44

136 21 3
                                    





Chan Yun masih tak percaya dengan semua ini. Bagaimana bisa kini kedua Orang Tuanya sudah duduk manis di atas sofa mewah milik keluarga Kim. Sang Ibu terlihat begitu bahagia dengan sebuah senyuman yang terukir dari belah bibirnya. Sedangkan sang Ayah menatap takjub pada rumah mewah yang ia yakini adalah rumah dari calon menantunya. Sungguh luar biasa Kim Chan Yun bisa mendapatkan calon suami sekaya ini.

Ibu Chan Yun masih tak menyangka dengan apa yang kini ia lihat, ruang tamu yang begitu luas. Hiasan dinding yang sangat jelas berharga mahal. Berbeda sekali dengan keadaan rumahnya yang berada di Daegu. Bahkan tempat tinggalnya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan ruang tamu milik calon suami sang Puteri. Selama ia menjadi seorang Ibu dari Kim Chan Yun, sebelumnya ia tidak pernah merasa sebangga ini terhadap Puterinya. Saat duduk di bangku sekolah Chan Yun bukan termasuk tipe Anak yang pintar, otaknya sangat pas-pasan. Puterinya tidak pernah mendapatkan juara dikelasnya. Hanya sebagai seorang murid yang terkenal pendiam, tak banyak bicara dan juga tak banyak beraktifitas. Banyak mata pelajaran yang tidak Chan Yun sukai, termasuk olah raga. Warna kulitnya sangat putih, cenderung pucat, karena itu pula ia benci jika harus terkena sinar matahari di lapangan saat jam olahraga berlangsung. Dulu saat ia masih berada di Junior High School ia seringkali di bully karena warna kulitnya yang sangat putih.

Sang Ibu masih tidak percaya dengan semua ini. Apa ia sedang bermimpi, jika memang saat ini ia sedang bermimpi tolong jangan bangunkan dia dari mimpinya yang indah ini. Baru kali ini ia merasa sangat bangga kepada sang Anak. Setelah acara pertemuan keluarganya dengan keluarga calon menantunya berlangsung, ia akan segera memeluk sang Anak dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Anak yang selama ini tidak pernah ia banggakan sama sekali karena memang tak ada yang dapat dibanggakan dari seorang Kim Chan Yun selain kulitnya yang sangat putih.

"Chan duduklah disebelah Ibumu." ucap Namjoon sembari tersenyum begitu lembut.

Chan Yun mengangguk, ia merasa sangat senang karena dapat bertemu dengan kedua Orang Tuanya. Pada akhirnya Chan Yun melangkahkan kakinya pelan mendekat kearah Ibu dan Ayahnya yang kini tengah duduk di sofa sembari tak henti-hentinya mengumbar sebuah senyuman kepadanya. Jadi ini yang dibilang kejutan oleh Kim Namjoon. Calon suaminya membawa kedua Orang Tuanya untuk bertemu dengannya secara langsung.

Ibu Chan Yun beranjak dari duduknya, lalu segera memeluk sang Puteri dengan sangat erat, "Bagaimana kabarmu, Nak?" tanya Nyonya Kim kepada sang Puteri.

Chan Yun tersenyum, terlihat sekali bahwa gadis itu kini merasa sangat bahagia lantaran bisa bertemu dengan kedua Orang Tuanya, "Baik, Eomma. Aku merindukanmu." ucap Chan Yun sembari menepuk pelan punggung sang Ibu.

Namjoon merasa senang karena dapat membuat sang calon istri bahagia hanya dengan cara yang begitu sederhana. Mempertemukan Chan Yun dengan kedua Orang Tuanya saja sudah dapat membuat gadis yang sangat ia cintai tersebut merasa begitu bahagia. Baginya membuat Chan Yun bahagia adalah hal yang sangat mudah, Chan Yun adalah gadis sederhana dan karena kesederhanaan itu pula Namjoon dapat terpikat oleh Kim Chan Yun.

Akhirnya yang sedari tadi ditunggu pun datang. Nyonya Kim selaku Ibu kandung dari Kim Namjoon pun melangkahkan kakinya untuk mendekat kearah kedua Orang Tua sang calon menantu. Memberikan sebuah senyuman tipis yang terukir dari belah bibirnya. Wajah tegasnya masih terpampang jelas saat ini. Meskipun usianya sudah tak lagi muda, Nyonya Kim masih terlihat cukup cantik dan terlihat begitu anggun dalam hal berpenampilan. Berbeda sekali dengan Ibu dari Chan Yun yang terlihat begitu sederhana, membuat Perempuan yang terlahir di Daegu tersebut merasa minder karena penampilannya.

