Solar menatap hasil ramuan ciptaannya dengan kagum dan bangga.
"Gak sia² gue ngambil DNA seluruh keluarga gue secara diam²"
Author : What?
"Sekarang tinggal cari kelinci percobaan, tapi siapa?"
Solar menatap ke luar kamarnya hari ini semua sedang menjalankan misi kecuali ia dan Duri serta kakak pertama mereka Halilintar (Halilintar tidak pernah menjadi yang kedua:v).
"Mungkin Duri mau"
Solar lalu mengambil ramuannya dan membawanya keluar.
Ia berhenti di ruang tamu dan celingak-celinguk mencari kembaran fotosintesisnya tersebut.
"Nyari Duri dia ada misi dadakan", Halilintar*menjelaskan sambil baca novel*.
"Kak mau bantu Solar gak?",Solar.
"Bantu apa?",Lintar.
"Coba minum ramuan aku dong kak"
"Ogah"
"Please sekali aja"
"Ogah entar gue berubah gender kayak trio trouble maker waktu itu"
"Ayo dong kak waktu itu juga aku buat penawarnya untuk mereka"
"Enggak"
"Ih kakak mah"
"Sekali enggak ya enggak"
Halilintar kemudian beranjak dari sofa dan pergi ke kamarnya sambil membawa novel.
"Gimana ya caranya,semua udah pernah jadi kelinci percobaan kecuali kak Lintar"
Author : Tunggu apa?
Solar kemudian berpikir dan tak berapa lama ia mendapatkan sebuah ide.
"Kayaknya ini ide yang bagus deh"
*****
Halilintar menatap rumah yang terlihat sunyi tumben adiknya yang narsis itu tidak ada.
"Kemana dia?"
Halilintar merasa dirinya begitu haus sehingga pergi ke dapur guna mencari air minum.
Halilintar menemukan segelas susu dengan secarik kertas disampingnya.
"Bang, pinjam Solar bentar ya jaga rumah dan ini susu untuk Abang for Gempa"
"Tunggu ini benaran tulisan Gempa kan"
"Dilihat² sih iya"
Halilintar lalu meminum segelas susu tersebut hanya dengan sekali teguk, setelahnya tiba² tubuhnya terasa panas dan berat.
"Sialan lu bensin"
~Bruuuk~
Halilintar jatuh ke lantai sebelum itu dia melihat Solar dengan tersenyum sinis.
"Maafkan aku kak demi sains"
Halilintar ingin sekali mengumpat tapi semakin lama kesadarannya semakin menipis hingga akhirnya benar² tidak sadarkan diri.
"Wah gimana ya hasilnya?"
Author : adek laknat.
*****
"Kalau kangen suaraku kamu tinggal call me saja
Kalau mau bertemu kamu tinggal cari aku
Apakah kamu cinta
Apa kamu sayang
Aku mahu bersahabat sama kamu"nyanyi Gempa sambil berjalan menuju dapur dengan membawa bahan² dapur.Nyanyiannya terhenti saat melihat sang adik bungsu terlihat frustasi dengan penelitiannya.
"Weh ade ape tu?",Gempa.
"Uwaaaa, Kak Gem bikin orang kaget aja",Solar.
"Lagian kenapa sih kayak orang stres aja garuk² kepala lihat tu rambut udah kayak sarang burung tau",Gempa.
"Ih kakak apaan sih",Solar.
Gempa mengangkat bahu masa bodoh dan henda pergi namun terhenti karena mendengar sesuatu.
"Hihihi"
"Ssstt",Solar*sambil meletakkan jari telunjuknya di mulut*
"Suara apa itu?",Gempa.
"Gak ada suara apa² kok mungkin cuma halusinasi kakak aja",Solar.
"Kamu gak jadikan saudara kamu kelinci percobaan lagi kan Sol",Gempa*menatap penuh selidik*.
"Enggak kok--",Solar.
Belum sempat Solar selesai mengatakan kalimatnya Gempa sudah masuk ke kamar dan betapa terkejutnya Gempa melihat sosok mungil beriris merah Ruby terang sedang memeluk sebuah boneka Teddy bear.
~Gruuuk~Gempa menjatuhkan bahan² dapur ke lantai dengan mulut yang menganga.
Author : tutup woi nanti masuk lalat.
"Ampuni Solar kak",Solar*bersimpuh dihadapaan Gempa*.
"Sol kau!! SIAPA DIA YA AMPUN COMEL BANGET",Gempa*menggendong bayi tersebut dan menciumnya*.
Solar yang melihat hal itu hanya bisa swedrop.
"Tunggu dulu lambang petir,sehelai rambut putih mata iris Ruby",Gempa*sambil melihat bayi tersebut dengan teliti*.
Gempa lalu menatap Solar kemudian menatap bayi tersebut secara bergantian.
"Sol jangan bilang kalau kakakmu kebablasan",Gempa.
~Bersambung~
Comel gak sih Halilintar nya tenang aja itu cuma animasi dari gakuen baby sitter yang author ubah dikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
BoBoiBoy Story Elemental (Tuntas)
FanfictionDaftar Cerita Lengkap! Kisah para Boel dari mulai happy, funny sampai angst sekali pun ada di sini. Happy Reading