96

70 10 28
                                    











"Babby, ayo kita pergi berkunjung ke rumah Jimin. Aku ingin sekali menggendong anaknya." ucap Chan Yun dengan sebuah senyuman yang mengembang.

Namjoon merasa jika saja istrinya sudah jatuh hati pada bayi menggemaskan yang tak lain adalah anak dari sepupunya. Sampai terkadang di malam hari sebelum tidur Chan Yun mengelus lembut perutnya dan berdo'a kepada Tuhan agar bayinya nanti lahir dengan wajah yang menggemaskan seperti anak laki-laki dari Park Jimin dan Keina. Tentu saja sebagai ayah biologis dari calon bayi yang masih berada di dalam perut istrinya Namjoon merasa tidak terima dengan harapan sang istri. Chan Yun kira selama ini Namjoon tidak menggemaskan. Bahkan ia lebih menggemaskan daripada sepupu bertubuh tidak terlalu tingginya itu.

"Aku takut Keina dan anaknya sedang tidur siang, jadi kita pergi kesana sore hari saja."

"Keina mengatakan lewat pesan jika dia sedang tidak tidur siang. Bahkan dia bilang jika saja ia merasa sangat bosan. Lagipula kalau kita kesana sore nanti ada Park Jimin." ucap Chan Yun.

"Memangnya kenapa jika ada Jimin? Kau tidak suka dengannya?" tanya Namjoon.

Sebagai seorang suami Namjoon memaklumi saja jika sang istri tidak menyukai sikap dari sepupunya tersebut. Pasalnya Jimin sangat posesif dan juga pemarah.

"Bukan begitu. Dia baik, hanya saja sangat menyebalkan." jawab Chan Yun penuh kejujuran. Tidak peduli jika saja Pria bermarga Park tersebut adalah sepupu dari suaminya. Pasalnya semua orang sudah tahu bagaimana sikap Jimin.

Namjoon tersenyum mendengar penuturan sang istri barusan. Sebagai seorang sepupu yang menemaninya sejak kecil, tentu saja Namjoon paham betul akan sikap Pria bermarga Park tersebut. Selain menyebalkan Park Jimin juga sangat mesum, sama halnya seperti dirinya. Karena memang sikap mesum Jimin ia sendiri yang mengajarkan.

Sungguh sepupu yang sangat baik.

"Tapi jangan terlalu sering kesana. Aku takut Jimin merasa tidak nyaman dengan kehadiran kita yang sangat sering."

Chan Yun mengangguk, "Aku tahu kok. Lagipula aku sudah meminta izin dulu pada Keina lewat pesan. Kalau dia mengizinkan aku akan kesana. Tapi kalau misalkan dia merasa keberatan karena akan beristirahat aku tidak akan pergi kesana. Jujur aku sangat ingin sekali menggendong bayi sahabatku itu. Dia sangat manis dan juga lucu."

"Anak kita juga pasti akan sangat manis saat lahir nanti. Kau lihat saja lesung pipitku." ucap Namjoon sembari tersenyum hingga memperlihatkan lesung pipitnya.

Sejak menikah dengan Kim Namjoon, rasanya kesehatan jantung Chan Yun mulai tidak aman. Selain sering membuat jantungnya hampir meledak karena untaian kata manis yang Pria itu ucapkan, perilaku Namjoon padanya juga begitu manis. Sungguh rasanya Chan Yun ingin pensiun saja menjadi istri Namjoon. Lantaran merasa tidak kuat dengan kadar kemanisan sang suami yang mengalahkan manisnya gula.

"Kau manis sekali, astaga. Kenapa kau manis sekali." ucap Chan Yun sembari menyentuh lesung pipit suaminya.

"Kenapa kau hanya menyentuhnya? Pria manis ini milikmu, kau boleh lakukan apapun padanya." ucap Namjoon yang semakin membuat Chan Yun tersipu malu.

Chan Yun menjauhkan tangannya dari pipi sang suami, "Jangan membuatku malu."

"Malu kenapa? Aku ini suamimu. Kau boleh melakukan apapun pada Pria manis yang sekarang berdiri di depanmu ini." ucap Namjoon sembari mendekatkan wajahnya pada wajah sang istri. Berharap jika saja Chan Yun memberikannya sebuah ciuman. Sebenarnya bisa saja ia mencium istrinya terlebih dahulu. Hanya saja itu sudah terlalu sering ia lakukan. Namjoon ingin istrinya yang memulainya terlebih dulu.

My Stupid Boss 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang