𝐌𝐚𝐚𝐟 𝐈𝐈

819 100 3
                                    

"Jadi apa yang kamu temuin di peti itu?",Solar.

"Apa ya coba tebak", Halilintar.

~Pluuk~

Solar melempar bantal ke arah adiknya tersebut yang cuma bisa cengengesan.

"Bisa serius gak Halilintar"

"Gitu aja ngambek"

"Au ah terserah mu gledek"

"Mau dilanjut gak ni ceritanya kalau gak mau aku tidur aja ni"

"Cerita lah pe'ak gue pemasaran"

"Ya santuy lah bro kalem"

"Ada apa dengan adek gue hari ini"

"Idih emang lu kakak gue"

Solar menatap ke arah Halilintar yang juga menatapnya ada rasa sakit di hati Solar entahlah dibilang begitu membuat Solar sakit hati.

"Fyuuuh"Halilintar menghembuskan nafasnya sepertinya dia salah ngomong.

"Oke di peti itu gue nemuin pakain bayi,boneka berlambang petir, dan mainan bayi lainnya terus gue nemuin sebuah surat"

"Surat?",Solar dan Halilintar mengangguk.

"Di surat itu tertera bahwasannya ibu kandung gue ngebuang gue dan kayaknya tok aba yang nemuin gue secara atok yang paling dekat sama gue"

"Dengan hanya surat Lo percaya bahwa lo bukan bagian keluarga elemental yang benar aja"

"Gak juga gue bahkan ngelakuin tes DNA bulan lalu", Halilintar (sambil ngupil santuy benar).

"Lalu apa hasilnya?"tanya Solar sudah berkeringat dingin.

Halilintar melempar amplop yang selalu ia bawa kemanapun karena takut ada yang membacanya biasalah keluarga besar gak ada sopan2nya main masuk ke kamar orang,tapi sepertinya kakak angkatnya ini bisa menjaga rahasia secara Solar terbilang anak yang cukup pendiam.

Solar membuka surat tersebut dan dia begitu terkejut setelah selesai membacanya.

"Itu sebabnya selama ini kau selalu menjaga jarak jika kami sedang bersama"

"Gak juga gue cuma gak pengen jadi nyamuk kalau kalian lagi berdamai biasanya gue cuma bisa bernafas lega karena setelah itu pasti gue gak dikacangin lagi"

"Maaf kalau selama ini kau merasa dilupakan jika kami bertengkar"

"Not problem lagian ada Fang yang bisa gue ganggu"

"Lu kok santai benar sih"

"Terus gue harus ngapain jungkir balik,push up atau gantung² gak jelas di hutan kayak monyet"

"Bukan emang lu gak sedih"

"Sedih kenapa gue malah bersyukur karena udah dibuang sama manusia yang gak ada hati", Halilintar (mengepalkan tangannya)

Kemudian Halilintar merasakan seseorang memeluknya dari belakang siapa lagi kalau bukan Solar.

Cukup lama mereka berpelukan lalu Solar melepaskan pelukannya karena merasa Halilintar tidak nyaman.

"Maaf tapi gue cuma pengen bilang tetap anggap kami keluarga walau bukan keluarga kandung lu"

"Ya gue berharap sih gitu tapi gue selalu ngerasa gue gak cocok sama kalian secara kalian itu keluarga kandung dan gue cuma anak pungut"

"Berhenti ngomong kayak gitu lu bukan anak pungut lu adik kami adik bungsu kami", Solar (sedikit dengan nada bentakan).

Halilintar yang dibilang seperti itu cuma bisa tertawa pelan.

"Btw kenapa lu nyerang Duri?"

"Karena dia hampir mengeluarkan reversenya"

"Wow emajing"

"Emajing bapak Lo"

"Gue gak tau siapa bapak gue btw gue numpang tidur ya malas gue pulang entar diomelin sama Gempa bumi"

*****

"Yakin lu bakal jalanin misi gimana kalau misinya jadi hancur karena pertengkaran kalian?"tanya Halilintar.

Sekarang mereka sedang diperjalanan menuju tapops di dibawah kedai tok aba aliasa Tapops-U(tapops underground)

"Yakin apa pun yang terjadi gue bakal jalanin misi ini bukan tentang keluarga tapi tentang keselamatan galaxy"

"Puitis yang bagus"

"Halilintar , Solar"panggil seseorang siapa lagi kalau bukan atok kesayangan elemental bersaudara Tok Aba.

"Tok Aba"seru Halilintar gembira berbeda dengan Solar yang biasa-biasa saja saat bertemu tok Aba.

"Bolt sekarang udah gede ya padahal dulu masih bayi?",Tok Aba.

"Bolt?",Solar.

"Ih atok kan Halilintar udah bilang jangan panggil Halilintar begitu kalau ada orang", Halilintar (menahan malu sampai pipinya memerah).

"Pffft Bolt nama panggilan macam apa itu Hahahaha", Solar (tertawa dengan gaya cool)

"Oh ini dia si pembunuh",Blaze.

"Blaze jangan gitu kita tidak ada hubungan dengannya ayo masuk",Ice.

Mereka berdua lalu masuk ke markas tapops-U sementara Solar sedang menahan marah.

"Cie marah", Halilintar.

~Bersambung~

BoBoiBoy Story Elemental (Tuntas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang