"Makasih udah temani aku bujuk Ais",Blaze*tampak murung*.
"Tidak masalah tapi dia tetap menang", Halilintar*dengan lirih*.
Blaze berhenti berjalan melihat ke belakang sebuah kubah es yang perlahan² menjadi besar.
~Puk~
"Tidak papa biarkan saja aku rasa dia waktu butuh sendiri", Halilintar.
"Makasih",Blaze.
"Ugh"*memegang dadanya*.
"Lin kau tidak papa?",Blaze*panik*.
"Aku baik² saja", Halilintar*kesulitan bernafas*.
"Aku tidak pernah melihat teknik serangan Ais barusan kau tidak membeku diluar tapi membeku didalam",Blaze*menatap Halilintar yang kesakitan.
~Bruuuk~
"HALILINTAR"
******
"Kalau yang terkena serangan Ice itu Taufan,Gempa,Blaze maupun Solar tidak masalah tapi ini Halilintar dia itu lemah terhadap Es apalagi Air"terang dokter dengan serius.
"Seluruh selnya membeku dan memperlambat aliran darah sehingga terjadi penyumbatan di jantungnya"
Sang dokter terdiam sejenak menatap ke 5 remaja yang memiliki rupa yang sama namun berbeda penampilan tersebut dengan wajah yang sulit diartikan.
"Cara satu²nya adalah membujuk Ice untuk mencairkan es didalam tubuh Halilintar waktu kita hanya 24 jam lewat batas waktu ucapkan selamat tinggal pada Halilintar",dokter tersebut kemudian berjalan keluar dari ruangan Halilintar.
"Tapi--
~Bam~
Gempa menatap dokter tersebut dengan putus asa lalu melihat Halilintar yang tertidur dengan alat² rumah sakit yang menempel di badannya.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada Ais",Solar*marah*.
"Aku rasa dia tidak bermaksud seperti itu",Duri.
"Tidak bermaksud lalu kenapa dia menyerang Halilintar dan Blaze",Solar*membentak*.
"Solar tenangkan dirimu ini rumah sakit",Gempa.
"Ais"lirih Blaze.
******
Kalian mengabaikanaku kalian berpikir aku adalah orang yang tidak berguna karena kerjaanku hanya tidur saja.
Asal kalian tau aku begitu karena aku tidak tau caranya dekat dengan kalian dasar menyebalkan.
"𝐁𝐮𝐭𝐮𝐡 𝐁𝐚𝐧𝐭𝐮𝐚𝐧"
Aku menatapnya sudah beberapa hari ini dia terus ada dipikiranku,aku tidak tau siapa dia,tapi dia mengatakan bahwa dia adalah sisi kegelapanku yang selama ini kupendam.
"𝐁𝐢𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐬𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐧𝐦𝐮 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚"
Aku terdiam lalu perlahan² mataku begitu berat untuk kubuka dan kegelapan kembali menyerang diriku.
"Ais"
tapi sebelum itu Samar² aku masih bisa mendengar kembar terdekatku berteriak memanggil diriku.
_-_-_-
Aku membuka mataku pertama yang kulihat adalah Halilintar dan Blaze yang sudah kewalahan.
Aku tidak ingin mereka terluka jadi aku mengusir mereka.
"Pergilah"
"Tapi Ais"
"Ais sudah mati"
******
Blaze menatap Halilintar dengan sendu karena ingin membantu dirinya kakaknya itu terluka bahkan nyawanya sekarang sedangkan terancam bahaya.
"Laze"
Blaze menoleh lalu matanya membulat sempurna kakaknya bangun padahal tadi kondisinya kritis.
"Selamatkan Ais aku tau kau bisa"
"Aku tidak bisa aku saudara terburuk yang pernah ada hiks..hueee"
"Jangan nangis Laze dasar cengeng"
"Ais menjadi jahat dan sekarang kau terluka aku benar² kakak dan adik yang buruk"
"Oh Laze kalau kau tidak ada Ais juga tidak akan ada kalian itu api dan air yang satu rusuh yang satunya tenang"
"Benar"
"Pergilah bawa Ais pulang"
~Nit nit nit~
"HALILINTAR"
*****
"Ice",Gempa.
"Apa yang kalian lakukan disini"
"Dasar kau--
~Plaaak~
Mereka berempat menatap Blaze dengan terkejut yang barusan menampar Ice.
"Gara² kak Lintar terluka apa sebenarnya maumu?",Blaze.
"Apa maksudmu aku bahkan tidak menyerangnya",Ice.
"Nyawa kak Lintar dalam bahaya",Taufan.
"Jangan membuatku khawatir apa yang terjadi pada kak Lintar"
"Kau membekukan jantungnya alat tubuh yang paling berharga",Solar.
"Ais berhentilah menjadi seperti itu tolong sembuhkan kak Lintar",Taufan*meneteskan air mata*.
"Waktunya tidak banyak hanya sampai matahari terbit jika tidak--",Solar.
"Kak Lintar akan pergi selama²nya",Blaze.
~Bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
BoBoiBoy Story Elemental (Tuntas)
FanfictionDaftar Cerita Lengkap! Kisah para Boel dari mulai happy, funny sampai angst sekali pun ada di sini. Happy Reading