Somebody

810 68 8
                                    

Spesial request
MwildanFawaiz

Spesial requestMwildanFawaiz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author tidak terlalu mengerti jadi ini author usahain semoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Author tidak terlalu mengerti jadi ini author usahain semoga suka.

******

"Kalian akan menjalankan misi diperbatasan kota hilir dan pulau rintis", Halilintar.

"Hanya kami berlima bagaiamana dengan Solar?",Gempa.

"Dia ada tugas khusus disini kalian pergilah", Halilintar.

"Baik pak",Serentak.

"Asik pergi bersama",Blaze.

Halilintar menatap kelimanya dengan datar tapi ia tidak tau bahwa itu adalah kali terakhir ia melihat adik²nya.

******

Halilintar menggenggam kertas tersebut dengan erat setelah ditugaskan mereka berlima tak kunjung kembali membuat Halilintar frustasi.

Adik² Halilintar sudah tidak kembali sejak beberapa bulan yang lalu ada yang mengatakan mereka sudah menjadi korban akan keserakahan partai komunis malaya(benarkan? Maaf 🙏 kalau salah)

"Bagaimana sudah ada titik terang?", Halilintar.

"Belum Duri bahkan masih koma jika dia sadar mungkin itu akan membantu"

"Aku yakin sekali jika ini ulah mereka"

"Aku juga berpikiran begitu tapi kita tidak memiliki bukti"

"Jika tidak kudapatkan bukti itu dengan cara baik maka cara kekerasan yang akan aku gunakan"

"Maksudmu kau akan kembali menjadi dia"

"Lalu!! adik²ku yang menjadi korban akan keserakahan mereka maka mereka juga akan yang bertanggung jawab untuk ini"

"Jangan Lin bagaimana jika kau tidak kembali kau jenderal terbaik disini"

"Jika aku tidak kembali katakan lah pada adikku Solar dia harus meneruskan pangkat ini"

"Tapi... Baiklah berhati² lah Lin mereka itu licik"

"Aku tau itu"

*******

"Ampuni beta, Beta tidak bersalah"*sudah berlumuran darah*.

"Aku bertanya sekali lagi apa yang kau tau soal mereka"*menodongkan pistol*.

"Beta tidak tau apa pun"

"Kau tau apa yang terjadi jika aku menarik pelatuk ini"

"Merekaadadimarkashutansedangmenyandraadikmu"*berbicara tanpa jeda*.

~Dor~

Halilintar kemudian berjalan keluar dan menuju ke tempat tersebut.

******

Halilintar menendang pintu disana terlihat adik²nya yang sudah babak belur dan tak sadarkan diri karena disiksa.

"Ba...Ng...Lin.."

"APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA ADIK²KU"

~Bruk~ dijatuhkan ke lantai oleh anak buah mereka.

"Halilintar jenderal tentara terbaik bagaimana jika kau tidak terlalu ikut campur dalam masalah orang lain"

"Apa yang akan kau lakukan?"

Mengarahkan pistol pada adik²nya.

"Jang---

~Dor~

"Hentikan itu"

~Dor~

"KUBILANG HENTIKAN ITU"

~Dor~

~Dor~

Halilintar menatap ke empat adiknya yang meregang nyawa didepan matanya.

"Seharusnya aku tidak menugaskan kalian untuk misi ini maaf"

Halilintar meneteskan air matanya seorang Halilintar yang belum pernah sekalipun menangis kini menangis sungguh luar biasa kejamnya partai komunis.

"Sudah kubilang kan jangan ikut campur urusan kami, habisi dia"

Para partai komunis tersebut kemudian pergi meninggalkan Halilintar beserta dua anak buah mereka yang siap untuk menghabisi Halilintar.

******

"Berita mengejutkan akhirnya setelah beberapa lama rencananya partai komunis untuk mengubah negeri Melayu menjadi komunis akhirnya berhasil digagalkan kini mereka harus mempertanggung jawabkan perbuatan mereka dibalik jeruji besi"

"Berita yang lebih mengejutkannya lagi ternyata yang membongkar rencana tersebut adalah Halilintar jenderal tentara terbaik diangkatannya"

*******

"Errrgh"

"Duri kau sudah sadar syukurlah"

"Ba--ng--So--lar"

Duri menatap sekitarnya disana terlihat Taufan,Gempa,Blaze dan Ice tersenyum lalu menghilang menjadi serpihan cahaya.

Sementara itu Halilintar menatap beberapa bingkai foto didepannya hari ini adalah ucapara pemakaman untuk orang yang telah berjasa menggagalkan rencana partai komunis.

Tidak ada suara hanya ada Isakan tangis dari sanak saudara karena keluarga mereka menjadi korban keserakahan partai komunis tersebut.

Halilintar menatap ke atas langit yang sudah terlihat mendung padahal perkiraan cuaca hari ini cerah bercahaya.

Tapi langit pun mengerti akan kesedihan yang dirasakan oleh Halilintar Bolehkah jika waktu diputar kembali ia tidak akan menugaskan adiknya untuk hal tersebut.

~Tes tes tes~

~Drassssss~

~gludug gludug~

"Lin ayo pulang hujannya makin deras nanti kau sakit"

"Tidak sesakit apa yang dirasakan oleh adik²ku bukan"

"Egh Halilintar"

Tamat

BoBoiBoy Story Elemental (Tuntas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang