𝐖𝐨𝐫𝐥𝐝 𝐈𝐧 𝐂𝐨𝐦𝐚 𝐈𝐈𝐈

735 95 2
                                    

"Temen buang anganmu jauh2 sekarang kita mulai saja"ucap Fang mengeluarkan aura bayangnya lalu bayang2 itu mulai mengarah ke Halilintar.

~Syuuut~

Halilintar hanya bisa terdiam menutup wajah dengan kedua matanya.

~Traang~

Halilintar membuka wajahnya sosok berbadan tegap dengan aura biru dengan kupu2 di sekelilingnya berada tepat didepannya menangkis semua bayang2 milik Fang.

"Kan sudah kubilang jangan sampai kau melukai dirinya"ucap sosok tersebut dengan dingin yang ternyata adalah Taufan.

Flash back

Taufan sudah ngos-ngosan menghadapai semua iblis sendirian.

Dengan kondisi nya yang menjadi anak2 tidak mungkin ia dapat mengalahkan semua iblis sendirian.

Saat Taufan sedang lengah sosok iblis menyerangnya namun terjadi sesuatu dua sosok dengan aura orange dan Aquamarine berada didepannya menangkis serangan iblis tersebut.

"Butuh bantuan Fan?"

"Sudah dibilang jangan keluyuran"

Taufan tersenyum mendengar ucapan kedua sahabatnya yakni Blaze dan Ice mereka adalah malaikat maut mereka bertemu tidak lama hanya dua bulan yang lalu saat Taufan meninggal karena kecelakaan.

"Kalian datang pada waktunya"ucap Taufan lalu sebuah aura biru tua dengan kupu2 disekitarnya mulai merubah tampilan Taufan dari yang anak2 menjadi dewasa.

"Begini baru sahabatku"ucap Blaze mengacungkan kedua jempolnya.

Mereka bertiga lalu menghabisi semua iblis tersebut dengan Ice yang sesekali memarahi Taufan karena keras kepala.

"Maaf merepotkan kalian setelah ini aku akan pergi tapi izinkan aku melakukan sesuatu untuk orang yang kucintai"

"Baiklah tapi hanya kali saja"ucap Ice walau sebelumnya ia sempat marah namun ia tidak tega dengan Taufan.

"Terima kasih"

******
"Kan sudah kubilang jangan sampai kau melukai dirinya"

"Pengganggu"umpat Fang lalu menyerang Taufan.

"Mari kita selesaikan ini"ujar Taufan.

Tak berapa lama Fang sudah terkapar tidak berdaya karena serangan Taufan.

"Dia sedikit menyeramkan jika marah ya"ujar Blaze pada Ice dan Ice hanya mengangguk.

"Baiklah Taufan masa mu sudah habis"ucap Ice dan Taufan hanya bisa menghela nafas.

"Boleh kuantar ia ketempat asalnya,kumohon"pinta Taufan walau sebelumnya Ice sempat ingin mengatakan sesuatu namun tidak jadi dan bisa mengangguk pasrah membuat Taufan tersenyum.

Halilintar hanya menatap Taufan lalu di kedua sisi matanya mulai mengeluarkan air.

"Papa"panggil Halilintar membuat Taufan tertegun sebentar lalu tersenyum dan memeluk Halilintar dengan erat.

"Papa Lin kangen"ucap Halilintar menangis dipelukan Taufan.

"Papa juga merindukanmu Lin jangan menangis bukannya kau sudah berjanji pada Mama kau tidak akan menangis"ucap Taufan menenangkan Halilintar.

Beberapa menit tangisan Halilintar mulai berhenti.

"Halilintar harus kembali"ucap Taufan dengan lirih.

"Lin hanya ingin bersama Papa"

"Ini bukan dunia Lin emang Lin gak kangen Mama?"

Halilintar mengangguk menatap papanya lekat2.

"Papa ikut?"

Taufan hanya terdiam mendengar pertanyaan dari putranya.

"Papa akan menjaga Halilintar dan Mama dari sini"

Halilintar hanya diam lalu mengangguk membuat Taufan tersenyum lebar.

"Lin anak pintar ayo Papa antar Mama pasti sudah menunggu"

Halilintar mengangguk lalu Taufan menggandeng Halilintar membawanya ke tempat yang seharusnya Halilintar berada.

"Fan waktunya cuma 5 menit"peringat Ice pada Taufan dan Taufan mengangguk tanda paham.

Ice hanya menghela nafas lalu Ia dan Blaze saudara kembarnya mulai mengeluarkan cahaya orange dan Aquamarine kemudian menghilang.

Sementara Taufan membawa Halilintar ke tempat asalnya dan mereka sudah sampai.

"Ayo masuk Mama sudah menunggu Lintar"

Halilintar hanya diam menatap pintu tersebut lalu menatap Taufan dan memeluknya.

"Aku sayang Papa"

Halilintar kemudian masuk ke dalam pintu dan melambaikan tangannya pada Taufan yang perlahan-lahan mulai menghilang ditelan cahaya putih.

*****

~Nit~ ~Nit~ ~Nit~

"Halilintar!"pekik seseorang saat Halilintar tersadar dari komanya.

"Mama!"

Gempa selaku mamanya Halilintar memeluknya yang sudah koma hampir 1 tahun tersebut.

"Ini hampir mustahil kondisinya tiba2 menjadi stabil"ucap dokter yang menangani Halilintar dengan name tag Solar.

Seseorang mengusap punggung Gempa dan tersenyum pada anak yang dipeluk Gempa.

"Setidaknya mereka bersama kembali"ucap seseorang berbadan gempal sahabat Gempa yang bernama Gopal.

"Syukurlah kalau begitu"ucap Solar tersenyum senang karena keponakannya sudah sadar.

"Maaf aku telah meninggalkan kalian tapi aku berjanji akan selalu menjaga kalian"ucap seseorang dari kejauhan lalu menghilang.

End

End

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BoBoiBoy Story Elemental (Tuntas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang