
*******
"Bang Lin gak bakal pergikan"
-Enggak Bang Lin cuma mau ngunjungi kakek-
"Solar mau ikut"
-Jangan nanti siapa yang nemani Bunda-
"Tapi bang Lin nan--
-Bang Lin gak papa kok--
*******
"Gimana operasinya"
"Operasinya berjalan lancar tapi pasien belum juga kunjung sadar"
~Nit not niiiiiiiit~
"Halilintar kamu kenapa nak"
*******
"Bang Lin Solar kangen"
"Bensin ayo main"
"Kenapa kompor?"
"Itu Solar dari tadi melamun terus Beruang"
"Sol sepatu ayo main jangan melamun terus nanti kesurupan"
"Eh"
"SOLAR"
******
"Dia tiba² pingsan""Selamat tinggal Solar"
"BANG LIN BANG BOY"
Tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
BoBoiBoy Story Elemental (Tuntas)
Fiksi PenggemarDaftar Cerita Lengkap! Kisah para Boel dari mulai happy, funny sampai angst sekali pun ada di sini. Happy Reading