"Aku merasa senang karena bisa bertemu langsung dengan kedua Orang Tua dari calon menantuku." ucap Nyonya Kim sembari mendudukkan dirinya tepat disebelah sang Putera.

"Saya juga merasa sangat senang. Terima kasih karena telah menyuruh orang untuk jauh-jauh menjemput saya dan suami untuk datang kesini."

Nyonya Kim mengangguk, ia meraih tangan sang Putera untuk digenggamnya. Sebagai seorang Ibu yang telah melahirkan Kim Namjoon, ia cukup peka jika saat ini sang Putera tengah merasa gugup karena pertemuan pertama kalinya dengan keluarga Chan Yun.

"Chan Yun dan Puteraku akan menikah satu minggu lagi."

Kedua mata Ayah dan Ibu Chan Yun seketika terbelalak lantaran merasa kaget dengan penuturan dari Nyonya Kim barusan. Pasalnya sang Puteri tidak pernah memberitahukan hal ini sebelumnya. Bahkan Chan Yun menjalin hubungan dengan Pria kaya raya pun kedua Orang Tuanya tidak ada yang tahu. Tentu saja kedua Orang Tuanya merasa sangat terkejut tatkala mengetahui jika pernikahan Puterinya akan diadakan satu minggu lagi, harusnya Chan Yun memberitahukan hal sebesar ini terlebih dulu kepada Ayah dan Ibunya.

"Satu minggu lagi? Apa itu tidak terlalu cepat? Ah, maksudku Chan Yun tidak pernah memberitahukan hal ini sebelumnya. Tahu-tahu dia akan menikah saja." protes Tuan Kim merasa tak terima, seharusnya sudah dari jauh-jauh hari sang Puteri memberitahunya perihal kabar besar seperti ini. Bahkan hubungan yang terjalin antara Kim Namjoon dan Puterinya pun ia tak pernah tahu.

Nyonya Kim tersenyum, raut wajahnya terlihat begitu tenang, "Ada hal yang belum kalian ketahui sebelumnya." ucap Nyonya Kim sembari menatap Ayah dan Ibu Chan Yun secara bergantian, "Ceritanya cukup panjang. Mungkin setelah pulang dari sini Chan Yun akan menceritakan hal tersebut pada kalian berdua. Tapi yang jelas, Kim Chan Yun sudah setuju jika pernikahan keduanya akan diadakan satu minggu lagi. Puteraku sudah menyiapkan semuanya." lanjut Nyonya Kim.

Ayah dan Ibu Kim Chan Yun saling mengisi pandang, namun pada akhirnya keduanya pun mengangguk sebagai tanda jika keduanya setuju dengan apa yang baru saja dikatakan oleh sang calon besan. Tak ada yang dapat dilakukannya selain menyetujuinya, menolak pun tidak mungkin. Karena sedari awal ia kedua Orang Tua Chan Yun memang memimpikan seorang menantu yang tampan dan juga kaya raya.

Chan Yun tersenyum penuh arti, ia menatap pada sang calon suami yang saat ini juga tengah menatapnya. Keduanya nampak sekali bahagia. Pada akhirnya perjuangan cinta keduanya tidak pernah sia-sia. Sejauh apapun Namjoon pergi, jika Tuhan telah mentakdirkan keduanya untuk bersama pada akhirnya Namjoon akan kembali pada Chan Yun. Meskipun tak sedikit rintangan yang menghampiri keduanya. Saat Namjoon mengalami lupa ingatan dan tak mengingat Chan Yun sedikitpun, ingin rasanya Chan Yun menyerah saat itu. Tapi rasa cintanya pada Namjoon begitu besar hingga membuatnya memilih bertahan sampai akhir. Meskipun Namjoon pernah menorehkan luka yang cukup dalam pada hatinya karena Pria itu pernah meninggalkannya begitu saja tanpa sebuah alasan, hal tersebut lantas tak membuat Chan Yun membenci Namjoon begitu saja.

Rasa cinta yang besar mengalahkan segalanya.




















****

Ide lagi ga ngalir tapi aku paksain buat tetp nulis. Jadinya malah kayak gitu.

My Stupid Boss 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang