𝐌𝐚𝐚𝐟 𝐈

1.3K 106 8
                                    

Urutan Elemental
1.Gempa
2.Solar
3.Taufan
4.Blaze
5.Ice
6.Duri
7.Halilintar

-Dll-

******

POV Gempa

Kau berdiri didepan kami seolah-olah dirimu tidak bersalah.

Blaze melangkah maju lalu menampar kau aku hanya melihat saja karena itu sepenuhnya adalah kesalahan kau.

"Tega kau serang Duri sampai dia tak sadarkan diri"ucap Ice dengan marah.

"Maaf"cicit kau tapi kami semua hanya menatap nyalang ke arah kau.

"Pergi kau dari sini sebelum aku benar-benar akan menghabisimu"ucapku kau hanya menunduk kemudian berjalan keluar pintu dan pergi.

"Apa kita tidak terlalu jahat padanya"ucap adik bungsuku Halilintar.

"Kau membelanya Lin?"tanya Blaze marah hendak menghajarnya aku hanya menahannya kemudian menggeleng.

"Terjadi lagi"ucap Halilintar kemudian ia pergi keluar kurasa menyusul Solar aku tidak mengerti ucapannya barusan terjadi lagi apa maksudnya.

POV Gempa end

*****

Pov Solar

Aku menatap langit-langit kamar apartemen milikku setelah diusir oleh kakak sulungku tadi aku lebih memilih tinggal sementara di apartemenku sendirian.

~Ckleeek~

Pintu apartemen ku terbuka tapi siapa,yang memiliki kunci hanya aku sendiri.

Aku mengambil pukulan besbol yang ada di kamar apartemen tersebut dan bersiap memukul seseorang yang masuk ke apartemen ku diam2.

"Eh kau ingin memukulku"ujarnya sambil bersedekap dada.

"Ngapain lo kemari?"tanyaku dingin.

"Cuma pengen mastiin doang lu kagak bundir"jawabnya kemudian duduk di sofa yang ada di apartemen ku dasar adik gak ada sopan santun.

"Maaf itu bukan gaya seorang Solar"ucapku sambil bergaya dia cuman memandangku.

"Ya mana tau lu frustasi karena nyerang Duri sampai dia gak sadarkan diri habis itu lu bundir"

"Udah apa tujuan lo sebenarnya"

"Gak ada,emang gue gak boleh ngunjungi kakak sendiri"

Aku menaikan satu alisku semua orang tidak percaya padaku dan membenciku tapi adik bungsuku ini terlihat biasa-biasa saja padaku.

"Kenapa kau percaya padaku?"

"Ya enggak semua salahlu pasti ada sebabkan kenapa lu nyerang Duri"

"Dan lu gak marah"

"Untuk apa aku marah masalah tidak akan pernah selesai dengan amarah"

"Lu gak takut sama Gempa"ucapku takutnya adik bungsuku ini kena imbas dan berakhir dibenci oleh semua saudaraku yang lain.

"Ngapain gue takut lagian dia cuma kakak tiri gue"ucapnya sambil ngupil.

"Tunggu apa maksudmu kakak tiri"

"Makanya jangan ngerem mulu didalam kamar"

"Aku masih tidak paham apa maksudmu?"tanyaku penasaran dengan ucapannya barusan.

"Gue itu bukan saudara kembar lu semua gue itu anak pungut gak lihat ni muka beda ama kalian"

Kuperhatikan wajahnya memang sedikit berbeda dari kami tapi entah mengapa semua orang menganggap kami kembar tunggu kenapa aku baru menyadarinya sekarang.

"Lu tau darimana kalau lu bukan saudara kandung"

"Waktu si Blaze sama Ice berantem karena keluarga kalian itu antik banget yang berantem dua orang yang didiami semua orang termasuk gue"

"Eh didiami"

"iyalah kagak nyadar"

"Terus gue ke loteng buat nyari barang antik milik tok aba buat dijual kan lumayan,terus gue lihat ada peti misterius dan diberi peringatan jangan dibuka gue buka aja karena penasaran"

"Terus apa yang terjadi?"

"Gue haus boleh minum kagak?"

Dasar adek kampret gue penasaran sama ceritanya dia malah bisa2 seanteng itu.

"Ni"ku sodorin dia segelas air mineral.

"Ye gak ada yang lain jus gitu"

"Syukur masih ada air mineral daripada gue kasih air selokan gimana"

"Sans aja kali gue kan cuma nanya"

~Bersambung~

~Bersambung~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BoBoiBoy Story Elemental (Tuntas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang